×
image

Gencatan Senjata di Gaza Hampir Tuntas, Negosiasi Memasuki Tahap Akhir

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 15 Jan 2025

Meskipun negosiasi gencatan senjata telah mencapai tahap akhir namun Israel masih gencar melakukan serangan ke wilayah Gaza. (X/@franceeteu)

Meskipun negosiasi gencatan senjata telah mencapai tahap akhir namun Israel masih gencar melakukan serangan ke wilayah Gaza. (X/@franceeteu)


LBJ - Negosiasi gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza kini berada di tahap akhir. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Qatar, Majed al-Ansari, menyampaikan bahwa kendala utama telah berhasil diatasi, meskipun kesepakatan final belum resmi diumumkan.

“Kami hampir mencapai kesepakatan, meskipun pembahasan detail masih berlangsung,” ungkap al-Ansari dalam konferensi pers, Selasa (14/01).

Pernyataan ini memberikan harapan besar bagi penghentian konflik yang telah berlangsung selama 15 bulan dan menyebabkan ribuan korban jiwa.

Negosiasi ini dimediasi oleh Qatar bersama Amerika Serikat dan Mesir. Selama beberapa bulan terakhir, ketiga negara tersebut berupaya keras memfasilitasi komunikasi antara kedua pihak yang berseteru.

Baca juga: Biden Sebut Gencatan Senjata di Gaza Bisa Terlaksana Minggu Ini

Menurut al-Ansari, draf perjanjian sudah diserahkan kepada Hamas dan Israel. Diskusi terkini di Doha difokuskan pada penyelesaian rincian akhir.

"Kami yakin bahwa kami mampu meminimalkan banyak perselisihan antara kedua pihak,” tambahnya.

Namun, ia memperingatkan bahwa meskipun kemajuan signifikan telah dicapai, publik sebaiknya tidak terlalu bersemangat sebelum ada pengumuman resmi.

“Sampai ada pengumuman, tidak akan ada pengumuman,” tegasnya.

Berdasarkan bocoran dari media Israel, gencatan senjata akan dilaksanakan dalam tiga tahap:

1. Tahap pertama: Pembebasan 33 tawanan Israel dari Gaza dengan pertukaran 50 tawanan Palestina untuk setiap prajurit perempuan, dan 30 tawanan Palestina untuk warga sipil.

2. Tahap kedua: Setelah 16 hari, negosiasi akan berlanjut untuk pembebasan tawanan yang tersisa.

3. Tahap ketiga: Pembahasan pengaturan jangka panjang, termasuk pembangunan kembali Gaza dan pengelolaan wilayah tersebut oleh pemerintah alternatif.

Baca juga: Seratus Hari Pengepungan Israel di Gaza: 5.000 Warga Palestina Tewas

Israel juga dilaporkan akan menarik diri dari Koridor Philadelphia, sebuah jalur tanah antara Gaza dan Mesir, sebagai bagian dari kesepakatan tahap awal.

Meskipun ada harapan besar, tantangan tetap ada. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengadakan pertemuan mendesak pada Selasa malam untuk membahas kesepakatan ini.

Laporan dari Al Jazeera menyebutkan bahwa Netanyahu masih mempertimbangkan kemungkinan melanjutkan operasi militer meskipun gencatan senjata tercapai.

“Ingatlah bahwa Netanyahu telah menegaskan, bahkan jika jeda tercapai, ia masih ingin melanjutkan operasi untuk mencapai semua tujuan militernya,” ungkap Hamdah Salhut, dari Al Jazeera.

Hal ini memunculkan kekhawatiran bahwa gencatan senjata ini mungkin hanya menjadi jeda sementara, bukan solusi permanen untuk menghentikan konflik.

Di tengah negosiasi, serangan di Gaza masih terus berlangsung. Kementerian Kesehatan Gaza melaporkan bahwa lebih dari 46.000 orang telah tewas akibat pengeboman Israel. Pada Selasa (14/01), sedikitnya 38 warga Palestina, termasuk dua anak-anak, dilaporkan tewas akibat serangan udara Israel.

Baca juga: Houthi Yaman Serang Kapal Induk AS, USS Harry S. Truman di Laut Merah

Sementara itu, jumlah korban dari kalangan media juga terus bertambah. Pada hari yang sama, jurnalis Mohammed al-Talmas dilaporkan meninggal akibat luka-luka dari serangan Israel di Kota Gaza.

Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, optimistis dengan peluang gencatan senjata ini. Ia memaparkan rencana “hari berikutnya” untuk Gaza, yang meliputi bantuan internasional dan pembentukan pemerintahan sementara di wilayah tersebut.

Namun, tantangan besar masih menunggu. Israel terus menolak kehadiran Otoritas Palestina (PA) di Gaza, meskipun PA telah mengelola Tepi Barat yang diduduki.

“Kami menilai Hamas telah merekrut [pejuang] baru sebanyak jumlah yang telah hilang,” kata Blinken.

Hal ini menunjukkan bahwa hanya solusi militer tidak akan cukup untuk mengakhiri konflik secara permanen.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post