Israel Bombardir Gaza Saat Idul Fitri, Puluhan Warga Sipil Tewas
By Cecep Mahmud
01 Apr 2025

Anak-anak tewas akibat serangan udara Israel disaat Idul Fitri. (foto X/@martina19714)
LBJ - Hari pertama Idul fitri di Jalur Gaza berubah menjadi duka setelah serangan udara Israel menghantam permukiman warga sipil. Serangan tersebut menewaskan puluhan orang, termasuk perempuan dan anak-anak, di tengah perayaan hari raya umat Muslim tersebut. Peristiwa ini terjadi saat perundingan gencatan senjata antara Israel dan Hamas mengalami kebuntuan.
Serangan udara Israel pada Minggu dini hari (10/04/2024) menargetkan tenda-tenda pengungsian dan rumah-rumah warga di Rafah dan Khan Younis.
Sumber medis di Gaza melaporkan setidaknya 35 orang tewas akibat serangan tersebut. Bulan Sabit Merah Palestina (PRCS) juga menemukan jenazah 15 pekerja medis yang menjadi korban serangan Israel sebelumnya di Rafah.
PRCS mengecam serangan tersebut dan menyebutnya sebagai "kejahatan perang".
Baca juga: Facebook Diduga Promosikan Pemukiman Ilegal di Tepi Barat
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk akibat blokade Israel dan terhentinya pengiriman bantuan.
Warga Palestina kesulitan mendapatkan makanan dan kebutuhan pokok lainnya. Harga-harga melambung tinggi, dan banyak keluarga tidak mampu membeli makanan untuk merayakan Idulfitri.
Di tengah situasi yang memilukan, prospek gencatan senjata antara Israel dan Hamas semakin suram.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, kembali menegaskan tuntutannya agar Hamas melucuti senjata dan menyerahkan para pemimpinnya.
Netanyahu juga berjanji akan meningkatkan tekanan pada Hamas untuk membebaskan tawanan Israel.
Tuntutan baru Israel ini bertentangan dengan kesepakatan gencatan senjata tiga fase yang telah disetujui sebelumnya.
Kesepakatan awal tersebut mencakup pembebasan tawanan secara bertahap dan perundingan untuk mengakhiri perang secara permanen.
Baca juga: Israel Keluarkan Tender Pembangunan 1.000 Rumah Pemukim di Tepi Barat
Namun, Israel kini bersikeras agar Hamas membebaskan semua tawanan tanpa syarat.
Hamas menolak tuntutan baru Israel dan menuduh Netanyahu ingin "eskalasi tanpa akhir".
Khalil al-Hayya, pemimpin Hamas di Gaza, mengatakan kelompoknya telah menyetujui usulan gencatan senjata dari mediator Mesir dan Qatar, yang mencakup pembebasan lima tawanan Israel setiap minggu.
Namun, Hamas menolak tuntutan Israel untuk melucuti senjata.
Serangan udara Israel di Gaza pada hari Idulfitri ini telah menambah penderitaan warga sipil yang telah lama menderita akibat konflik. Peristiwa ini juga mengancam upaya perdamaian antara Israel dan Hamas.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini