×
image

Walubi Jateng Restui Stairlift Borobudur, Jamin Akses Ibadah Biksu Senior

  • image
  • By Shandi March

  • 28 May 2025

Biku-biku yang mempunyai keterbatasan kemampuan fisik, seringkali tidak mampu naik ke Candi Borobudur dengan tangganya yang curam. (X@ybaindonesia)

Biku-biku yang mempunyai keterbatasan kemampuan fisik, seringkali tidak mampu naik ke Candi Borobudur dengan tangganya yang curam. (X@ybaindonesia)


LBJ - Setelah sempat viral video yang memicu dugaan pemasangan eskalator di Candi Borobudur, kini Ketua DPD Perwakilan Umat Buddha Indonesia (Walubi) Jawa Tengah (Jateng), Tanto Harsono, menyatakan dukungannya terhadap upaya pemasangan stairlift dan ramp secara permanen pada situs warisan dunia di Magelang, Jawa Tengah tersebut.

"Kita akan menyambut dengan suka cita kalau memang ini (stairlift dan ramp) akan dipakai terus, terutama untuk pengunjung maupun biku-biku yang tidak mampu naik ke candi," kata Tanto di Kompleks Candi Borobudur, Selasa (27/5).

Tanto mengungkapkan bahwa banyak biksu senior kini kesulitan mencapai puncak Candi Borobudur untuk beribadah karena tangga yang terjal dan ketinggian situs warisan dunia itu. Walubi meyakini bahwa PT Aviasi Pariwisata Indonesia (Persero)/InJourney, sebagai pengelola, akan menjaga keutuhan struktur dan batu candi saat memasang stairlift serta ramp.

Baca juga : Istana Jelaskan Urgensi Pemasangan Stair Lift Non-Permanen untuk Kunjungan Presiden Prancis ke Borobudur

Stairlift merupakan alat berupa kursi yang dirancang untuk membantu individu dengan keterbatasan mobilitas menaiki atau menuruni tangga. Kursi ini bergerak secara mekanis melalui jalur atau ramp yang dipasang di sisi tangga utama.

InJourney menegaskan bahwa pemasangan stairlift—kursi mekanis yang bergerak di trek samping tangga—dan ramp tidak merusak struktur candi.

“Yang kami bangun adalah prasarana yang bersifat portable, ini bongkar pasang. InJourney memastikan bahwa ini tidak ada sedikit pun kerusakan pada struktur candi. Kita tidak ada paku, tidak ada bor, kita tidak ada sama sekali penetrasi kepada batu candi. Semua dilakukan dengan teknik sipil yang sangat diperhitungkan matang,” kata Direktur Utama InJourney, Maya Watono.

 Pihaknya juga membantah hoaks yang menyebut pemasangan ini menggunakan eskalator atau ekskavator.

Baca juga :Tekan Angka Kematian Kecelakaan di Jakarta, Jasa Raharja DKI Gelar Pelatihan Pertolongan Pertama Gawat Darurat

“Jadi itu dipastikan bukan ekskavator apalagi eskalator, hoaks itu. Ini adalah ramp dan stairlift,” tegas Maya.

Pemasangan fasilitas ini, yang hanya diterapkan di salah satu dari empat tangga candi, mengacu pada praktik global. Maya mencontohkan Acropolis di Athena, Yunani, dan Angkor Wat di Kamboja, yang telah menggunakan ramp, serta Castle of Cretes di Pulau Kreta yang memasang stairlift. Desain di Borobudur telah melalui tinjauan Museum dan Cagar Budaya (MCB) Kementerian Kebudayaan serta Analisis Dampak Pusaka (HIA) UNESCO, memastikan kepatuhan pada standar konservasi.

Langkah ini tidak hanya memudahkan akses ibadah bagi biksu senior, tetapi juga mendukung kunjungan kenegaraan Presiden Prancis Emmanuel Macron bersama Presiden RI Prabowo Subianto pada 29 Mei 2025. InJourney memanfaatkan momen ini untuk mempromosikan citra Borobudur sebagai destinasi inklusif dan ramah wisatawan. “Saya harap itu bisa diteruskan, kami akan tunjukkan bahwa yang kami buat itu memang organik lah dengan temple dan sama sekali tidak merusak, semoga bisa berkelanjutan,” ujar Maya.

InJourney berencana mengevaluasi keberlanjutan stairlift dan ramp pasca-kunjungan Macron. Fasilitas ini diharapkan meningkatkan kunjungan wisatawan sekaligus menjaga kelestarian candi Buddha terbesar di dunia.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post