×
image

Trump Perintahkan Harvard Batasi Pendaftaran Mahasiswa Asing

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 29 May 2025

Dosen dan mahasiswa Harvard menegaskan mereka menolak tunduk pada penegasan ilegal pemerintah federal atas kontrol kurikulum, fakultas, dan mahasiswa mereka. (foto X/Marie_Kowalska)

Dosen dan mahasiswa Harvard menegaskan mereka menolak tunduk pada penegasan ilegal pemerintah federal atas kontrol kurikulum, fakultas, dan mahasiswa mereka. (foto X/Marie_Kowalska)


LBJ - Presiden Amerika Serikat Donald Trump meningkatkan ketegangannya dengan Universitas Harvard. Trump menyatakan bahwa universitas tersebut harus membatasi pendaftaran mahasiswa asing dan membagikan informasi mengenai mahasiswa internasionalnya kepada pemerintah.

Pernyataan ini merupakan bagian dari upaya administrasi Trump untuk menekan Harvard agar memenuhi sejumlah tuntutan. Tuntutan tersebut meliputi kontrol lebih besar terhadap kurikulum, informasi mengenai mahasiswa asing, serta penindakan tegas terhadap aktivisme pro-Palestina di kalangan mahasiswa yang dicirikan sebagai anti-Semit.

Tuntutan Pembatasan Kuota Mahasiswa Asing

"Harvard harus menunjukkan daftar mereka kepada kami. Mereka memiliki mahasiswa asing, hampir 31 persen dari mahasiswa mereka. Kami ingin tahu dari mana mahasiswa tersebut berasal. Apakah mereka pembuat onar? Dari negara mana mereka berasal?" kata Trump kepada wartawan di Gedung Putih.

Baca juga: Kisah Jehad Al-Assar: Perjuangan Melawan Kelaparan di Gaza

Berdasarkan data pendaftaran universitas, mahasiswa asing sebenarnya mencapai 27 persen dari total mahasiswa Harvard.

Trump mengusulkan pembatasan pendaftaran mahasiswa asing.

"Saya pikir mereka seharusnya menetapkan batasan sekitar 15 persen, bukan 31 persen," tegas Trump.

Ia menambahkan bahwa ia ingin universitas menerima "orang-orang yang akan mencintai negara kita".

Presiden Trump menilai Harvard tidak menghormati Amerika Serikat.

"Harvard harus bersikap baik. Harvard memperlakukan negara kita dengan sangat tidak hormat, dan yang mereka lakukan hanyalah semakin memperkeruh keadaan," ucap Trump di Ruang Oval.

Penolakan Harvard dan Dampak Kebijakan

Universitas Harvard telah menolak tuntutan ini. Mereka menyebutnya sebagai upaya mengikis independensi dari pemerintah dan komitmen terhadap kebebasan akademik.

Baca juga: Tiga Warga Palestina Tewas Saat Antri Bantuan

Sebagai respons, pemerintahan Trump telah menghentikan hibah senilai miliaran dolar untuk Harvard. Pemerintah juga mengumumkan akan mencabut kemampuan Harvard untuk menerima mahasiswa internasional sepenuhnya.

Departemen Keamanan Dalam Negeri menyatakan perintah tersebut adalah respons atas tindakan Harvard yang "mendorong kekerasan, antisemitisme, dan berkoordinasi dengan Partai Komunis Tiongkok".

Harvard dalam pernyataannya menyebut perintah tersebut sebagai bagian dari "serangkaian tindakan pemerintah sebagai balasan terhadap Harvard atas penolakan kami untuk menyerahkan independensi akademis kami."

Harvard menegaskan mereka menolak tunduk pada penegasan ilegal pemerintah federal atas kontrol kurikulum, fakultas, dan mahasiswa mereka.

Universitas dengan cepat menentang perintah tersebut di pengadilan. Perintah tersebut diblokir sementara oleh hakim.

Kritikan terhadap Kebijakan Trump

Patricia McGuire, Presiden Universitas Trinity Washington, pada Rabu (XX/XX) menyebut tindakan Trump terhadap pendaftaran mahasiswa asing di universitas-universitas AS "tidak masuk akal".

"Ini sangat tidak rasional karena pendidikan tinggi adalah salah satu ekspor utama AS ke dunia," kata McGuire.

Baca juga: Kisah Ward Khalil: Bocah 6 Tahun Lolos dari Neraka Gempuran Israel di Sekolah Gaza

Ia melanjutkan, "Para mahasiswa internasional yang datang ke negara ini memperkaya universitas-universitas Amerika secara luar biasa dan membawa pengetahuan mereka kembali ke seluruh negara di seluruh dunia demi kemajuan negara dan penduduknya."

Namun, McGuire mengakui tindakan Trump konsisten dengan "pemerintahan yang secara harfiah telah menculik mahasiswa dari jalan dan membawa mereka ke pusat penahanan".

Ia merujuk pada kasus mahasiswa Universitas Tufts, Rumeysa Ozturk, yang ditahan paksa agen federal bertopeng di Massachusetts pada Maret. Bulan ini, pengadilan memerintahkan pembebasan Ozturk dari tahanan Badan Imigrasi dan Penegakan Bea Cukai.

"Menurut saya, ini sepenuhnya merupakan nilai-nilai anti-Amerika," kata McGuire.

Ia menambahkan, "Banyak akademisi merasa ngeri dengan fakta bahwa para mahasiswa kini disensor sudut pandangnya."***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post