×
image

AS dan Israel Mundur dari Negosiasi Gencatan Senjata Gaza

  • image
  • By Shandi March

  • 25 Jul 2025

Amerika Serikat (AS) dan Israel memilih hengkang dari meja perundingan gencatan senjata di Gaza, menuding Hamas tidak menunjukkan itikad baik dalam proses negosiasi. (Foto:X@humairah)

Amerika Serikat (AS) dan Israel memilih hengkang dari meja perundingan gencatan senjata di Gaza, menuding Hamas tidak menunjukkan itikad baik dalam proses negosiasi. (Foto:X@humairah)


LBJ – Amerika Serikat (AS) dan Israel memilih hengkang dari meja perundingan gencatan senjata di Gaza, menuding Hamas tidak menunjukkan itikad baik dalam proses negosiasi. Keputusan ini memperparah krisis kemanusiaan yang kini melanda lebih dari 2 juta warga Gaza, dengan kelaparan massal menjadi ancaman nyata.

Utusan Khusus AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, secara terbuka menyalahkan Hamas atas kegagalan mencapai kesepakatan.

"Tanggapan Hamas jelas menunjukkan kurangnya keinginan untuk mencapai gencatan senjata di Gaza," kata Witkoff, dikutip dari AFP, Jumat (25/7).

Ia menegaskan bahwa AS akan menarik tim negosiatornya dari Qatar dan mencari opsi lain untuk membebaskan sandera Israel serta menstabilkan kondisi di Gaza.

Baca juga : Israel Tembaki Warga Palestina di Gaza Saat Ambil Bantuan, 73 Orang Tewas

Sementara itu, Israel, yang lebih dulu keluar dari perundingan di Doha, juga menuding Hamas sebagai penghambat kesepakatan. Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, menyatakan bahwa pemerintahnya tetap berupaya mencapai gencatan senjata, meski telah menarik timnya.

Namun, tuduhan ini ditentang oleh sumber Palestina yang mengetahui jalannya perundingan. Menurut sumber tersebut, Hamas mengusulkan perubahan pada klausul bantuan kemanusiaan, peta penarikan pasukan Israel, dan jaminan berakhirnya perang secara permanen.

Krisis Kemanusiaan di Gaza Makin Gawat

Krisis di Gaza semakin memprihatinkan. Lebih dari 2 juta warga menghadapi kelaparan massal akibat terbatasnya pasokan bantuan kemanusiaan. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyebut kondisi ini sebagai "bencana buatan manusia".

Prancis juga menyoroti blokade Israel sebagai penyebab utama kelaparan, dengan bantuan yang sulit masuk karena terhambat izin dan koordinasi di tengah zona perang aktif.

Baca juga :Direktur RS Gaza Kondisinya Kritis, Akibat Disiksa dan Kelaparan di Penjara Israel

Badan-badan bantuan internasional melaporkan tantangan besar dalam mendistribusikan bantuan. Truk bantuan sering terhambat karena kurangnya izin dari Israel dan sulitnya koordinasi di wilayah konflik.

Di sisi lain, Israel menolak tuduhan bahwa mereka menghambat bantuan. Sebaliknya, mereka menuding Hamas mengganggu distribusi pasokan dan menyalahkan badan bantuan internasional atas kegagalan pengiriman.

Menurut Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel telah menewaskan lebih dari 59.000 warga Palestina, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Angka ini mencerminkan skala kekerasan yang terus berlangsung, dengan warga sipil menjadi korban utama. Perundingan yang macet hanya memperburuk situasi, meninggalkan warga Gaza dalam kondisi hidup yang semakin sulit.

Para mediator di Qatar telah berupaya keras selama lebih dari dua minggu untuk mencapai terobosan. Namun, dengan mundurnya AS dan Israel, harapan untuk gencatan senjata semakin tipis. Tekanan internasional terhadap Israel terus meningkat, terutama setelah laporan tentang krisis kemanusiaan yang memburuk.

Baca juga : Rudal Israel Hantam Anak-anak Sedang Antre Puskesmas di Gaza, 15 Tewas Termasuk Balita

AS kini berfokus pada opsi alternatif untuk membebaskan sandera dan menciptakan stabilitas di Gaza. Namun, tanpa kemajuan dalam perundingan, prospek perdamaian jangka panjang tampak suram. Sementara itu, warga Gaza terus berjuang menghadapi kelaparan, kekurangan air bersih, dan ancaman kekerasan yang tak kunjung usai.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post