Militer Israel Modifikasi Drone DJI untuk Serangan Mematikan di Gaza
By Cecep Mahmud
09 May 2025

Drone DJI yang digunakan Israel untuk mengawasi warga sipil Palestina di Gaza. (tangkap layar X/warfareanalysis)
LBJ - Sebuah investigasi oleh lembaga verifikasi Sanad Al Jazeera mengungkapkan bahwa militer Israel telah memodifikasi pesawat tanpa awak komersial, terutama produksi raksasa teknologi China DJI, untuk membawa bom dan melakukan pengawasan di wilayah Gaza. Penggunaan drone yang diubah ini dilaporkan menyasar rumah sakit, tempat penampungan warga sipil, dan bahkan digunakan untuk mengawasi warga Palestina yang dipaksa menjadi perisai manusia.
Menurut laporan Sanad Al Jazeera, drone DJI telah diadaptasi oleh militer Israel untuk melancarkan serangan terhadap target sipil dan infrastruktur kemanusiaan di Gaza.
Investigasi tersebut menemukan bukti penggunaan drone ini dalam serangan terhadap rumah sakit dan tempat penampungan warga sipil.
Selain itu, drone DJI juga diduga digunakan untuk mengawasi tahanan Palestina yang dipaksa bertindak sebagai perisai manusia bagi tentara Israel.
Baca juga: Ratusan Ribu Warga Gaza Terpaksa Makan Sekali Setiap 2-3 Hari Akibat Blokade Israel
Praktik modifikasi drone komersial untuk keperluan militer bukanlah fenomena baru. Pada tahun 2022, laporan serupa muncul terkait penggunaan drone DJI oleh kedua belah pihak dalam konflik Rusia-Ukraina.
Menanggapi hal ini, DJI mengambil langkah dengan menghentikan semua penjualan ke Rusia dan Ukraina serta memperkenalkan modifikasi perangkat lunak untuk membatasi area operasional dan ketinggian terbang drone mereka.
Namun, Al Jazeera menyoroti bahwa DJI tidak mengambil tindakan serupa terkait penjualan drone ke Israel. Penggunaan drone DJI oleh militer Israel sebenarnya telah berlangsung sejak lama.
Pada tahun 2018, drone DJI dilaporkan digunakan secara luas di berbagai unit militer Israel. Kelompok kampanye Israel, Hamushim, bahkan mendokumentasikan penggunaan model DJI Matrice 600 untuk menjatuhkan gas air mata pada pengunjuk rasa sipil di Gaza selama aksi Great March of Return pada tahun 2019.
Investigasi Sanad Al Jazeera menunjukkan bahwa penggunaan drone DJI oleh Israel kini meningkat secara signifikan, terutama dalam hal penggunaan mematikan terhadap warga sipil dan target yang dilindungi di Gaza.
Beberapa model drone DJI yang dimodifikasi untuk keperluan militer telah didokumentasikan. Di antaranya, DJI Agras, yang awalnya dirancang untuk pertanian, menjadi perhatian utama karena kemampuannya membawa muatan besar dan terbang dengan presisi.
Drone ini diyakini telah digunakan untuk mengirimkan bahan peledak ke target di luar jangkauan pasukan konvensional.
Baca juga: Pakistan Bersumpah Balas Serangan Udara India di Kashmir, Picu Kekhawatiran Konflik Nuklir
Selain DJI Agras, model DJI Mavic juga digunakan oleh militer Israel di Gaza untuk pengintaian dan akuisisi target. Bahkan, drone DJI Avata yang ringkas, yang dirancang untuk pembuatan film rekreasi, dilaporkan digunakan untuk menavigasi dan memetakan jaringan terowongan di bawah Gaza.
Investigasi Al Jazeera menyoroti beberapa insiden spesifik yang terjadi di Gaza utara pada akhir tahun 2024. Saat Israel mengepung wilayah tersebut, warga dan organisasi kemanusiaan melaporkan peningkatan penggunaan drone sipil yang dipersenjatai dengan bahan peledak.
Salah satu insiden yang terdokumentasi adalah serangan pada 17 Juli 2024, di mana sebuah drone DJI Agras diduga menjatuhkan bom di dekat gedung badan amal Turki IHH di Jabalia, hanya beberapa meter dari sebuah sekolah yang berfungsi sebagai tempat penampungan dan pusat distribusi bantuan.
Insiden serupa terjadi pada bulan November di Beit Lahia, di mana drone DJI Agras kembali dilaporkan menjatuhkan bom di lingkungan permukiman tempat warga sipil mengungsi. Saksi mata menggambarkan serangan tersebut bertujuan untuk menyebarkan ketakutan.
Selain serangan langsung, drone DJI yang dimodifikasi juga digunakan secara ekstensif untuk pengawasan dan operasi taktis di seluruh Gaza.
Al Jazeera Arabic memperoleh rekaman dari drone Israel yang menunjukkan DJI Avata membantu melacak seorang warga Palestina yang diduga digunakan sebagai perisai manusia oleh tentara Israel di Shujaiya pada Desember 2023.
Penggunaan perisai manusia merupakan praktik ilegal menurut hukum internasional.
Al Jazeera membandingkan respons DJI terhadap penggunaan drone mereka dalam konflik Ukraina dengan situasi di Gaza. Pada tahun 2022, DJI menangguhkan penjualan ke Rusia dan Ukraina karena kekhawatiran bahwa data penting dibagikan dengan pihak yang berkonflik. Namun, DJI belum mengambil tindakan serupa terkait Israel, meskipun ada bukti penggunaan drone mereka sebagai senjata di Gaza.
Menanggapi pertanyaan dari Sanad Al Jazeera, DJI menyatakan bahwa produk mereka dirancang untuk penggunaan sipil dan damai, dan mereka menyesalkan serta mengutuk penggunaan produk mereka untuk menyebabkan kerugian di mana pun.
Namun, DJI tidak menjawab pertanyaan mengenai kemungkinan penghentian penjualan ke Israel atau penerapan pembatasan perangkat lunak seperti yang dilakukan dalam kasus Rusia-Ukraina. Akibatnya, penggunaan drone DJI oleh militer Israel di Gaza terus berlanjut tanpa adanya pembatasan dari pihak produsen.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini