Mengintip Tabot Bengkulu, Upacara Adat Unik Sambut Tahun Baru Islam 2025
By Shandi March
23 Jun 2025
.png)
Upacara Tabot, tradisi masyarakat Bengkulu sambut Tahun Baru Islam 20256 (Tangkap layar https://profil.bengkulukota.go.id)
LBJ – Di tengah perayaan Tahun Baru Islam 2025, Provinsi Bengkulu kembali menyuguhkan salah satu tradisi budaya paling otentik di Indonesia: Upacara Tabot. Tradisi yang hidup sejak abad ke-18 ini tak hanya menjadi pengingat sejarah spiritual, tapi juga menjadi simbol akulturasi budaya yang kaya makna.
Dikutip dari laman RRI, tujuan utama dari tradisi Tabot adalah mengenang gugurnya Husein bin Ali, cucu Nabi Muhammad SAW, dalam tragedi Karbala. Peristiwa yang menjadi duka mendalam bagi umat Muslim Syiah ini diperingati melalui prosesi adat selama sepuluh hari penuh setiap bulan Muharam.
Jejak Sejarah: Dari Madras ke Tengah Padang
Tradisi Tabot pertama kali masuk ke Bengkulu melalui para pekerja Muslim Syiah dari Madras dan Bengali, India Selatan, yang didatangkan oleh Inggris pada masa pembangunan Benteng Marlborough sekitar tahun 1718–1719. Mereka akhirnya menetap dan membentuk komunitas di wilayah yang kini dikenal sebagai Kelurahan Tengah Padang, Kota Bengkulu.
Baca juga : Banyak Kepala Daerah Telat Ikut Retret Pagi di IPDN Jatinangor
Seiring waktu, tradisi ini mengalami akulturasi dengan budaya lokal dan menjelma menjadi upacara adat masyarakat Bengkulu yang dikenal luas sebagai Tabot. Sementara jejak perayaan serupa sempat tumbuh di wilayah Minangkabau dan Aceh, hanya Bengkulu yang konsisten melestarikannya hingga kini.
Rangkaian Tradisi Tabot: 1–10 Muharam
Upacara Tabot digelar mulai tanggal 1 hingga 10 Muharam. Berikut rangkaian acaranya:
- Mengambil Tanah dari lokasi keramat sebagai simbol awal upacara.
- Duduk Penja: Prosesi mencuci penja, benda logam berbentuk tangan manusia yang dianggap suci.
- Meradai (6 Muharam): Anak-anak berusia 10–12 tahun yang disebut Jola mengumpulkan sumbangan dari masyarakat.
- Menjara: Kunjungan antarkelompok untuk bertanding dol, beduk khas Bengkulu.
- Arak Penja: Arak-arakan penja mengelilingi Kota Bengkulu.
- Arak Sorban: Prosesi menambahkan sorban putih pada tabot kecil yang dipercaya membawa kebaikan.
- Gam: Masa tenang, seluruh kegiatan dihentikan untuk menghormati momen sakral.
- Arak Gendang (9 Muharam): Dimulai dari pelepasan Tabot Bersanding hingga pawai budaya malam hari.
- Tabot Tebuang (10 Muharam): Prosesi puncak di mana semua tabot dibuang ke laut atau sungai sebagai simbol melepas duka.
Baca juga :Dunia Terbelah atas Serangan AS ke Iran: Paus hingga Putin Serukan Damai, Israel Sorak Kemenangan
Lebih dari sekadar seremoni, Tabot menjadi cermin bagaimana sejarah Islam dan nilai kearifan lokal berbaur menjadi kekuatan sosial masyarakat. Festival ini juga menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk datang dan belajar tentang nilai-nilai spiritualitas dalam kebudayaan Indonesia.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini