×
image

Netanyahu Tuduh Oposisi Ciptakan Anarki di Israel

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 27 Mar 2025

Netanyahu menuding pihak oposisi menghasut “anarki” dalam pidatonya di parlemen. (tangkap layar X/@netanyahu)

Netanyahu menuding pihak oposisi menghasut “anarki” dalam pidatonya di parlemen. (tangkap layar X/@netanyahu)


LBJ - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menuding pihak oposisi menghasut “anarki” dalam pidatonya di parlemen pada Rabu (waktu setempat), menyusul gelombang unjuk rasa massal yang menentang pemecatan kepala Shin Bet dan eskalasi konflik di Gaza.

Dalam pidatonya, Netanyahu menanggapi kritik keras dari oposisi yang menuduh dirinya melemahkan demokrasi.

“Anda mengulang slogan-slogan usang dan konyol tentang 'akhir demokrasi'. Demokrasi tidak dalam bahaya, yang dalam bahaya adalah kekuasaan birokrat,” ujarnya.

Netanyahu juga meminta oposisi menghentikan upaya menghambat jalannya pemerintahan.

“Mungkin Anda bisa berhenti mengobarkan pemberontakan, kebencian, dan anarki di jalanan?” katanya.

Baca juga: Pemerintahan Trump Kembali Tangkap Mahasiswa Pro-Palestina

Ribuan warga Israel turun ke jalan dalam beberapa hari terakhir, memprotes keputusan Netanyahu memecat Ronen Bar, kepala badan keamanan internal Shin Bet.

Aksi ini dilakukan di tengah meningkatnya kekhawatiran bahwa pemecatan tersebut dilakukan untuk menghalangi penyelidikan atas dugaan korupsi di lingkaran dalam kantor perdana menteri.

Perselisihan antara Netanyahu dan Bar terjadi di tengah penyelidikan internal Shin Bet terhadap dugaan penyuapan yang melibatkan rekan dekat Netanyahu dan dana asing, termasuk yang diduga terkait dengan Qatar.

Mahkamah Agung Israel membekukan pemecatan Bar setelah menerima beberapa banding, termasuk dari partai Yesh Atid yang dipimpin oleh Yair Lapid.

Lapid menuduh Netanyahu berusaha mempertahankan kekuasaan dengan segala cara, dan menyerukan pemberontakan sipil jika pemerintah tidak mematuhi keputusan pengadilan.

“Pemerintah yang tidak mematuhi pengadilan adalah pemerintah kriminal yang tidak boleh dipatuhi,” ujar Lapid dalam wawancaranya dengan radio lokal 103FM.

Baca juga: Serangan Israel di Gaza Tewaskan Puluhan Warga Palestina, Termasuk Anak-Anak

Ia menambahkan, “Jika pemerintah tidak mematuhi keputusan Mahkamah Agung, kita harus menutup negara ini, dan itu akan menjadi akhir dari segalanya.”

Ketegangan politik semakin meningkat setelah kabinet Israel mengesahkan mosi tidak percaya terhadap Jaksa Agung Gali Baharav-Miara pada hari Minggu, sebagai langkah awal menuju pemecatannya.

Kantor Netanyahu menyebut adanya “perbedaan signifikan dan berkepanjangan” antara pemerintah dan jaksa agung.

Baharav-Miara sebelumnya menegaskan bahwa Netanyahu tidak memiliki kewenangan menunjuk kepala keamanan baru dan dilarang mengambil tindakan yang merugikan posisi Ronen Bar.

Demonstrasi yang berlangsung pekan ini diselenggarakan oleh koalisi besar kelompok anti-Netanyahu.

Mereka menuduh sang perdana menteri melanjutkan operasi militer di Gaza tanpa mempertimbangkan keselamatan para sandera Israel, serta mencoba membungkam oposisi dan lembaga penegak hukum.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post