Putra Benjamin Netanyahu Ganti Nama di Inggris, Takut Jadi Target di Negara Muslim
By Shandi March
04 Jul 2025

Putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, Avner Netanyahu, diam-diam mengubah namanya gegara takut celaka saat datang ke negara Muslim. (X@gundemedairhs)
LBJ – Avner Netanyahu, putra Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, diam-diam mengganti namanya saat membeli properti di luar negeri. Langkah itu ia ambil bukan tanpa alasan. Avner mengaku takut jadi target kekerasan saat berada di negara-negara Muslim, lantaran membawa nama belakang "Netanyahu".
Kabar ini pertama kali dibocorkan oleh surat kabar ekonomi Calcalist pada Rabu (2/7), yang mengungkap bahwa Avner membeli apartemen di Inggris pada tahun 2022. Ia tidak menggunakan nama aslinya, melainkan memakai nama alias “Avi Segal”, yang diambil dari nama keluarga neneknya, Tzila Segal.
Berdasarkan laporan Calcalist, Avner melakukan pembelian apartemen di Oxford, Inggris pada Oktober 2022. Saat itu, nilai poundsterling Inggris sedang terpuruk menyusul kebijakan kontroversial Perdana Menteri Liz Truss yang memotong pajak tanpa sumber dana yang jelas.
Baca juga : PBB Ungkap Puluhan Perusahaan Dunia Terkait Agresi Israel: Dari Teknologi Hingga Penghancur Rumah Palestina
Avner membeli apartemennya tepat 1,98 juta shekel, di bawah ambang batas pelaporan aset asing sebesar dua juta shekel yang diatur otoritas pajak Israel.
Dengan harga itu, ia tidak diwajibkan melaporkan aset ke otoritas pajak Israel. Ia juga tidak mengambil hipotek.
Kenapa Harus Gunakan Nama Samaran?
Dalam wawancara yang dikutip dari Middle East Eye, Avner mengaku telah resmi mengganti namanya di Kementerian Dalam Negeri Israel. Ia juga menyamakan data identitas pada paspor dan SIM.
“Saya mengubah nama saya di kartu identitas saya di Kementerian Dalam Negeri Israel, lalu mengubah paspor dan SIM saya. Itu satu paket,” jelasnya.
Baca juga :Serangan F-16 Israel Tewaskan Direktur RS Indonesia di Gaza, Rudal Hantam Langsung Kamarnya
Lebih lanjut, Avner menyatakan alasannya melakukan pergantian nama adalah demi alasan keamanan. Kala itu, sang ayah masih menjabat sebagai pemimpin oposisi di Israel dan ia tidak mendapatkan perlindungan dari badan intelijen Shin Bet saat berencana belajar di luar negeri.
“Saya tidak memiliki keamanan pada saat itu. Saya tahu bahwa jika saya berkeliaran dengan nama itu, di negara lain dengan warga Muslim, saya bisa ditikam oleh orang yang mendengar nama saya di stasiun kereta,” katanya.
Langkah Avner menuai perdebatan di ruang publik Israel, terutama soal etika dan transparansi. Meski dia menyatakan semua proses dilakukan secara legal, publik mempertanyakan motivasi di balik transaksi properti luar negeri yang dilakukan sembunyi-sembunyi dengan nama berbeda.
“Kami melaporkan semua yang diperlukan kepada otoritas pajak di Israel dan Inggris. Semua tindakan saya sah, baik di sini maupun di sana,” kata Avner membela diri.
Baca juga :Gempuran Udara Israel Belum Reda, 72 Warga Gaza Tewas Termasuk Anak-Anak
Kini, warganet di Israel dan luar negeri ramai membahas keputusan Avner yang dinilai mencerminkan rasa takut terhadap konsekuensi politik dan reputasi keluarganya di dunia Muslim.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini