Trump Sebut Iran Takkan Menang Lawan Israel, Desak Negosiasi Cepat
By Shandi March
17 Jun 2025
.jpeg)
Trump Sebut Iran Takkan Menang Lawan Israel, Desak Negosiasi Cepat. (X@FindCrisis)
LBJ – Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, mengeluarkan pernyataan secara gamblang menyatakan bahwa Iran tidak akan memenangkan perang melawan Israel, sembari mendesak Teheran untuk segera kembali ke meja perundingan. Desakan ini muncul di tengah eskalasi konflik yang telah menelan ratusan korban jiwa dari kedua belah pihak.
Konflik antara Israel dan Iran terus memanas, mencapai tingkat yang mengkhawatirkan. Kementerian Kesehatan Iran melaporkan 224 orang tewas dan lebih dari 1.200 orang terluka akibat serangan terbaru. Sementara itu, Israel mencatat 24 orang tewas dan 592 orang terluka. Situasi ini mendorong perhatian dunia tertuju pada upaya de-eskalasi.
Saat hendak menghadiri KTT G7 di Kanada, Donald Trump menyampaikan pandangannya. "Mereka harus membuat kesepakatan, dan itu menyakitkan bagi kedua belah pihak," kata Trump, seperti diberitakan AFP pada Senin (16/6).
"Menurut saya Iran tidak memenangkan perang ini, dan mereka harus berbicara, dan mereka harus berbicara segera, sebelum terlambat," tegas Trump.
Baca juga : Gelombang Protes Guncang AS: Kebijakan Trump Picu Kerusuhan dan Penyesalan Elon Musk
Pernyataan Trump ini muncul setelah negosiasi nuklir antara Teheran dan Washington yang dijadwalkan pada Minggu (15/6) mendadak dibatalkan. Eskalasi konflik ini meningkat dengan cepat, meskipun ada seruan gencar dari para pemimpin dunia untuk menghentikan serangan.
Berbagai negara dan organisasi internasional turut menyuarakan keprihatinan. China mendesak Iran dan Israel untuk "segera" mengambil langkah-langkah mengurangi ketegangan dan "mencegah kawasan itu jatuh ke dalam kekacauan yang lebih besar." Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, juga telah berbicara dengan mitranya dari Iran pada Senin (16/6), menyatakan bahwa Ankara siap memainkan "peran fasilitator" untuk mengakhiri konflik.
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, meyakini adanya "konsensus untuk de-eskalasi" di antara para pemimpin Kelompok Tujuh (G7) yang bertemu di Kanada. Sementara itu, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan serangan Israel bertujuan menggagalkan ancaman "eksistensial" yang ditimbulkan program nuklir dan rudal Iran.
Baca juga : Demo Imigran Memanas, Trump Kirim 700 Marinir ke Los Angeles
Kampanye pengeboman dahsyat ini dimulai saat Teheran dan AS seharusnya terlibat dalam perundingan nuklir, yang kini telah dibatalkan, dan setelah peringatan dari pengawas nuklir PBB atas aktivitas atom Iran. Rafael Grossi, Kepala Badan Energi Atom Internasional (IAEA) PBB, sebelumnya menyatakan bahwa "tidak ada indikasi serangan fisik" pada bagian bawah tanah fasilitas pengayaan uranium Natanz Iran, dan tingkat radiasi di luar pabrik "pada tingkat normal."
Namun, IAEA juga pernah menyatakan bahwa komponen utama di atas tanah dari situs nuklir Natanz Iran telah hancur. Grossi mengatakan pada rapat dewan luar biasa badan PBB bahwa "keselamatan nuklir sedang dikompromikan" oleh konflik tersebut, menyoroti bahaya lebih lanjut dari eskalasi ini.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini