Ratusan Ribu Warga Gaza Terpaksa Makan Sekali Setiap 2-3 Hari Akibat Blokade Israel
By Cecep Mahmud
08 May 2025

Ratusan ribu warga Palestina dilaporkan hanya mampu makan satu kali setiap dua atau tiga hari. (tangkap layar X)
LBJ - Badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) mengungkapkan kondisi memprihatinkan di Jalur Gaza. Ratusan ribu warga Palestina dilaporkan hanya mampu makan satu kali setiap dua atau tiga hari. Situasi ini terjadi di tengah blokade Israel yang melumpuhkan wilayah tersebut.
Juru bicara UNRWA, Adnan Abu Hasna, menyampaikan informasi ini kepada TV Al-Ghad dalam sebuah wawancara pada Selasa. Ia menyatakan keprihatinannya atas kondisi kekurangan gizi yang parah di kalangan anak-anak Gaza.
"Lebih dari 66.000 anak di Gaza menderita kekurangan gizi parah," katanya.
Menurut laporan dari pemerintah, organisasi hak asasi manusia, dan lembaga internasional, Israel telah menutup penyeberangan Gaza untuk pasokan makanan, medis, dan bantuan kemanusiaan sejak 2 Maret.
Baca juga: Pakistan Bersumpah Balas Serangan Udara India di Kashmir, Picu Kekhawatiran Konflik Nuklir
Tindakan ini semakin memperdalam krisis kemanusiaan yang sudah berlangsung di wilayah kantong tersebut. Kantor media pemerintah Gaza mencatat bahwa setidaknya 57 warga Palestina telah meninggal dunia akibat kelaparan sejak Oktober 2023.
Data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa hampir 2,4 juta penduduk Gaza sepenuhnya bergantung pada bantuan kemanusiaan. UNRWA menegaskan posisinya terkait rencana distribusi bantuan baru Israel di Gaza.
"UNRWA tidak akan menjadi bagian dari rencana baru Israel," tegas Abu Hasna.
Ia menjelaskan bahwa rencana tersebut "sama sekali tidak mematuhi standar PBB."
Pada Minggu malam, Kabinet Keamanan Israel menyetujui rencana pendistribusian bantuan melalui kontraktor keamanan swasta di wilayah yang diblokade. Namun, rencana ini mendapat penolakan keras dari PBB dan puluhan kelompok bantuan internasional.
Mereka menilai rencana tersebut bertentangan dengan prinsip-prinsip kemanusiaan dan tidak dapat dilaksanakan secara logistik. Selain itu, rencana tersebut dikhawatirkan dapat membahayakan warga sipil dan staf kemanusiaan Palestina.
Baca juga: Pakistan Tembak Jatuh 5 Jet Tempur India, Balasan atas Serangan Rudal
Tim Kemanusiaan PBB di Gaza juga menyampaikan keberatannya pada Minggu malam. Mereka menyatakan hanya dapat mendukung rencana yang menghormati prinsip-prinsip kemanusiaan. Prinsip-prinsip tersebut meliputi kemanusiaan, netralitas, independensi, dan imparsialitas.
Lebih dari 52.500 warga Palestina telah kehilangan nyawa di Gaza akibat serangan Israel sejak Oktober 2023. Mayoritas korban adalah wanita dan anak-anak. Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) bahkan telah mengeluarkan surat perintah penangkapan untuk Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya Yoav Gallant.
Surat perintah tersebut terkait dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza. Israel juga menghadapi kasus dugaan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) atas perang yang dilancarkannya di wilayah kantong tersebut. Situasi kemanusiaan yang semakin memburuk di Gaza memerlukan perhatian dan tindakan segera dari komunitas internasional.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini