Setelah Al-Khoziny, Giliran Ponpes di Situbondo Atapnya Ambruk, Tewaskan Santriwati

By Shandi March
30 Oct 2025
Pondok pesantren di Situbondo alami insiden atap ambruk (X @jogja_base)
LBJ – Tragedi ambruknya atap asrama putri Pondok Pesantren Salafiah Syafi’iyah Syekh Abdul Qodir Jaelani di Situbondo, Jawa Timur, pada Rabu malam, 29 Oktober 2025, menambah deretan insiden serupa yang menimpa lembaga pendidikan keagamaan di Indonesia.
Peristiwa ini terjadi sebulan setelah kasus serupa di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Situbondo, insiden terjadi sekitar pukul 01.00 WIB saat hujan deras disertai angin kencang melanda kawasan Besuki. Atap bangunan asrama tiba-tiba runtuh menimpa para santriwati yang sedang beristirahat.
Baca juga : Ponpes Al Khoziny Minta Maaf, Janji Badal Umroh untuk Para Santri yang Gugur
Kapolsek Besuki, AKP Febry Hermawan, menyebut total 19 santri putri menjadi korban, dengan satu orang meninggal dunia dan 18 lainnya luka-luka, empat di antaranya dirawat di rumah sakit.
“Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 01.00 WIB. Total ada 19 santri putri yang menjadi korban, satu meninggal dunia,” kata Febry dalam keterangan resminya, Kamis, 30 Oktober 2025.
Febry menambahkan, penyebab sementara diduga akibat cuaca ekstrem yang mengguncang struktur atap.
“Untuk penanganan selanjutnya sudah diambil alih oleh Polres Situbondo,” tandasnya.
Korban meninggal diketahui merupakan warga Dusun Rawan Desa, Kecamatan Besuki, Situbondo.
Baca juga :Ribuan Guru Madrasah Demo di Monas, Tuntut Hak Setara dalam Rekrutmen PPPK
Hingga kini, Tim Inafis Polres Situbondo masih melakukan olah tempat kejadian perkara untuk memastikan faktor struktural yang menyebabkan keruntuhan.
Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak menyampaikan belasungkawa mendalam atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan, Pemprov Jawa Timur telah berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Situbondo untuk mempercepat penanganan korban.
“Pertama, kita menyampaikan turut berduka atas adanya korban, termasuk satu santri yang meninggal dunia dari peristiwa di Situbondo. Doa dan simpati kami untuk keluarga yang ditinggalkan,” ujar Emil di Surabaya.
Selain itu, Emil mengingatkan agar publik berhati-hati dalam menyebarkan informasi di media sosial yang belum diverifikasi.
“Kita perlu informasi yang valid mengenai apa yang terjadi. Saya mencermati beberapa judul pemberitaan, dan itu tidak sepenuhnya menggambarkan situasinya dengan tepat,” kata Emil.
Baca juga :LPSK Pastikan Dokter Cabul Bayar Restitusi Rp106 Juta untuk 5 Korban Pelecehan Seksual di Garut
Menurut Emil, laporan dari pemerintah daerah menyebut cuaca buruk menjadi faktor utama.
“Menurut pemerintah Situbondo, kejadian ini berkaitan dengan cuaca buruk. Kami juga menerima laporan serupa di Ponorogo, ada rumah dengan atap rusak akibat angin kencang,” tambahnya.
Emil memastikan telah berkomunikasi langsung dengan Bupati Situbondo untuk meminta laporan lengkap. Pemerintah daerah akan mengumumkan hasil pemeriksaan resmi setelah penyelidikan teknis selesai.
“Kami sudah berkomunikasi dengan Bupati Situbondo. Beliau akan memberikan keterangan yang valid dan lebih lengkap terkait hal ini,” tegasnya.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini
