Imbas Festival Sound Horeg Malang, Lansia dan Bayi Diimbau Mengungsi
By Shandi March
24 Jul 2025
.png)
Ilustrasi. Pemerintah Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, resmi menggelar Festival Sound Horeg Karangjuwet Vol. 5 pada Rabu (23/7). (X@GNFI)
LBJ – Pemerintah Desa Donowarih, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur, resmi menggelar Festival Sound Horeg Karangjuwet Vol. 5 pada Rabu (23/7). Imbasnya, warga sekitar—terutama yang memiliki bayi, lansia, dan anggota keluarga yang sakit—diimbau untuk mengungsi sementara dari area karnaval.
Surat pemberitahuan bernomor 400/125/35.07.23.2008/2025 yang ditandatangani langsung oleh Kepala Desa Donowarih, Sujoko, menyatakan bahwa acara ini merupakan bagian dari ritual bersih dusun Karangjuwet dan berlangsung mulai pukul 16.30 WIB hingga selesai.
"Dengan ini kami mengimbau kepada seluruh warga khususnya warga yang tinggal di sekitar jalan raya, bagi yang memiliki bayi atau anak kecil dan anggota keluarga yang sedang sakit atau lansia, agar dapat menjaga jarak atau mengamankan sementara dari lokasi kegiatan demi kenyamanan bersama dan untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan mengingat sound system yang akan digunakan cukup keras (Sound Horeg)," bunyi surat tersebut.
Baca juga : Sound Horeg Resmi Dilarang di Jatim, Polisi: Bikin Resah Warga!
Langkah ini ditempuh karena sound system yang digunakan berdaya tinggi dan berpotensi mengganggu kenyamanan warga di sekitar lokasi. Bahkan, kata surat tersebut, tindakan ini diambil “demi menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.”
Kegiatan Rutin Dua Tahunan
Sekretaris Desa Donowarih, Ary Widya Hartono, membenarkan isi surat itu saat dikonfirmasi media. Ia menjelaskan bahwa festival ini sepenuhnya hasil swadaya warga dan telah mendapat izin resmi dari pihak kepolisian.
"Ini kan ritual setiap dua tahunan menyelenggarakan selamatan. Penyelenggaraan ini ya swadaya masyarakat. Saya sudah presentasi dan kasih testimoni ke kepolisian dan saya bisa yakinkan, seperti surat ini sebagai tindakan preventif kami," terang Ary.
Lebih lanjut, Ary menyebut bahwa tidak ada penolakan dari masyarakat. Bahkan, beberapa RT ikut ambil bagian aktif dengan menyumbang mobil hias dan mendukung acara tersebut tanpa dipaksa.
Baca juga :Pemkab Kepulauan Seribu Pecat Lurah Panggang, Dugaan Penggelapan Dana Jadi Sorotan
"Sangat mendukung. Malah ada satu RT itu yang mengeluarkan mobil hias. Ini bukti bahwa enggak semua harus sound horeg dan tidak kami paksa," jelasnya.
Meski acara berlangsung meriah, sebagian warga telah memutuskan mengungsi ke rumah saudara atau ke sisi belakang permukiman sejak surat imbauan diedarkan.
“Sudah banyak yang pindah sementara ke rumah kerabat. Total ada 11 sound horeg yang tampil di karnaval ini,” kata Ary.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini