Tenda Wartawan Dibakar Rudal Israel: Jurnalis Palestina Tewas Terpanggang di Gaza
By Shandi March
08 Apr 2025

Hossam Shabat, jurnalis Palestina yang tewas akibat serangan Israel. (Foto :X@HossamShabat)
LBJ - Kekerasan tanpa henti kembali terjadi di Gaza. Serangan udara Israel menyasar kamp tenda wartawan di halaman Rumah Sakit Nasser, Khan Younis, Gaza Selatan, menewaskan sedikitnya 10 orang, termasuk jurnalis Palestina Ahmed Mansour. Tragedi memilukan ini menambah daftar panjang korban dari kalangan jurnalis dalam konflik berkepanjangan di Palestina.
"Rudal (Israel) membakar Rekan Ahmed Mansour dan masih dalam perawatan intensif, menderita luka bakar serius akibat penargetan tenda tempat dia duduk di kamp jurnalis di Rumah Sakit Nasser," ujar Wael Abo Omar, jurnalis Palestina, seperti dikutip dari TRT Global.
Ahmed Mansour akhirnya mengembuskan napas terakhir setelah sempat dirawat intensif akibat luka bakar yang dideritanya. Ia menjadi satu dari ratusan jurnalis yang tewas sejak konflik meningkat Oktober tahun lalu.
Serangan Tertuju Langsung ke Tenda Media
Insiden memilukan ini terjadi pada malam hari saat para jurnalis beristirahat setelah meliput konflik yang tak kunjung reda. Abed Shaat, fotografer yang berada di lokasi, menjadi saksi langsung peristiwa mengerikan itu. Ia mengaku terbangun karena ledakan besar lalu menyaksikan tenda rekan-rekannya dilalap api.
Baca juga : Bulan Sabit Merah Palestina Tuntut Penyelidikan Internasional
“Saya terbangun karena suara ledakan besar di dekat sini,” kata Shaat. “Rekan-rekan saya dan saya segera keluar dari tenda. [Saya] membawa ponsel untuk merekam. Serangan itu langsung mengenai tenda jurnalis di seberang kami. Saya merasa ngeri – menyerang jurnalis seperti ini!” ungkapnya kepada Al Jazeera.
Shaat berusaha menyelamatkan rekannya, Helmi al-Faqawi, namun gagal karena kobaran api terlalu besar. Ia juga mengalami luka bakar ringan di kedua tangan.
"Saya mencoba menariknya [jurnalis Helmi al-Faqawi] keluar dengan kakinya, tetapi celananya robek di tangan saya. Saya mencoba dari sudut lain, tetapi saya tidak berhasil. Api semakin membesar, saya terjatuh, saya tidak tahan lagi. Kemudian beberapa orang datang membawa air untuk memadamkan api. Saya tiba-tiba merasa sangat lemah … dan kehilangan kesadaran," ungkap Shaat.
Aksi Teror di Kamp Wartawan
Israel membombardir tenda-tenda wartawan di dekat fasilitas kesehatan yang selama ini dijadikan titik aman para peliput konflik. Jurnalis Palestine Today menjadi target langsung serangan. Video viral memperlihatkan Mansour duduk di depan meja saat tubuhnya mulai dilahap api.
Baca juga : Pemerintahan Trump Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina
Selain Ahmed dan Helmi, dua korban lain yang tewas adalah Yousef al-Khazindar dan Helmi al-Faqawi. Beberapa wartawan lainnya mengalami luka, di antaranya Hassan Eslaih, Ahmed al-Agha, dan Ihab al-Bardini.
Serikat Jurnalis Palestina mencatat lebih dari 200 jurnalis terbunuh sejak Oktober 2023. Angka tersebut menandakan rekor tragis dalam sejarah pers modern. Para jurnalis bekerja di tengah kekacauan, kehilangan rekan satu per satu, dan tetap melaporkan realitas di lapangan yang kian memburuk.
"Kami tinggal, tidur, dan bekerja di sana. Kami lebih sering bertemu satu sama lain daripada bertemu keluarga kami sendiri,”ujar Shaat mengenang hari-hari terakhir bersama rekan-rekannya.
Organisasi pemantau media menyatakan bahwa Israel secara sistematis membungkam suara jurnalis demi menutup fakta kekejaman di Gaza.
Baca juga : Serangan Israel di Gaza Tewaskan Puluhan Warga Palestina, Termasuk Anak-Anak
Shaat kini tidak bisa lagi memegang kamera. Luka fisik di tangannya hanyalah bagian kecil dari luka batin yang ia rasakan.
"Saya tidak pernah membayangkan dalam hidup saya bahwa saya akan menarik seseorang saat mereka terbakar," katanya lirih.
Trauma yang dialami wartawan di Gaza sangat mendalam, meninggalkan luka yang tidak hanya membakar kulit, tetapi juga memar di hati dan jiwa.
Genosida di Gaza Terus Berlanjut
Data terbaru dari Kementerian Kesehatan Gaza menyebutkan sedikitnya 50.700 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar adalah anak-anak dan perempuan. Serangan yang menghantam tenda-tenda wartawan menunjukkan bahwa zona aman di Gaza kini nyaris tak ada.
Ketika peluru tak lagi mengenal profesi, dan tenda wartawan pun disasar rudal, maka dunia perlu bertanya: apakah masih ada batas yang tersisa dalam peperangan ini?.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini