Ratusan Warga Sipil Yaman Tewas Akibat Serangan Udara AS Sejak Pertengahan Maret
By Cecep Mahmud
15 Apr 2025

Warga sedang mengevakuasi korban serangan udara AS di wilayah Amin Muqbel, Yaman. (foto X)
LBJ - Kampanye pemboman yang dilancarkan oleh Amerika Serikat di Yaman telah menyebabkan jatuhnya ratusan korban jiwa dan luka-luka. Data terbaru dari pejabat kesehatan di Sanaa, ibu kota Yaman, menunjukkan bahwa sedikitnya 123 orang tewas sejak pertengahan Maret. Mayoritas korban adalah warga sipil.
Kementerian Kesehatan Yaman pada hari Senin (14/4/2025) melaporkan bahwa serangan AS juga mengakibatkan 247 orang mengalami luka-luka.
Pihak kementerian menekankan bahwa banyak wanita dan anak-anak termasuk di antara para korban.
"Warga sipil menjadi sasaran, keluarga-keluarga tersapu bersih, lokasi-lokasi militer dihancurkan dan tentara-tentara terbunuh," demikian pernyataan resmi kementerian.
Presiden AS Donald Trump sebelumnya menyatakan komitmennya untuk "memusnahkan sepenuhnya" kelompok Houthi melalui operasi militer harian.
Baca juga: Serangan Israel Lumpuhkan Rumah Sakit Terakhir di Gaza Utara
Pemerintah AS menyatakan bahwa kampanye ini bertujuan untuk menghentikan serangan Houthi terhadap Israel dan jalur pelayaran di Laut Merah. Namun, Houthi menegaskan akan terus melakukan operasi militer hingga Israel mengakhiri perang dan blokade di Gaza sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina.
Trump mengklaim bahwa Houthi, atau Ansar Allah, telah melemah. Namun, kelompok Yaman tersebut membantah klaim tersebut. Mereka menyatakan bahwa serangan AS tidak efektif dan justru menyasar warga sipil serta infrastruktur sipil.
Pada hari Minggu (13/4/2025), serangan AS menargetkan sebuah pabrik keramik di Provinsi Sanaa. Akibatnya, enam orang tewas dan 30 lainnya luka-luka, menurut informasi dari Kementerian Kesehatan Yaman.
"Kami menganggap pemerintah Amerika sepenuhnya bertanggung jawab atas kejahatan dan pembantaian yang terus dilakukannya terhadap pejabat sipil dan warga sipil, serta pemboman langsung dan berulang-ulang terhadap infrastruktur, fasilitas industri, dan pejabat sipil," tegas pihak kementerian.
Sementara itu, stasiun televisi Al Masirah yang berafiliasi dengan Houthi melaporkan adanya 15 serangan udara AS lainnya di Provinsi Marib pada hari Senin.
Baca juga: Pasukan Israel Mengebom RS Al-Ahli di Gaza, Unit Gawat Darurat Hancur
Di tengah kampanye pemboman AS, Houthi, yang didukung oleh Iran dan menyatakan diri sebagai kekuatan bersenjata resmi Yaman, mengklaim telah meluncurkan dua rudal ke Israel pada hari Minggu.
Mereka juga melaporkan serangan pesawat tak berawak terhadap target "penting" di pesisir Israel.
"Musuh Israel, bersama dengan Amerika, harus menyadari bahwa Yaman tercinta – para pemimpinnya, rakyatnya, dan tentaranya – tidak akan mundur dari posisi teguhnya dalam mendukung dan mendukung rakyat Palestina yang tertindas … terlepas dari akibat dan hasilnya," demikian pernyataan kelompok Houthi.
Serangan Houthi memicu sirene peringatan di Yerusalem dan Tel Aviv pada hari Minggu. Namun, militer Israel menyatakan hanya mendeteksi dan mencegat satu rudal. Hamas, kelompok Palestina, memberikan pujian atas serangan Houthi tersebut.
Baca juga: Israel Perintahkan Pemindahan Paksa di Khan Younis, Perluas Kontrol di Gaza Selatan
Juru bicara sayap militernya, Abu Obeida, menyatakan bahwa Palestina tidak akan melupakan sikap "terhormat" dari kelompok Yaman tersebut.
"Saudara-saudara jujur di Yaman terus bersikeras melumpuhkan jantung entitas Zionis, yang berdiri di samping Gaza, yang tengah menjadi sasaran genosida brutal, meskipun telah membayar harga mahal dengan darah mereka yang berharga dan sumber daya negara mereka," kata Abu Obeida.
Situasi kemanusiaan di Yaman semakin memburuk akibat kampanye pemboman yang sedang berlangsung. Jumlah korban sipil yang terus bertambah menimbulkan kekhawatiran mendalam terkait perlindungan warga sipil dalam konflik bersenjata.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini