Demonstrasi Besar di Trump Tower: Protes atas Penahanan Mahmoud Khalil
By Cecep Mahmud
14 Mar 2025

Ratusan demonstran membanjiri lobi Trump Tower pada Kamis (13/3) sebagai bentuk solidaritas terhadap Mahmoud Khalil. (foto X/@EyeonPalestine)
LBJ - Ratusan demonstran membanjiri lobi Trump Tower pada Kamis (13/3) sebagai bentuk solidaritas terhadap Mahmoud Khalil, seorang pemimpin protes mahasiswa yang ditangkap oleh otoritas imigrasi Amerika Serikat. Aksi ini merupakan kelanjutan dari serangkaian demonstrasi menentang upaya pemerintahan Presiden Donald Trump untuk mendeportasi Khalil.
Latar Belakang Penahanan Khalil
Khalil, seorang warga Palestina yang memiliki status penduduk tetap AS, ditahan pada Sabtu malam atas tuduhan terlibat dalam protes pro-Palestina di Universitas Columbia.
Pemerintah menyatakan bahwa deportasi Khalil dilakukan berdasarkan hukum yang memungkinkan pengusiran pemegang kartu hijau yang dianggap sebagai ancaman bagi kebijakan luar negeri dan keamanan nasional AS.
Namun, pendukung Khalil menilai penangkapannya sebagai tindakan politik. Pengacaranya, Ramzi Kassem, menyebut Khalil ditahan karena advokasinya terhadap hak-hak Palestina.
Baca juga: Houthi Yaman Lanjutkan Serangan ke Kapal Israel di Laut Merah
Kelompok kebebasan sipil mengecam tindakan ini dan menyebutnya sebagai “penahanan politik.”
Demonstrasi di Trump Tower
Trump Tower dipilih sebagai lokasi protes karena menjadi simbol pemerintahan Trump. Demonstrasi yang diorganisir oleh Jewish Voice for Peace menyoroti dugaan kriminalisasi terhadap warga Palestina dan aktivis pro-Palestina.
"Sebagai orang Yahudi, kami akan mengambil alih Trump Tower untuk menyampaikan penolakan massal kami," tulis kelompok tersebut dalam sebuah unggahan di media sosial X.
Para demonstran memasuki gedung dengan berpakaian kasual sebelum melepas jaket mereka dan mengenakan kaus merah sebagai bentuk solidaritas.
Mereka meneriakkan slogan "Bukan atas nama kami" dan menuntut pembebasan Khalil.
Aktris Deborah Winger turut hadir dalam aksi ini.
Kepada The Associated Press, ia mengatakan, “Saya mendukung Mahmoud Khalil, yang telah diculik secara ilegal dan dibawa ke lokasi yang dirahasiakan. Apakah ini masih Amerika yang kita kenal?”
Baca juga: Mesir dan Tunisia Tolak Penggusuran Warga Palestina, Dukung Rekonstruksi Gaza
Polisi Tangkap Puluhan Demonstran
Situasi memanas ketika polisi mulai membubarkan massa. Jurnalis Al Jazeera, Kristen Saloomey, melaporkan bahwa 98 demonstran ditangkap saat polisi membersihkan area lobi Trump Tower. Mereka ditahan dengan tangan diborgol dan dikenakan dakwaan ringan.
Proses Hukum dan Reaksi Pemerintah
Sementara itu, hakim federal telah memblokir deportasi Khalil hingga gugatan hukumnya selesai. Meski demikian, ia tetap ditahan di Louisiana, jauh dari istrinya yang sedang hamil delapan bulan. Pengacaranya telah mengajukan permintaan agar ia dipindahkan ke New York.
Pemerintahan Trump bersikeras melanjutkan proses deportasi. Juru Bicara Gedung Putih, Karoline Leavitt, menegaskan bahwa tindakan ini sesuai dengan hukum. Namun, ia tidak memberikan bukti atas klaim bahwa Khalil mendukung organisasi teroris.
Presiden Trump dalam pernyataannya mengatakan bahwa ini adalah “penangkapan pertama dari banyak yang akan datang.”
Implikasi untuk Kebebasan Akademik
Dalam perkembangan lain, delapan mahasiswa Columbia, termasuk Khalil, mengajukan gugatan terhadap universitas mereka untuk mencegah pemerintah memperoleh catatan disiplin mereka.
Mereka berargumen bahwa tindakan ini melanggar hak privasi dan kebebasan berbicara yang dilindungi oleh Amandemen Pertama dan Undang-Undang Hak Pendidikan dan Privasi Keluarga.
Gugatan tersebut menyoroti kekhawatiran bahwa lembaga akademik semakin ditekan untuk bekerja sama dalam membatasi kebebasan berekspresi di kampus.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini