×
image

Eskalasi Perang di Kashmir: Pemboman Hebat Tewaskan Belasan Warga Sipil

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 09 May 2025

Serangan Pakistan di wilayah Poonch, Kashmir yang dikelola India, menewaskan sedikitnya 11 warga sipil sejak 7 Mei.

Serangan Pakistan di wilayah Poonch, Kashmir yang dikelola India, menewaskan sedikitnya 11 warga sipil sejak 7 Mei.


LBJ - Eskalasi pertempuran di wilayah Kashmir yang disengketakan antara India dan Pakistan mencapai titik mengkhawatirkan setelah pemboman hebat di distrik Poonch, Kashmir yang dikelola India, menewaskan sedikitnya 11 warga sipil sejak 7 Mei. Serangan ini merupakan balasan atas serangan rudal India ke wilayah Pakistan, dan memicu ketegangan terburuk dalam beberapa dekade terakhir.

Suara pilu seorang wanita yang kehilangan segalanya akibat tembakan mortir di Poonch menggambarkan kengerian situasi di wilayah perbatasan. Video dari Poonch menunjukkan kehancuran rumah-rumah, dengan puing-puing dan darah berserakan di mana-mana.

Rameez Choudhary, seorang warga Poonch, menggambarkan malam pemboman sebagai "malam yang penuh teror".

Para pejabat melaporkan bahwa korban tewas termasuk dua saudara kandung, pemilik toko, seorang anak berusia tujuh tahun, seorang remaja laki-laki, seorang ibu rumah tangga, dan empat pria lainnya.

Desa-desa seperti Shahpur, Mankote, dan Krishna Ghati menjadi wilayah yang paling terdampak. Penembakan juga meningkat di distrik Rajouri, memaksa penduduk melarikan diri mencari tempat aman.

Baca juga: Ledakan di Rafah Tewaskan dan Lukai Tentara Israel, Hamas Klaim Bertanggung Jawab

Konflik perbatasan ini dipicu oleh serangan mematikan terhadap wisatawan di Pahalgam pada 22 April, yang menewaskan 26 orang. India menuduh Pakistan mendukung kelompok bersenjata di balik serangan tersebut, namun Pakistan membantah tuduhan itu.

Sebagai respons, India melancarkan serangan rudal ke beberapa lokasi di Pakistan, yang diklaim menargetkan "kamp basis teroris" namun menurut Pakistan menewaskan 31 warga sipil.

Para ahli menilai bahwa skala dan luasnya ketegangan militer saat ini lebih serius dibandingkan konflik Kargil tahun 1999. Tara Kartha dari Centre for Land Warfare Studies (CLAWS) menyatakan bahwa "perang ini dipaksakan kepada kita" sebagai respons terhadap provokasi serangan Pahalgam.

Sementara India mengklaim bertindak dewasa, Pakistan menuduh India mengobarkan perang.

Warga Kashmir menjadi pihak yang paling merasakan dampak langsung dari konfrontasi ini. Pada hari Rabu, tiga wilayah berbeda di Kashmir yang dikelola India diserang oleh Pakistan.

Altaf Amin, warga desa Chandak di Poonch, mengatakan, "Awalnya, kami mengira itu guntur. Langit bergemuruh pada pukul 1 pagi."

Media sosial dipenuhi video yang menunjukkan korban jiwa akibat penembakan. Sebuah video yang diverifikasi Al Jazeera memperlihatkan tubuh seorang remaja laki-laki berlumuran darah dan jenazah seorang anak kecil dengan luka parah di kepala.

Di tengah kengerian ini, seruan "Kami tidak menginginkan perang" bergema di antara warga.

Kemarahan juga ditujukan kepada pemerintah setempat yang dinilai lambat dalam mengevakuasi warga. Zafar Choudhary, seorang analis politik, menyatakan bahwa serangan seharusnya diantisipasi dan evakuasi perlu dilakukan untuk menghindari korban sipil.

Baca juga: Militer Israel Modifikasi Drone DJI untuk Serangan Mematikan di Gaza

Warga Poonch merasa bahwa merekalah yang selalu menanggung beban setiap kali terjadi konflik antara India dan Pakistan.

Garis Kontrol (LoC), yang terbentuk setelah perang pertama antara India dan Pakistan pada tahun 1949, kembali menjadi garis depan konflik. Meskipun kesepakatan gencatan senjata diperbarui pada tahun 2021, namun kini kesepakatan tersebut hancur.

Amin dari Chandak menyatakan bahwa intensitas penembakan kali ini "belum pernah terjadi sebelumnya" sejak gencatan senjata tahun 2003.

Warga di Poonch mulai mengikuti protokol perang dan membangun bunker darurat. Sekolah-sekolah di Chandak diubah menjadi pusat bantuan. Sementara itu, penduduk desa perbatasan lainnya seperti Salamabad Uri juga terpaksa meninggalkan rumah mereka akibat penembakan hebat.

Mushtaq Ahmad, seorang warga Salamabad, mengatakan bahwa dua rumah terbakar dan banyak orang terluka. Ghulam Muhammad Chopan, seorang warga berusia 80 tahun, merasa terpaksa mengungsi meskipun usianya sudah lanjut.

Di Wuyan, Pampore, penduduk terbangun oleh suara ledakan keras dan melihat pesawat yang ditembak jatuh. Pakistan mengklaim menembak jatuh lima jet tempur India, meskipun India belum mengonfirmasi kerugian tersebut.

Di tengah ketidakpastian dan meningkatnya ketegangan, warga Kashmir yang dikelola India hidup dalam ketakutan dan ketidakpastian.

Mereka mulai menimbun makanan dan kebutuhan pokok lainnya.

Farooq Ahmad, seorang warga desa Kamalkote di Uri, menyampaikan pesan pilu, "Perang tidak boleh dirayakan. Ketika peluru menghantam, mereka tidak menanyakan identitas Anda."***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post