×
image

Kadin Cilegon Diduga Minta Jatah Proyek Rp5 Triliun, Sebut Selip Lidah Akibat Emosi

  • image
  • By Shandi March

  • 15 May 2025

Kadin Cilegon memberikan klarifikasi terkait dugaan permintaan jatah proyek senilai Rp5 triliun tanpa melalui tender. (IG@bicaratangsel)

Kadin Cilegon memberikan klarifikasi terkait dugaan permintaan jatah proyek senilai Rp5 triliun tanpa melalui tender. (IG@bicaratangsel)


LBJ - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Cilegon memberikan klarifikasi terkait dugaan permintaan jatah proyek senilai Rp5 triliun tanpa melalui tender dalam Proyek Strategis Nasional (PSN) Presiden Prabowo Subianto.

Wakil Ketua Umum I Kadin Cilegon, Isbatullah Alibasja, menjelaskan bahwa insiden yang terekam dalam video viral tersebut merupakan ‘selip lidah’ dipicu oleh luapan emosi salah satu pengurus Kadin.

Emosi ini muncul akibat komunikasi yang kurang efektif dan sempat terjadi adu argumentasi antara pengusaha lokal dengan PT Chengda, kontraktor pelaksana proyek PSN yang digarap oleh PT Chandra Asri Alkali (CAA), anak perusahaan Chandra Asri Group.

"Itu luapan emosi dari salah satu pengurus kita yang mungkin kesal atau mungkin komunikasinya buruk atau mungkin kesal banget begitu sehingga adalah keluarlah. Saya menyebutnya selip lidahnya atau apalah, ya kita juga paham mana ada proyek yang 5 triliun tanpa tender," ujar Isbat dikutip dari DetikFinance, Rabu (14/5).

Baca juga : Viral Oknum Kadin Cilegon Diduga Minta Proyek Rp 5 Triliun Tanpa Tender ke Chandra Asri

Isbat menegaskan bahwa Kadin Cilegon sangat menyadari bahwa proyek dengan nilai triliunan rupiah harus melalui mekanisme tender atau lelang yang transparan. Pihaknya juga menghormati segala prosedur internal terkait pelaksanaan proyek tersebut.

"Kalau misalkan tender, ayo kita tender, artinya kita mengikuti prosedur di internal. Tapi harapan kita ada keberpihakanlah ke pengusaha lokal. Masa proyek dengan nilai investasi Rp15 triliun, masa pengusaha lokalnya nonton, nggak bagus juga. Karena itu kan nggak tuntas video itu, yang viralnya justru Rp5 T tanpa tender," imbuhnya.

Menurut Isbat, jauh sebelum pertemuan di lokasi proyek terjadi, Kadin Cilegon telah menjalin komunikasi intensif dengan pihak investor, yakni PT CAA, hingga kontraktor utama proyek senilai Rp15 triliun tersebut. Pertemuan bahkan telah dilakukan beberapa kali.

"Sekitar 1 bulan yang lalu beberapa minggu sebelum kejadian itu, Kadin Cilegon mengundang secara persuasif owner-owner, dalam hal ini kan ada Chandra Asri sebagai induknya, ada CAA (anak usaha) dan kita undang juga main kontraktor. Ini (kontraktor) ada dua, satu Chengda joint operation dengan Total Persada, kedua PT PP JO dengan Seven Gate Indonesia. Kalau enggak salah pertemuan itu ada 3-4 kali pertemuan itu, rangkaian sebelumnya sudah ada pertemuan," jelasnya.

Baca juga :Kontroversi Pengangkatan Raffi Ahmad Sebagai Waketum Kadin, Ini Kritik Said Didu

Setelah serangkaian pertemuan dengan investor dan kontraktor utama, Isbat mengakui bahwa komunikasi antara pengusaha lokal dengan PT Chengda sebagai kontraktor utama proyek mengalami hambatan. Situasi inilah yang kemudian mendorong inisiatif Kadin Cilegon untuk mendatangi langsung lokasi proyek.

"Kita inisiatiflah ceritanya, Kadin untuk ke site, untuk sidak. Sebenarnya bukan untuk menyetop pekerjaan, sebenarnya kita pengin lihat di lapangan seperti apa gitu loh," tutur Isbat.

Isbat menambahkan bahwa saat Kadin Cilegon tiba di lokasi proyek PT Chengda, sudah ada beberapa pengusaha dari organisasi Hipmi, HIPPI, dan pengusaha lokal Cilegon yang terlibat dalam pembicaraan. Suasana di ruangan tersebut menjadi ramai dan dinilai tidak kondusif.

"Karena situasi itu ramai, tidak terkondisi kemudian juga hanya Chengda saja di situ, komunikasi itu berjalan tidak sehat karena selalu yang namanya Chengda ini dia bilang saya nggak bisa mengambil keputusan karena harus berkomunikasi dengan CAA sebagai owner," ujar Isbat.

Baca juga :Polres Jaktim Larang Ormas Jaga Lahan Sengketa Cegah Konflik

"Padahal CAA sudah ngobrol beberapa kali, katanya 'oke kita mendukung', mengarahkan agar Chengda bekerja sama dengan pengusaha lokal. Jadi kayak dilempar-lempar gitu, kata CAA ke Chengda. Kata Chengda, saya harus berkoordinasi ke CAA, gitu," sambungnya.

Dalam kondisi yang kurang kondusif itulah, terlontar ucapan yang kemudian viral di media sosial, di mana perwakilan Kadin Cilegon diduga meminta jatah proyek Rp5 triliun tanpa tender.

Meskipun demikian, Kadin Cilegon menegaskan dukungannya terhadap investasi di Cilegon. Pihaknya hanya berharap agar investasi tersebut dapat melibatkan pengusaha lokal yang memenuhi kualifikasi, sehingga memberikan dampak positif yang lebih luas bagi perekonomian daerah.

"Artinya, kita menyambut baik (investasi), cuma harapan kita agar libatkanlah pengusaha lokal yang kira-kira mampu, yang punya kualifikasi, tolong diakomodir supaya ada dampak multiplier effect-nya investasi yang Rp 15 triliun ini," pungkasnya.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post