Raja Ampat Diterpa Ancaman Tambang Nikel, Netizen Ramai-ramai Gaungkan Tagar #SavePapua
By Shandi March
05 Jun 2025
.png)
Kerusakan Halmahera akibat hilirisasi nikel hingga tagar save Raja Ampat Papua digaungkan. (X @ilhampid)
LBJ – Media sosial kembali bergemuruh. Kali ini, suara digital warga Indonesia menyatu lewat tagar #SaveRajaAmpat dan #SavePapua yang memuncaki trending topik X sejak 4 Juni 2025. Gerakan ini bukan sekadar seruan maya, melainkan bentuk perlawanan terhadap ancaman nyata: hilirisasi nikel yang disebut-sebut mulai merambah kawasan Raja Ampat, surganya ekowisata Papua.
Sejumlah warganet menyebarkan video dan foto yang menunjukkan kerusakan lingkungan akibat aktivitas pertambangan. Dalam salah satu video berdurasi 43 detik yang diunggah akun @ilhampid, terlihat bentang alam Halmahera yang rusak parah, lalu disambung dengan panorama Raja Ampat yang masih alami—seolah menggambarkan ironi yang mengintai.
"Raja ampat berubah jadi lahan tambang hilirisasi nikel. Kerusakan alam akibat dari ini semua akan jadi bencana alam. Pemerintah dungu dan mentei bahlol sudah lihat kan daya rusak mereka luar biasa," tulisnya.
Mengapa netizen seramai ini menyuarakan protes? Karena mereka khawatir. Raja Ampat bukan hanya milik Papua, tetapi juga aset nasional—ikon wisata dunia. Namun kini, ancaman hilirisasi nikel membuat masa depan kawasan ini tampak suram.
Baca juga : Kisah Lee Jae Myung, Dari Korban Penikaman hingga Presiden Korsel
"Ini mah dzolim ke semua makhluk hidup yang ada di sana, bukan ke manusia doang. Gak ada otak banget," ujar Akun @pprettyslut menumpahkan amarahnya.
Netizen lain bahkan mempertanyakan fungsi kementerian yang selama ini digaji untuk melindungi ekosistem:
"Apa gunanya punya Kementerian Pariwisata, Lingkungan Hidup, Kehutanan, kalau ujung-ujungnya tambang lagi aja sumber pendapatan negara ini. Apa keuntungan masuk ke perutnya lebih besar?" cuit @masdimnih.
Meski terlihat seperti isu baru, praktik tambang di kawasan Raja Ampat sejatinya sudah berlangsung lama. Salah satunya berada di Pulau Gag, wilayah yang pernah menjadi titik eksplorasi dan eksploitasi ORE nikel.
"Kegiatan pertambangan nikel di kawasan Raja Ampat itu sudah lama, terutama di pulau GAG, kenapa sekarang baru teriak-teriak, sudah puluhan juta ton ORE keluar dari perut bumi pulau GAG," ungkap akun @ricoaditya_h.
Baca juga : Modus Gunakan Nama Bank Plat Merah, Viska Medina Dituding Gelapkan Rp1,83 Miliar
Namun yang jadi sorotan saat ini adalah efek domino dari kebijakan hilirisasi—di mana pembangunan smelter dan pengolahan nikel dianggap membuka keran kehancuran ekologis lebih luas.
Hingga kini belum ada klarifikasi resmi dari pemerintah soal dugaan ekspansi hilirisasi nikel ke Raja Ampat. Namun gelombang protes dari netizen menunjukkan satu hal: rakyat ingin transparansi dan perlindungan alam, bukan sekadar pertumbuhan ekonomi semu.
Fakta bahwa video tersebut sudah ditonton lebih dari 199.400 kali dalam sehari menunjukkan kuatnya arus resistensi publik. Warga digital kini tak hanya jadi penonton, mereka juga jadi penggerak opini.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini