Israel Panggil Puluhan Ribu Tentara Cadangan Perluas Serangan Gaza
By Cecep Mahmud
05 May 2025

Militer Israel akan memanggil puluhan ribu tentara cadangan. (foto X)
LBJ - Militer Israel akan memanggil puluhan ribu tentara cadangan. Hal ini diungkapkan oleh kepala militer Eyal Zamir pada hari Minggu (4/5/2025). Langkah ini bertujuan untuk memperluas serangan negara itu ke Jalur Gaza yang terkepung.
Pengumuman tersebut disampaikan setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan kelanjutan perang. Penegasan ini muncul di tengah meningkatnya desakan dari dalam Israel untuk mencapai kesepakatan pembebasan tawanan yang ditahan di Gaza.
Selain itu, seruan untuk mengakhiri perang yang telah menewaskan lebih dari 52.000 warga Palestina juga semakin kuat.
"Minggu ini, kami mengirimkan puluhan ribu perintah wajib kepada personel cadangan kami untuk mengintensifkan dan memperluas aksi kami di Gaza," ujar Zamir saat berkunjung ke pangkalan angkatan laut Atlit.
Baca juga: Puluhan Warga Palestina Tewas Akibat Kelaparan di Tengah Blokade Israel
Ia menambahkan, "Kami meningkatkan tekanan untuk memulangkan orang-orang kami [yang ditawan di Gaza] dan mengalahkan Hamas."
Zamir juga menyatakan bahwa militer Israel akan "beroperasi di wilayah tambahan dan menghancurkan semua infrastruktur [Hamas] di atas dan di bawah tanah".
Pengumuman ini disampaikan menjelang rapat kabinet keamanan yang dipimpin oleh Netanyahu. Rapat tersebut dijadwalkan untuk membahas perluasan perang di Gaza.
Konflik ini dimulai pada Oktober 2023 dan telah menyebabkan kerusakan parah di wilayah kantong Palestina tersebut.
Gelombang protes di Israel menyerukan pengakhiran perang semakin intens. Bahkan, sejumlah prajurit cadangan dilaporkan mengabaikan panggilan tugas militer.
Dua pejabat pemerintah kepada Reuters mengungkapkan bahwa kabinet juga akan membahas kemungkinan dimulainya kembali bantuan ke Gaza. Hal ini menyusul peringatan dari kelompok kemanusiaan mengenai meningkatnya kelaparan di wilayah tersebut sejak Israel memberlakukan blokade total pada 2 Maret.
Baca juga: Donald Trump Tuai Kecaman Usai Unggah Foto Parodi Jadi Paus Fransiskus
Israel terus menghadapi kecaman global atas operasi militernya di Gaza. Perang ini tidak hanya menghancurkan infrastruktur dan sistem perawatan kesehatan, tetapi juga menyebabkan sebagian besar dari 2,3 juta penduduk Gaza mengungsi.
Menteri Keamanan Nasional Israel sayap kanan, Itamar Ben-Gvir, dalam wawancara dengan Radio Angkatan Darat Israel, menyatakan keinginannya untuk melihat perluasan perang yang "kuat".
Namun, ia tidak memberikan rincian mengenai rencana baru yang mungkin diterapkan.
"Kita perlu meningkatkan intensitas dan terus melakukannya hingga kita mencapai kemenangan total. Kita harus meraih kemenangan total," tegasnya. Ben-Gvir bahkan menyerukan Israel untuk mengebom "pasokan makanan dan listrik" di Gaza.
Kelompok-kelompok kemanusiaan terkemuka, termasuk Palang Merah, telah memperingatkan bahwa respons kemanusiaan di Gaza berada di ambang "keruntuhan total".
Mereka menyatakan bahwa warga Palestina menghadapi "perjuangan sehari-hari untuk bertahan hidup" di tengah pemboman dan blokade yang melumpuhkan.
Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa konvoi truk yang membawa bantuan tertahan di perbatasan. Bantuan tersebut belum diizinkan memasuki Gaza, di mana bencana kelaparan mengancam.
Baca juga: Kebakaran Hutan Terparah di Israel 2025: Netanyahu Tuding Palestina, Damkar Bantah
Pejabat Israel mengklaim bahwa perluasan serangan militer akan memberikan tekanan pada Hamas untuk membebaskan 59 tawanan yang tersisa. Namun, para kritikus berpendapat bahwa langkah ini justru akan semakin membahayakan nyawa para tawanan.
Gencatan senjata sebelumnya, yang berakhir pada 18 Maret dan menghasilkan pertukaran tawanan, tidak membuahkan pembebasan lebih lanjut.
Pemanggilan pasukan cadangan ini juga terjadi setelah Netanyahu berjanji untuk menanggapi Houthi Yaman. Pemberontak Houthi sebelumnya menembakkan rudal yang menghantam jalan di Bandara Internasional Ben Gurion Israel, melukai enam orang dan menyebabkan beberapa maskapai penerbangan besar menangguhkan penerbangan.
Netanyahu menegaskan bahwa tanggapan akan dilakukan "pada waktu dan tempat yang kami pilih".
Kelompok Houthi menyatakan bahwa serangan mereka dilancarkan "untuk mendukung rakyat Palestina yang tertindas" dan untuk melawan "kejahatan genosida" Israel di Gaza.
Langkah Israel memanggil puluhan ribu tentara cadangan menandai potensi peningkatan signifikan dalam operasi militer di Gaza. Keputusan ini diambil di tengah tekanan domestik dan internasional yang semakin besar terkait dampak kemanusiaan dari konflik yang berkepanjangan.
Masa depan negosiasi pembebasan tawanan dan prospek penghentian perang tetap menjadi perhatian utama.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini