LBJ– Harga bawang merah dan cabai rawit merah di Jakarta kembali mengalami lonjakan pada Selasa (12/8). Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta, Hasudungan Sidabalok, memaparkan bahwa penyebabnya tak lepas dari masalah pasokan di lapangan.

Menurut Hasudungan, permintaan kedua komoditas ini sebenarnya relatif stabil. Namun, ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan stok memicu kenaikan harga.

“Namun jika supply kurang, harga akan naik dan sebaliknya,” ungkap Hasudungan saat ditemui di Jakarta.

Hasudungan menjelaskan, berkurangnya pasokan bawang merah dan cabai rawit merah kemungkinan besar dipicu kegagalan panen yang disebabkan serangan hama dan penyakit. Selain itu, ada fenomena petani beralih menanam komoditas lain saat harga anjlok atau ketika panen berlebih.

Baca juga : Rayakan HUT RI ke-80, Disbud DKI Gelar Lomba Permainan Tradisional di Setu Babakan

“Petani cabai adalah petani yang mudah beralih ke komoditas lain jika terjadi kegagalan panen atau jika panen berlebih tetapi harga murah,” ujarnya.

Ia menambahkan, kondisi ini hampir selalu berdampak pada lonjakan harga pada bulan-bulan berikutnya.

Berbeda dengan petani padi yang tetap menanam walau harga turun, petani cabai cenderung pragmatis. Perubahan pola tanam inilah yang membuat pasokan cabai di pasar sering tidak stabil.

“Karena pada dasarnya demand relatif stabil. Maka yang perlu dijaga adalah supply-nya,” tutur Hasudungan.

Berdasarkan data Info Pangan Jakarta (IPJ), harga bawang merah di Jakarta per 12 Agustus 2025 mencapai Rp58.231 per kilogram, sedangkan cabai rawit merah tembus Rp51.454 per kilogram.

Baca juga : 3 Truk Tinja Buang Limbah Sembarangan di Jakarta Timur, Warga Kena Polusi Bau Parah

Harga ini lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang dirilis Badan Pangan Nasional pada hari yang sama, yaitu Rp47.658/kg untuk bawang merah dan Rp45.485/kg untuk cabai rawit merah.

Hasudungan menegaskan bahwa kunci menjaga stabilitas harga ada pada pengendalian pasokan. Pemerintah daerah perlu memastikan pasokan tetap tersedia, terutama pada masa panen yang tidak menentu akibat cuaca ekstrem atau serangan hama.

Dengan menjaga kontinuitas suplai, ia yakin gejolak harga bisa ditekan, sehingga konsumen tidak lagi terbebani oleh fluktuasi yang tajam.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini