Sahroni Akui Ngumpet Saat Demo Ricuh Tolak Tunjangan DPR Rp50 Juta
By Shandi March
27 Aug 2025
.jpg)
Ilustrasi. Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, mengaku memilih ngumpet, saat aksi demonstrasi yang digelar ribuan massa di sekitar Gedung DPR RI pada Senin (25/8). (Ilustrasi AI)
LBJ – Wakil Ketua Komisi III DPR RI dari Fraksi NasDem, Ahmad Sahroni, mengaku tidak hadir menemui massa dan memilih ngumpet dan mencari informasi dari tempat persembunyian, saat aksi demonstrasi yang digelar ribuan massa di sekitar Gedung DPR RI pada Senin (25/8).
Awalnya, Sahroni memberikan apresiasi terhadap aksi yang berlangsung damai di pintu belakang DPR RI, tepatnya di Gerbang Pancasila.
“Aksi unjuk rasa di Gerbang Pancasila itu sangat apresiasi bagus. Kenapa saya bilang bagus, karena menyampaikan secara langsung, aspirasi di ruang terbuka tanpa anarkisme, itu empat jempol buat teman-teman,” kata Sahroni dalam pernyataannya, Selasa (26/8).
Baca juga : Eks Wakapolri Oegroseno Tersinggung Disebut Orang Tolol Sedunia oleh Sahroni
Namun, situasi berubah ketika sebagian massa bertindak anarkis. Menurut Sahroni, aksi tersebut justru membuat pihak DPR enggan menemui para pendemo secara langsung.
Ia menilai seharusnya perwakilan massa bisa menyampaikan tuntutan dengan cara yang lebih tertib.
Pilih Bersembunyi, Bukan Temui Massa
Sahroni menegaskan DPR sebenarnya terbuka menerima perwakilan pendemo jika disampaikan dengan cara baik.
“Kalau kemarin misalnya teman-teman menyampaikan A, oke ingin bertemu dengan perwakilan DPR atau pimpinan DPR, disampaikan secara langsung, secara baik-baik misalnya, menyampaikan secara langsung, mungkin pimpinan DPR akan menerima dengan baik juga,” jelasnya.
Namun, karena penyampaian tuntutan dianggap tidak sesuai mekanisme, DPR akhirnya memilih menghindar.
Sahroni secara jujur mengaku tidak hadir menemui massa dan memilih ngumpet dan mencari informasi dari tempat persembunyian.
“Saya nggak mungkin menampakkan fisik. Saya ngumpet-ngumpet dan mendengar langsung,” ucapnya.
Diketahui, aksi tersebut dipicu penolakan terhadap tunjangan rumah anggota DPR sebesar Rp50 juta.
Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai kemudian berujung ricuh di sekitar kompleks parlemen pada Senin (25/8).***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini