Ketika Trump Pilih Pengusaha Ganja Jadi Utusan Khusus AS untuk Irak, Picu Pro dan Kontra
By Shandi March
21 Oct 2025
.jpeg)
Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menarik perhatian publik dunia setelah menunjuk seorang pengusaha ganja, Mark Savaya, sebagai Utusan Khusus AS untuk Irak. (X@FindCrisis)
LBJ — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali menarik perhatian publik dunia setelah menunjuk seorang pengusaha ganja, Mark Savaya, sebagai Utusan Khusus AS untuk Irak.
Langkah ini diumumkan Trump lewat platform Truth Social pada Minggu (19/10), dan segera memicu perdebatan karena Savaya dikenal sebagai pendiri perusahaan ganja terbesar di Michigan—sementara Irak masih memberlakukan hukuman mati untuk kasus perdagangan narkoba.
Savaya merupakan pendiri Leaf and Bud, perusahaan penanam ganja dalam ruangan yang berbasis di Detroit, Michigan.
Baca juga : Isi Percakapan Prabowo dan Trump di KTT Gaza Bikin Publik Penasaran, Sebut Eric Trump
Perusahaan tersebut dikenal luas melalui kampanye iklan besar-besaran di berbagai kota di wilayah Midwest, dan dianggap sebagai salah satu jaringan bisnis ganja paling sukses di Amerika Serikat.
Trump dalam pernyataannya menilai Savaya sebagai sosok yang tepat untuk memperkuat hubungan Washington dan Baghdad.
“Pemahaman mendalam Mark tentang hubungan Irak-AS, dan koneksinya di kawasan tersebut, akan membantu memajukan kepentingan rakyat Amerika,”
tulis Trump di Truth Social, dikutip dari AFP.
Ia juga menyinggung peran Savaya dalam pemenangan dirinya di Michigan, salah satu negara bagian krusial dalam pemilu.
“Mark adalah pemain kunci dalam kampanye saya di Michigan, di mana dia, dan yang lainnya, membantu mengamankan rekor suara dengan Muslim Amerika,” ujar Trump.
Baca juga : Hasil KTT Alaska 2025: Putin Menang Besar, Trump Pulang Cemberut
Penunjukan ini langsung menuai kritik. Irak merupakan negara dengan aturan hukum narkotika paling ketat di dunia, di mana pelaku perdagangan ganja dapat dijatuhi hukuman mati.
Langkah Trump dianggap ironis sekaligus berisiko secara diplomatik.
Meski demikian, Trump tampak tidak gentar. Ia menilai latar belakang Savaya yang berasal dari komunitas Chaldean, kelompok Kristen Irak yang banyak bermukim di Michigan, justru menjadi jembatan penting dalam mempererat hubungan kedua negara.
Savaya sendiri bukan Muslim, namun dikenal memiliki hubungan dekat dengan komunitas Arab-Amerika dan kelompok minoritas Irak di AS.
Trump diketahui sering memilih utusan khusus alih-alih duta besar resmi karena posisi ini tidak memerlukan persetujuan Senat.
Baca juga : Trump Sebut Iran Takkan Menang Lawan Israel, Desak Negosiasi Cepat
Kebijakan ini memberinya keleluasaan menempatkan figur yang dianggap loyal dan “efektif secara politik”.
Sebelumnya, Trump juga mencalonkan Wali Kota Amer Ghalib, seorang Arab-Amerika dari Michigan, sebagai Duta Besar untuk Kuwait. Namun, pencalonan itu tertahan di Senat AS karena pernyataannya tentang Israel tengah ditinjau.
Dengan menunjuk Savaya, Trump tampak meneruskan strateginya untuk memperkuat pengaruh politik di kalangan diaspora Timur Tengah-Amerika—terutama di negara bagian swing seperti Michigan.
Menanggapi penunjukan dirinya, Savaya menulis pesan di X (Twitter) yang menegaskan komitmennya terhadap misi diplomatik barunya.
“Saya berkomitmen untuk memperkuat kemitraan AS-Irak di bawah kepemimpinan dan arahan Presiden Trump,” tulisnya.
Baca juga : Survei Poltracking: 81,5% Masyarakat Percaya Pemerintahan Prabowo–Gibran di Tahun Pertama
Penunjukan Mark Savaya menambah daftar panjang keputusan tidak konvensional Trump dalam diplomasi luar negeri.
Dengan latar belakang sebagai pengusaha ganja, Savaya menghadapi tantangan besar untuk mewakili Amerika Serikat di negara yang memberlakukan hukuman mati atas bisnis serupa.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini