Gencatan Senjata dengan Iran, Israel Menggila Gempur Gaza dan Tepi Barat
By Shandi March
26 Jun 2025
.jpg)
Kondisi Gaza yang hancur lebur akibat serbuan pasukan laknatullah zionis Israel. (X@marchfoward)
LBJ - Sehari setelah menyepakati gencatan senjata dengan Iran, Israel justru kembali menggila di Gaza dan Tepi Barat. Operasi militer yang mereka lakukan, Rabu (25/6), justru makin mematikan dan penuh korban.
Serangan terbaru ini menyasar Khan Younis di Gaza bagian selatan. Militer Israel (IDF) menyebut operasi itu sebagai langkah defensif usai mendapat serangan balik. Namun, dalam pelaksanaannya, kendaraan tempur mereka terkena ledakan yang menewaskan tujuh prajurit.
“Para tentara gugur dalam pertempuran di Jalur Gaza bagian selatan,” tulis IDF dalam keterangan resmi. Salah satu korban adalah komandan peleton.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu menyebut insiden ini sebagai “hari yang berat bagi rakyat Israel” melalui pernyataan yang ia unggah di media sosial. Namun yang menjadi ironi, hari yang berat bagi Israel berarti bencana berkepanjangan bagi rakyat Palestina.
Baca juga : Dunia Terbelah atas Serangan AS ke Iran: Paus hingga Putin Serukan Damai, Israel Sorak Kemenangan
Bersamaan dengan operasi di Gaza, militer Israel juga menggempur Tepi Barat. Kementerian Kesehatan Palestina mencatat empat korban tewas dalam dua serangan berbeda. Termasuk seorang remaja laki-laki, Rayan Tamer Houshiyeh (15), yang ditembak pasukan Israel di kota Al Yamoun, dekat Jenin.
Tak hanya itu, tiga warga lainnya dilaporkan tewas akibat “serangan oleh pemukim Israel” di desa Kafr Malik. Dalam laporan resmi, Kementerian Kesehatan Palestina menulis, “tiga syuhada dan tujuh orang luka-luka (satu dalam kondisi kritis) akibat serangan yang dilakukan para pemukim.”
Hingga kini, identitas para korban dewasa belum dirilis. Namun suasana di wilayah tersebut kembali memanas. Di satu sisi ada tentara bersenjata lengkap, di sisi lain rakyat yang bahkan tak sempat mengungsi.
Selasa (24/6), Israel menyepakati gencatan senjata dengan Iran. Perdana Menteri Netanyahu menyebut langkah itu sebagai hasil koordinasi dengan mantan Presiden AS, Donald Trump. Namun, gencatan ini hanya berlaku satu arah. Gaza dan Tepi Barat tetap jadi sasaran serangan brutal.
Serangan ini juga menegaskan bahwa perjanjian damai tidak selalu berarti penghentian kekerasan di semua lini. Gaza tetap dibombardir. Tepi Barat tetap berdarah.
Ribuan Korban Jiwa dan Dunia Masih Bungkam
Sejak awal agresi besar pada 7 Oktober 2023, lebih dari 55.000 warga Palestina tewas, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak. Konflik bermula dari serangan Hamas ke Israel yang menewaskan 1.219 orang dan menyandera 251 lainnya. Hingga kini, masih ada 49 sandera yang belum dipulangkan.
Namun, balasan Israel selama hampir dua tahun terakhir telah menghancurkan sebagian besar wilayah Gaza. Rumah, sekolah, rumah sakit—semuanya jadi target. Dan sayangnya, dunia internasional masih gamang bersuara tegas.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini