×
image

Pemerintahan Trump Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 27 Mar 2025

Seorang mahasiswa doktoral asal Turki, Rumeysa Ozturk (30), ditangkap oleh otoritas imigrasi Amerika Serikat saat akan berbuka puasa. (tangkap layar X/@TriciaOhio)

Seorang mahasiswa doktoral asal Turki, Rumeysa Ozturk (30), ditangkap oleh otoritas imigrasi Amerika Serikat saat akan berbuka puasa. (tangkap layar X/@TriciaOhio)


LBJ - Seorang mahasiswa doktoral asal Turki, Rumeysa Ozturk (30), ditangkap oleh otoritas imigrasi Amerika Serikat saat akan berbuka puasa di dekat Boston. Ia menjadi mahasiswa pro-Palestina pertama yang ditahan di wilayah tersebut di bawah pemerintahan Donald Trump.

Ozturk, penerima beasiswa Fulbright dan mahasiswa program doktoral di Tufts University, ditangkap oleh agen Departemen Keamanan Dalam Negeri (DHS) pada Selasa malam (waktu setempat) saat keluar dari rumahnya di Somerville, Massachusetts.

Pengacaranya, Mahsa Khanbabai, menyatakan bahwa penangkapan ini terjadi secara tiba-tiba dan tanpa pemberitahuan sebelumnya.

"Penahanannya tampaknya berkaitan dengan kebebasan berbicara yang dia lakukan," ujar Khanbabai dalam gugatan yang diajukan ke pengadilan federal Boston.

Baca juga: Demonstrasi Besar di Trump Tower: Protes atas Penahanan Mahmoud Khalil

Ia merujuk pada opini yang ditulis Ozturk di surat kabar kampus Tufts Daily pada tahun lalu, yang mengkritik kebijakan kampus terkait Israel dan menyebut adanya "genosida terhadap warga Palestina".

Pemerintah AS menuding Ozturk terlibat dalam aktivitas yang mendukung Hamas, yang diklasifikasikan sebagai organisasi teroris asing oleh pemerintah AS.

Namun, DHS tidak mengungkap secara rinci bentuk aktivitas tersebut.

“Visa adalah hak istimewa, bukan hak,” kata juru bicara DHS, Tricia McLaughlin, melalui platform X.

Meskipun Hakim Distrik AS Indira Talwani telah memerintahkan agar Ozturk tidak dipindahkan dari Massachusetts dalam 48 jam, ia diduga telah diterbangkan ke Louisiana pada Rabu siang.

Baca juga:Pengadilan Federal Tolak Permintaan Trump untuk Menolak Gugatan Khalil

Aksi ini menimbulkan protes keras dari berbagai pihak, termasuk Senator AS Elizabeth Warren yang menyebutnya sebagai “pola yang mengkhawatirkan dalam membatasi kebebasan sipil”.

Warga setempat menyamakan penangkapan itu dengan penculikan.

“Mereka datang dengan wajah tertutup dan kendaraan tidak bertanda. Sangat mencurigakan,” kata Michael Mathis, tetangga yang merekam kejadian tersebut melalui kamera pengawas.

Penahanan Ozturk merupakan bagian dari gelombang tindakan keras pemerintahan Trump terhadap aktivis pro-Palestina dari luar negeri.

Sebelumnya, beberapa mahasiswa asing dan penduduk tetap yang terlibat dalam demonstrasi serupa turut menjadi sasaran, termasuk Mahmoud Khalil, alumnus Universitas Columbia, serta mahasiswa asal Korea Selatan yang sempat ditahan namun akhirnya dibebaskan oleh pengadilan.

Seorang dosen asal Lebanon di Universitas Brown bahkan dideportasi setelah aparat menuduhnya menyimpan konten pro-Hizbullah dalam ponselnya, meskipun yang bersangkutan membantah tuduhan tersebut.

Presiden Tufts University, Sunil Kumar, menyatakan pihak kampus tidak diberitahu sebelumnya tentang penangkapan ini.

“Ini menyedihkan bagi sebagian anggota komunitas kami, terutama mahasiswa internasional,” ujarnya dalam pernyataan resmi.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post