Presiden Maduro Minta Bantuan Militer Kolombia, Hadapi Pengepungan Armada Besar AS di Perairan Venezuela

By Shandi March
19 Dec 2025
Presiden Venezuela Nicolas Maduro meminta bantuan negara tetangganya, Kolombia, untuk menyatukan militernya dengan Venezuela guna mencegah intervensi asing. (X@manantialnoti)
LBJ - Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, menunjukkan indikasi tekanan yang meningkat dari Amerika Serikat (AS). Maduro kini secara terbuka meminta negara tetangga, Kolombia, untuk menyatukan kekuatan militer mereka demi menangkal potensi intervensi asing.
Dalam pidatonya di Caracas pada Rabu (17/12), Maduro menegaskan bahwa "jaminan terbesar" bagi kedaulatan dan perdamaian regional berada pada "persatuan" erat antara negara-negara sekutu.
Maduro secara spesifik meminta rakyat dan angkatan bersenjata Kolombia untuk berdiri bahu-membahu dengan Venezuela menghadapi ancaman eksternal yang semakin nyata.
Baca juga : Ketika Trump Pilih Pengusaha Ganja Jadi Utusan Khusus AS untuk Irak, Picu Pro dan Kontra
"Saya menyerukan kepada rakyat Kolombia, kepada gerakan-gerakan sosial Kolombia, dan kepada militer Kolombia, yang saya kenal dengan baik, untuk bersatu dengan sempurna dengan Venezuela sehingga tidak ada yang berani menyentuh kedaulatan negara kita," ujar Maduro seperti dikutip Anadolu Agency.
Permintaan bantuan ini muncul di tengah peningkatan drastis tekanan yang dilancarkan oleh Presiden AS Donald Trump.
Belakangan ini, Trump telah mengerahkan armada laut dan udara besar-besaran ke sekitar perairan Venezuela.
Pemerintah AS mengklaim pengerahan pasukan tersebut merupakan bagian dari operasi untuk memberantas perdagangan narkoba yang dituding didukung oleh rezim Maduro.
Baca juga : Wali Kota Muslim Pertama New York Balik Tantang Trump Dengan Empat Kata
Operasi militer AS telah menyerang kapal-kapal yang dicurigai menyelundupkan narkotika di Laut Karibia, bahkan dilaporkan menewaskan lebih dari 90 orang.
Tuduhan keterlibatan dalam perdagangan narkoba yang membanjiri AS ini telah dibantah keras oleh Maduro. Namun, AS terus melancarkan aksi provokatif.
Hanya sehari sebelum pidato Maduro, pada 17 Desember, AS mengumumkan penempatan sementara pasukan Angkatan Udara ke Ekuador, sebuah wilayah yang sangat dekat dengan perbatasan Venezuela.
Presiden Ekuador Daniel Noboa, salah satu sekutu dekat Trump di Amerika Latin, menyatakan operasi itu akan membantu Ekuador mengidentifikasi dan membongkar rute perdagangan narkoba yang sering masuk dari Kolombia dan Venezuela.
Selain itu, Trump juga telah memerintahkan blokade total terhadap kapal-kapal minyak yang masuk dan keluar dari Venezuela pada 16 Desember. Tindakan ini menyusul pembajakan kapal tanker minyak di lepas pantai Venezuela sepekan sebelumnya.
Baca juga : Hasil KTT Alaska 2025: Putin Menang Besar, Trump Pulang Cemberut
Melalui unggahan di Truth Social, Trump menuduh Venezuela menggunakan minyak curian untuk mendanai terorisme, penyelundupan narkoba, dan kejahatan lainnya. Atas dasar ini, ia menetapkan rezim Venezuela sebagai organisasi teroris asing.
Trump bahkan mengeluarkan peringatan keras mengenai dampak dari aksi pengepungan tersebut.
"Venezuela sepenuhnya dikepung oleh armada terbesar yang pernah dikumpulkan dalam sejarah Amerika Selatan. Armada ini akan terus membesar dan guncangan yang akan dialami Venezuela akan sangat dahsyat, sampai mereka mengembalikan semua minyak, tanah, dan aset lainnya yang mereka curi dari kita," tulis Trump.
Tensi politik dan militer di kawasan ini jelas memanas. Kekhawatiran akan intervensi asing membuat Maduro mengambil langkah strategis dengan menarik Kolombia ke dalam pusaran konflik.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini
