Ledakan di Rafah Tewaskan dan Lukai Tentara Israel, Hamas Klaim Bertanggung Jawab
By Cecep Mahmud
09 May 2025

Ledakan besar di Rafah yang disusul dengan aktivitas helikopter Israel yang mengevakuasi korban luka. (tangkap layar X/taleb_b72)
LBJ - Sebuah ledakan mengguncang Rafah di Jalur Gaza selatan pada hari Kamis, mengakibatkan korban tewas dan luka di pihak pasukan Israel dari Brigade Golani. Informasi ini pertama kali dilaporkan oleh sebuah situs web Israel, sementara media Israel cenderung menutup pemberitaan mengenai insiden tersebut. Hingga kini, belum ada pernyataan resmi dari pemerintah Israel terkait kejadian ini.
Dilansir Al Jazeera saksi mata di Rafah melaporkan tentang ledakan besar yang disusul dengan aktivitas helikopter Israel yang mengevakuasi korban luka. Pertempuran sengit juga dilaporkan terjadi di sekitar lokasi ledakan.
Al Jazeera melaporkan dari Deir el-Balah, Gaza tengah, bahwa sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam, menyatakan terlibat dalam "bentrokan dan konfrontasi langsung yang sengit dengan pasukan pendudukan Israel yang beroperasi di lingkungan El Geneina, sebelah timur kota Rafah".
Lebih lanjut, Al Jazeera menyampaikan laporan mengenai sejumlah tentara Israel yang diduga terjebak di bawah reruntuhan bangunan yang sebelumnya telah dipasangi bahan peledak oleh Hamas di Rafah.
Taktik penyergapan menggunakan bangunan yang dipasangi bom ini disebut telah digunakan sebelumnya oleh pejuang Hamas terhadap pasukan darat Israel. Brigade Qassam kemudian mengeluarkan pernyataan resmi yang mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Baca juga: Militer Israel Modifikasi Drone DJI untuk Serangan Mematikan di Gaza
Mereka menyatakan bahwa dalam operasi "Gerbang Neraka", mereka meledakkan alat peledak kuat yang menargetkan patroli tujuh tentara Israel di dekat Masjid Omar Ibn Al-Khattab, lingkungan Al-Tannour, timur Rafah.
Brigade Qassam juga mengklaim melihat beberapa jenazah tentara Israel yang terpotong-potong di lokasi kejadian.
Laporan menyebutkan bahwa pasukan Israel mengalami kesulitan dalam mengevakuasi korban tewas dan luka akibat intensitas pertempuran di area tersebut. Rekaman yang disiarkan oleh sumber-sumber Israel menunjukkan beberapa helikopter mengangkut tentara ke rumah sakit.
Di tengah insiden di Rafah, serangan udara Israel terus berlanjut di wilayah lain Gaza. Sedikitnya 16 warga Palestina dilaporkan tewas dalam serangan udara pada hari Kamis, setelah 24 jam sebelumnya lebih dari 100 orang kehilangan nyawa.
Serangan terbaru menewaskan sedikitnya tiga orang di Deir el-Balah dan kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah. Di Shujayea, timur Kota Gaza, penembakan menewaskan satu orang dan melukai beberapa lainnya.
Lebih jauh ke utara, serangan udara Israel menargetkan sebuah rumah di Beit Lahiya, menewaskan sembilan orang. Tim penyelamat masih berupaya mencari seorang wanita yang diyakini tertimbun reruntuhan. Lokasi serangan di Beit Lahiya dilaporkan penuh dengan pengungsi.
Di Khan Younis, seorang gadis tewas dan empat lainnya terluka akibat serangan artileri Israel yang menghantam tenda-tenda pengungsi di bagian barat kota.
Baca juga: Serangan Rudal India Hantam Pakistan, 3 Masjid Hancur: Shehbaz Sharif Sebut Tindakan Perang
Serangan berkelanjutan ini terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai blokade bantuan oleh Israel yang mendorong Gaza menuju kelaparan. Departemen Luar Negeri AS menyatakan bahwa solusi untuk pengiriman bantuan pangan ke Gaza hampir tercapai.
Sementara itu, para pemimpin Eropa dan kelompok bantuan mengkritik rencana Israel untuk mengambil alih distribusi bantuan kemanusiaan di Gaza. Blokade Israel yang diperketat sejak 2 Maret telah memperburuk krisis kemanusiaan, menghentikan bantuan dan melumpuhkan upaya kemanusiaan.
World Central Kitchen (WCK), salah satu penyedia makanan utama di Gaza, mengumumkan penghentian semua operasi memasak karena kekurangan persediaan makanan.
Program Pangan Dunia sebelumnya juga memperingatkan tentang habisnya stok makanan di Gaza. Kelompok hak asasi manusia mengecam blokade tersebut sebagai "taktik kelaparan".
Di luar Gaza, ketegangan meningkat setelah Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, mengancam Iran. Ancaman ini menyusul serangan pesawat nirawak Houthi di dekat Bandara Ben Gurion.
Katz menyatakan bahwa Iran akan menghadapi nasib yang sama seperti Hamas dan Hizbullah jika terus mendukung serangan terhadap Israel. Pemberontak Houthi Yaman sebelumnya meluncurkan rudal balistik ke dekat Bandara Internasional Ben Gurion, sebagai bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini