×
image

Hamas Bebaskan Tentara AS-Israel di Tengah Serangan Israel ke Gaza dan Blokade Bantuan

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 13 May 2025

Edan Alexander bersama anggota Hamas dan pejabat palang merah. (tangkap layar)

Edan Alexander bersama anggota Hamas dan pejabat palang merah. (tangkap layar)


LBJ - Hamas telah membebaskan Edan Alexander, seorang warga negara Amerika Serikat yang juga merupakan tentara dan warga negara Israel. Pembebasan ini dilakukan di tengah berlanjutnya serangan Israel ke Gaza dan blokade bantuan yang telah berlangsung selama 71 hari.

Langkah Hamas ini dipandang sebagai upaya untuk menghidupkan kembali perundingan gencatan senjata dan mengakhiri blokade Israel yang berdampak besar pada Jalur Gaza.

Komite Internasional Palang Merah (ICRC) mengonfirmasi bahwa mereka memfasilitasi pemindahan Alexander pada Senin malam. Sebuah foto yang dirilis menunjukkan Alexander bersama anggota Hamas dan seorang pejabat Palang Merah.

Hamas menyatakan pembebasan ini sebagai "isyarat niat baik" kepada Presiden AS Donald Trump yang sedang melakukan kunjungan ke negara-negara Teluk Arab.

Baca juga: Israel Terus Kepung dan Bunuh Warga Gaza yang Kelaparan

Pertempuran sempat dihentikan sementara untuk proses penyerahan. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Israel akan mengizinkan perjalanan yang aman untuk pembebasan tersebut.

"Edan Alexander, sandera Amerika yang diduga tewas, akan dibebaskan oleh Hamas. Berita bagus!" tulis Trump melalui platform Truth Social.

Kantor Netanyahu mengeluarkan pernyataan yang menyambut baik kembalinya Sersan Edan Alexander.

"Pemerintah Israel berkomitmen untuk memulangkan semua sandera dan orang hilang, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal," demikian bunyi pernyataan tersebut.

Keluarga para tawanan sebelumnya mengkritik Netanyahu yang dianggap lebih fokus pada kepentingan politiknya.

Presiden ICRC Mirjana Spoljaric menyambut baik pembebasan Alexander. Ia juga menyerukan gencatan senjata abadi di Gaza.

"Kami lega karena satu keluarga lagi telah dipersatukan kembali hari ini. Namun, mimpi buruk ini terus berlanjut bagi para sandera yang tersisa, keluarga mereka, dan ratusan ribu warga sipil di seluruh Gaza," kata Spoljaric.

Ibu Alexander dilaporkan telah tiba di Israel dan dibawa ke pangkalan militer Re'im untuk bertemu putranya. Sementara itu, Al Jazeera melaporkan dari Amman, Yordania, bahwa meskipun ada pembebasan, Israel tidak memberikan komitmen untuk gencatan senjata yang lebih luas.

"Tidak ada imbalan apa pun, tidak ada pembebasan tahanan Palestina, tidak ada jeda dalam pertempuran," ujar Hamdah Salhut dari Al Jazeera.

Ia menambahkan bahwa negosiasi selanjutnya kemungkinan akan terjadi "di bawah tembakan".

Analis politik Israel, Akiva Eldar, menilai pembebasan Alexander memicu kegembiraan sekaligus frustrasi di Israel.

Baca juga: Perpecahan Israel, Netanyahu Dituduh Utamakan Kepentingan Pribadi

"Apa yang kami lihat adalah bahwa apa yang dapat dilakukan Presiden Trump, tidak dapat dilakukan oleh Netanyahu," katanya dilansir Al Jazeera.

Netanyahu sendiri menghadapi tekanan untuk mengakhiri perang demi pembebasan tawanan lainnya, namun ia menyatakan akan memperluas serangan Israel. Eldar menilai pembebasan ini menjadi "titik krusial" yang menunjukkan bahwa kesepakatan pembebasan mungkin terjadi jika ada kepemimpinan yang berbeda.

Organisasi kemanusiaan telah memperingatkan bahwa Gaza berada di ambang kelaparan massal. IPC melaporkan setengah juta warga Palestina menghadapi kelaparan yang mengancam.

Kepala Program Pangan Dunia PBB, Cindy McCain, mendesak tindakan internasional segera. Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, juga menyampaikan peringatan serupa mengenai risiko kelaparan yang menjadi "kenyataan sehari-hari bagi anak-anak di seluruh Jalur Gaza".

Netanyahu dan pemerintahannya tetap berkomitmen untuk melanjutkan operasi militer di Gaza. Menteri Keamanan Nasional Israel, Itamar Ben-Gvir, menegaskan kembali posisinya untuk melanjutkan perang dan memblokir bantuan kemanusiaan.

Kantor Netanyahu menyatakan bahwa "tidak ada komitmen untuk melakukan gencatan senjata dalam bentuk apa pun" dan mengklaim tekanan militer memaksa Hamas membebaskan Alexander. Namun, para kritikus berpendapat bahwa pembebasan itu juga dipengaruhi oleh kontak langsung AS dengan Hamas.

Netanyahu bertemu dengan tokoh-tokoh AS, termasuk utusan Trump Steve Witkoff dan Duta Besar Mike Huckabee. Pertemuan ini disebut sebagai "upaya terakhir" untuk mendorong kesepakatan pembebasan tawanan sebelum pertempuran meluas.

Israel berencana mengirim delegasi ke Doha untuk melakukan pembicaraan, namun menegaskan operasi militer akan terus berlanjut. "Perdana menteri menegaskan bahwa negosiasi hanya akan berlangsung di bawah tembakan," demikian pernyataan kantornya.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post