Update Korban Banjir Bali-NTT, BNPB Tetapkan Status Tanggap Darurat
By Shandi March
11 Sep 2025
.png)
Banjir melanda sejumlah wilayah di Bali. (X@Gibah_Xpress)
LBJ - Bencana alam berupa banjir bandang dan tanah longsor melanda dua wilayah di Indonesia, yaitu Bali dan Nusa Tenggara Timur (NTT), pada awal pekan ini.
Bencana ini tidak hanya menyebabkan kerusakan parah, tetapi juga merenggut nyawa dan menyebabkan beberapa orang hilang. Pihak berwenang dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan tim SAR gabungan terus berupaya melakukan evakuasi dan pencarian korban.
Di Kabupaten Nagekeo, NTT, bencana banjir bandang dan longsor terjadi sejak Selasa, 9 September 2025 dini hari. Hingga Rabu, 10 September 2025 sore, jumlah korban tewas bertambah menjadi empat orang, sementara empat orang lainnya masih hilang.
Baca juga : Banjir Besar Terjang Bali, Dua Warga Tewas Terseret Arus
Kepala Kantor SAR Maumere, Fathur Rahman, menyatakan bahwa tim gabungan terus melakukan pencarian di aliran sungai Desa Sawu.
"Tim SAR Gabungan pada hari ini, Rabu, 10 September 2025 telah melaksanakan pencarian terhadap keempat korban dengan hasil masih nihil, pencarian telah dilaksanakan pada pukul 07.00 Wita hingga Pukul 17.30 Wita," kata Fathur.
Selain korban jiwa, bencana ini juga memutuskan akses transportasi. Tujuh titik longsor memutus ruas jalan dari Kecamatan Boawae ke Mauponggo, bahkan mengisolasi satu desa, yakni Desa Sawu. Pihak berwenang pun bergegas menambah personel untuk mempercepat proses pencarian dan penanganan.
Setelah bencana di NTT, banjir bandang juga menerjang Pulau Bali, termasuk ibu kota Denpasar. Bencana ini merendam setidaknya 43 titik di Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.
Data terkini dari BNPB menunjukkan bahwa banjir ini menewaskan sembilan orang, sementara enam orang lainnya masih hilang. Tim gabungan yang dipimpin oleh Basarnas Bali mengerahkan lebih dari 100 personel untuk melakukan pencarian.
Baca juga : Respons 17+8 Tuntutan Rakyat Berujung Maaf, Menkeu Purbaya Sebut Dirinya Menteri Kagetan
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto menyampaikan bahwa Pemerintah Provinsi Bali telah mengambil langkah sigap dengan menetapkan status tanggap darurat bencana selama satu minggu.
"Betul. Jadi Bapak Gubernur malam ini sudah keluarkan dan tanda tangan. Tadi diskusi, semula tanggap darurat bencana itu akan ditetapkan dua Minggu. Tapi karena sifat bencananya ternyata tidak terlalu besar, maka akan diralat cukup menjadi satu minggu," ujarnya.
Keputusan ini diambil untuk mempercepat langkah-langkah perbaikan, rehabilitasi, dan rekonstruksi pascabencana.
Menurut Suharyanto, banjir di Bali disebabkan oleh curah hujan yang sangat tinggi akibat fenomena alam gelombang Rossby-Kelvin.
Pihak berwenang juga telah berkoordinasi dengan BMKG untuk mengantisipasi fenomena serupa. Mereka juga mengimbau kesiapsiagaan di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, bahkan berencana melakukan modifikasi cuaca.
Meskipun demikian, genangan air di Bali dilaporkan sudah mulai surut pada Rabu malam, menunjukkan situasi berangsur normal.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini