×
image

Puluhan Warga Palestina Tewas Akibat Kelaparan di Tengah Blokade Israel

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 04 May 2025

korban anak meninggal di Gaza akibat kelaparan yang disebabkan blokade bantuan oleh pihak Israel. (foto X/@Abu_Salah9)

korban anak meninggal di Gaza akibat kelaparan yang disebabkan blokade bantuan oleh pihak Israel. (foto X/@Abu_Salah9)


LBJ - Setidaknya 57 warga Palestina dilaporkan meninggal dunia akibat kelaparan di Gaza. Peristiwa tragis ini terjadi seiring dengan blokade ketat Israel terhadap makanan, air, dan bantuan penting lainnya yang telah berlangsung selama tiga bulan.

Blokade ini terjadi di tengah pemboman tanpa henti di wilayah kantong yang terkepung tersebut.

Kantor Media Pemerintah Gaza pada hari Sabtu (4/5/2025) menyatakan bahwa sebagian besar korban adalah anak-anak.

Selain anak-anak, orang sakit dan lanjut usia juga menjadi korban kelaparan ini.

Pihaknya mengutuk tindakan Israel yang terus-menerus menggunakan makanan sebagai senjata perang.

Mereka mendesak masyarakat internasional untuk menekan Israel agar segera membuka kembali perbatasan.

Baca juga: Kebakaran Hutan Terparah di Israel 2025: Netanyahu Tuding Palestina, Damkar Bantah

Pembukaan perbatasan diharapkan dapat memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan.

Gaza telah berada di bawah blokade total Israel sejak 2 Maret.

Video yang diperoleh Al Jazeera Arabic menunjukkan antrean panjang truk yang membawa pasokan vital.

Truk-truk tersebut tertahan di perbatasan antara Mesir dan Jalur Gaza pada hari Sabtu.

Antrean truk membentang ke selatan di luar kota Arish, yang berjarak sekitar 45 kilometer dari perbatasan Rafah.

Media Al Jazeera mengidentifikasi salah satu korban terakhir, seorang bayi perempuan bernama Janan Saleh al-Sakafi.

Bayi tersebut meninggal dunia akibat kekurangan gizi dan dehidrasi di Rumah Sakit Rantisi, sebelah barat Kota Gaza.

Perserikatan Bangsa-Bangsa melaporkan bahwa lebih dari 9.000 anak telah dirawat di rumah sakit akibat kekurangan gizi akut sejak awal tahun ini.

Organisasi-organisasi internasional dilaporkan kehabisan persediaan. Dapur umum juga tidak lagi mampu menyiapkan makanan untuk para pengungsi.

Baca juga: Donald Trump Tuai Kecaman Usai Unggah Foto Parodi Jadi Paus Fransiskus

Ahmad al-Najjar, seorang pengungsi Palestina di Kota Gaza, menyampaikan betapa sulitnya mencari satu porsi makanan.

Ia mengatakan bahwa banyak badan amal telah mengumumkan kehabisan persediaan dan menutup operasinya. Mereka tidak mampu lagi memberikan bantuan yang dibutuhkan penduduk.

Al-Najjar mengungkapkan frustrasi dan kemarahannya melihat truk-truk bantuan tertahan di seberang pagar.

Sementara itu, warga Gaza, termasuk anak-anak, berada dalam kondisi yang mengerikan.

Suhaib al-Hams, direktur Rumah Sakit Kuwait di Rafah, menyampaikan bahwa layanan medis mengalami kekurangan akut lebih dari 75 persen obat-obatan penting.

Persediaan obat yang tersisa diperkirakan hanya cukup untuk sekitar satu minggu. Ia memperingatkan bahwa sebagian besar layanan medis di Gaza akan berhenti tanpa intervensi segera.

Intervensi yang dimaksud adalah pembukaan kembali perbatasan dan izin masuk bantuan medis serta kemanusiaan.

Al-Hams menambahkan bahwa pasien yang "meninggal perlahan setiap hari tanpa perawatan" perlu segera dievakuasi.

Blokade yang terus berlanjut ini merupakan penutupan terpanjang yang pernah dialami Jalur Gaza. Blokade ini terjadi bersamaan dengan serangan udara Israel yang terus menerus.

Serangan tersebut dilaporkan telah menewaskan sedikitnya 70 warga Palestina dan melukai 275 lainnya selama dua hari terakhir. Kementerian Kesehatan setempat menyampaikan data tersebut.

Pada hari Sabtu, dua wanita dilaporkan tewas dalam serangan udara Israel di sebuah rumah di dekat Khan Younis.

Secara terpisah, seorang nelayan tewas dan lainnya terluka akibat serangan angkatan laut Israel di lepas pantai Kota Gaza.

Kemudian, dua warga Palestina tewas dalam serangan pesawat tak berawak Israel di wilayah al-Mawasi di Gaza selatan.

Wilayah tersebut sebelumnya ditetapkan oleh Israel sebagai "zona aman".

Perang Israel di Gaza telah menyebabkan sedikitnya 52.495 kematian dan 118.366 luka-luka sejak 7 Oktober 2023.

Ribuan orang lainnya yang hilang di bawah reruntuhan diperkirakan juga telah meninggal dunia.

Situasi kemanusiaan di Gaza terus memburuk akibat blokade yang berkepanjangan dan serangan yang tiada henti.

Masyarakat internasional diharapkan dapat mengambil tindakan nyata untuk mengakhiri krisis ini dan memberikan bantuan kepada warga Palestina yang membutuhkan.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post