LBJ – Pebisnis dan akademisi, Rhenald Kasali, melontarkan kritik terhadap cara Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka bersama sejumlah pejabat negara menyambangi kawasan terdampak banjir dan longsor di Sumatra. Menurutnya, negara tidak cukup hadir lewat simbol dan pernyataan, tetapi harus bergerak cepat melalui tindakan nyata di lapangan.

Sorotan Rhenald muncul setelah beredar momen Gibran menanyakan ketersediaan sinyal internet di posko pengungsian Aceh, sementara kebutuhan dasar warga masih jauh dari kata terpenuhi. Melalui unggahan di media sosial, Rhenald menegaskan bahwa persoalan utama korban bencana adalah soal hidup paling mendasar.

“Memang masyarakat di sana enggak punya listrik, enggak punya internet. Jangankan internet, listrik aja susah. Makan juga susah,” kata Rhenald Kasali, dikutip dari akun Instagram pribadinya.

Baca juga : Bantuan 30 Ton Beras UEA Tak Jadi Dikembalikan, Bobby Nasution Pastikan Tetap Disalurkan

Ia menilai kondisi riil para pengungsi kerap tidak sepenuhnya sampai ke pengambil kebijakan. Padahal, informasi soal keterbatasan logistik, listrik, dan akses pangan sudah tersebar luas di media sosial dan pemberitaan.

“Jadi, fakta-fakta tidak sampai ke berbagai tempat walaupun di sosial media udah besar sekali berita-berita tentang itu,” ujarnya.

Rhenald menegaskan publik kini tidak lagi menunggu pernyataan atau janji, melainkan langkah konkret dari para pejabat negara. Ia meminta agar penanganan bencana tidak berhenti pada kunjungan simbolik atau pencitraan semata.

“Sudah lah, enggak usah banyak omong. Saya juga enggak mau banyak omong. segera lakukan tindakan, kami juga melakukan tindakan-tindakan tapi ini harus segera,” tegasnya.

Baca juga : Masyarakat Aceh Kibarkan Bendera Putih, Mualem: Simbol Harapan dan Solidaritas

Ia juga mengingatkan ancaman bencana susulan yang masih membayangi wilayah terdampak. Menurut Rhenald, musim hujan yang belum berakhir berpotensi memicu pergerakan tanah dan lumpur kembali.

“Musim hujan masih berlangsung, tanah-tanah akan segera kembali basah. lumpur akan segera kembali ke tempat lain dan kalau ini nanti terjadi musibah berikutnya. Gimana? Kita harus mengambil tindakan,” katanya.

Kritik Susi Pudjiastuti

Kritik serupa datang dari mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti. Ia menyentil kunjungan Gibran ke Posko Pengungsian BLK Blangkejeren, Kabupaten Gayo Lues, Aceh, terutama soal janji pemasangan internet satelit Starlink.

Susi menilai langkah tersebut seharusnya bisa langsung dieksekusi tanpa perlu banyak dialog di lokasi.

“Seharusnya anda bisa datang dengan pesawat anda bawa Starlink 10 genset kecil 10 dan semuanya bisa langsung pasang .. tidak perlu tanya-tanya (bawa lebih pun bisa),” tulis Susi di akun X.

Baca juga :Polri Tetapkan Satu Korporasi Tersangka Kasus Kayu Gelondongan Pemicu Banjir Sumatra

Ia menegaskan bahwa dalam kondisi darurat, kecepatan dan ketepatan tindakan jauh lebih dibutuhkan ketimbang pernyataan di depan kamera.

“Padahal yang diperlukan cuma omong ke bawahan done sampai disana ndak perlu nanya-nanya .. sat set sat set,” lanjutnya.

Janji Gibran di Hadapan Pengungsi

Saat berada di Aceh, Gibran sempat menanyakan kondisi sinyal kepada warga dan menjanjikan pemasangan internet satelit agar pengungsi dapat berkomunikasi dengan keluarga mereka.

“Bapak, ibu sinyalnya sudah baik belum?” tanya Gibran kepada warga.

“Belum,” jawab warga.

Baca juga :Kepala BGN Disorot Usai Main Golf Saat Bencana Sumatra, Dadan Hindayana Sebut Demi Donasi

“Nanti kita segera pasangkan Starlink ya biar bisa segera menghubungi teman-teman, saudaranya di tempat lain. Internetnya belum jalan ya? Kita segerakan ya,” kata Gibran.

Selain internet, Gibran juga menyampaikan komitmen percepatan perbaikan infrastruktur dasar seperti jembatan, pasokan BBM, dan listrik di wilayah terdampak.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini