×
image

Delegasi Hamas Tiba di Kairo, Bahas Gencatan Senjata Gaza dengan Mediator

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 13 Feb 2025

Israel dituduh langgar kesepakatan gencatan senjata,  sedikitnya 92 warga Palestina tewas dan lebih dari 800 lainnya terluka akibat serangan Israel. (foto X)

Israel dituduh langgar kesepakatan gencatan senjata, sedikitnya 92 warga Palestina tewas dan lebih dari 800 lainnya terluka akibat serangan Israel. (foto X)


LBJ - Delegasi Hamas telah tiba di Kairo, Mesir, untuk membahas pelaksanaan gencatan senjata di Gaza dengan para mediator. Perundingan ini dilakukan di tengah meningkatnya ketegangan antara Hamas dan Israel, serta ancaman eskalasi pertempuran.

Gencatan Senjata di Ujung Tanduk

Gencatan senjata yang dicapai bulan lalu tampak rapuh setelah Hamas menolak ancaman dari Israel dan Amerika Serikat terkait kemungkinan pertempuran baru. Menurut laporan Al-Qahera News, yang dekat dengan pemerintah Mesir, mediator Mesir dan Qatar sedang berusaha menyelamatkan kesepakatan tersebut.

Hamas memperingatkan bahwa pihaknya akan menunda pembebasan tawanan Israel yang dijadwalkan pada hari Sabtu. Kelompok ini menuduh Israel telah melanggar kesepakatan dengan menembaki warga Gaza dan tidak mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk tenda dan tempat berlindung yang telah disepakati.

"Pendudukan harus melaksanakan ketentuan perjanjian gencatan senjata hingga para tahanan dibebaskan," ujar Hazem Qassem, juru bicara Hamas, pada Rabu (12/2).

Baca juga: Direktur RS Kamal Adwan Disiksa di Penjara Israel, Pengacara: "Tanpa Pembenaran Hukum"

Israel Dituduh Langgar Kesepakatan

Sejak gencatan senjata mulai berlaku pada 19 Januari 2024, sedikitnya 92 warga Palestina tewas dan lebih dari 800 lainnya terluka akibat serangan Israel, menurut Munir al-Bursh, Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan Gaza.

Dalam insiden terbaru, seorang pria 44 tahun tewas dan seorang lainnya terluka dalam serangan Israel di Rafah, Gaza Selatan. Militer Israel mengklaim bahwa mereka hanya menargetkan individu yang mendekati pasukan mereka atau memasuki wilayah yang dilarang selama gencatan senjata.

Ancaman Dimulainya Kembali Perang

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, dengan dukungan mantan Presiden AS Donald Trump, memperingatkan bahwa Israel akan melanjutkan serangan jika para tawanan Israel tidak dibebaskan sebelum Sabtu (15/2).

Trump menegaskan bahwa Hamas harus membebaskan tawanan Israel, atau mereka akan menghadapi konsekuensi serius. Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menggemakan pernyataan tersebut di X (Twitter) dengan mengatakan bahwa jika Hamas tidak membebaskan tawanan pada Sabtu, maka “gerbang neraka akan terbuka bagi mereka”.

Baca juga: Netanyahu Perintahkan Militer Siap Lanjutkan Serangan di Gaza

Menurut laporan Hamdah Salhut dari Al Jazeera, militer Israel sedang mempertimbangkan serangan baru ke Gaza. Namun, sumber dari Radio Angkatan Darat Israel menyebutkan bahwa operasi militer semacam itu akan "hampir mustahil" karena Hamas masih memiliki kekuatan signifikan di lapangan.

Sementara itu, Komite Internasional Palang Merah memperingatkan bahwa kegagalan perjanjian gencatan senjata akan membawa lebih banyak penderitaan bagi warga Gaza, yang telah menghadapi konflik selama lebih dari 16 bulan terakhir.

Krisis Kemanusiaan di Gaza

Hingga kini, sedikitnya 48.222 warga Palestina telah tewas selama perang di Gaza, sementara lebih dari 1.139 orang tewas di Israel akibat serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Situasi di Gaza semakin memburuk, dengan sebagian besar penduduknya mengungsi dan infrastruktur kota mengalami kerusakan parah.

Baca juga: Houthi Ancam Serang Israel jika Gencatan Senjata Gaza Dilanggar

Rencana Pemindahan Warga Palestina Ditentang

Pemerintahan Trump sebelumnya mengusulkan rencana agar pengungsi Palestina dipindahkan ke Mesir atau Yordania, namun proposal ini mendapat penolakan keras dari kedua negara.

Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sisi dan Raja Yordania Abdullah II menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan warga Palestina dipaksa meninggalkan tanah mereka.

“Palestina tidak dapat dipindahkan ke negara Arab mana pun,” tegas Menteri Luar Negeri Yordania, Ayman Safadi.

Menanggapi situasi ini, Hamas menyerukan demonstrasi besar-besaran di seluruh dunia untuk menentang rencana pemindahan paksa warga Palestina dari Gaza.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post