Puluhan Orang Tewas dalam Serangan Udara di Pasar Darfur, Sudan
By Cecep Mahmud
26 Mar 2025

Puluhan orang dilaporkan tewas dalam serangan udara terhadap pasar di Tora, Darfur Utara, Sudan, pada Senin malam. (foto X/@DNforHR)
LBJ - Puluhan orang dilaporkan tewas dalam serangan udara terhadap pasar di Tora, Darfur Utara, Sudan, pada Senin malam (24/3). Serangan ini memicu kecaman internasional dan kekhawatiran atas meningkatnya kekerasan dalam konflik sipil yang berkepanjangan.
Menurut pernyataan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), serangan tersebut terjadi di sebuah pasar di kota Tora, sekitar 40 kilometer barat laut kota el-Fasher.
Juru bicara Sekretaris Jenderal PBB, Stephane Dujarric, menyebutkan bahwa serangan ini menewaskan "puluhan" warga sipil.
Jaringan pengacara prodemokrasi, Emergency Lawyers, melaporkan bahwa “ratusan” warga sipil menjadi korban jiwa, dengan puluhan lainnya terluka.
Baca juga: Sutradara Palestina No Other Land Hamdan Ballal Ditangkap Israel
Dalam unggahannya di platform X, mereka menuduh Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) sebagai pihak yang bertanggung jawab.
“Penargetan warga sipil yang disengaja ini merupakan kejahatan perang sistematis dan pelanggaran berat terhadap hukum humaniter internasional,” tulis Emergency Lawyers.
Di sisi lain, juru bicara militer Sudan, Nabil Abdullah, membantah tuduhan tersebut. Ia menegaskan bahwa militer hanya menyasar target musuh dan tuduhan terhadap SAF disebutnya sebagai “tidak benar”.
Dikutip dari Al Jazeera jumlah korban tewas belum dapat diverifikasi secara independen.
Kelompok Darfur Victims Support juga mengunggah video yang memperlihatkan mayat-mayat hangus di lokasi kejadian. Mereka turut menuding militer Sudan sebagai pelaku serangan udara.
Baca juga: AS Bocorkan Rencana Serangan terhadap Houthi, Memicu Kritik dari Politisi Demokrat
Serangan ini terjadi menyusul eskalasi kekerasan dalam beberapa hari terakhir. Pada Senin, Emergency Lawyers menuduh Pasukan Dukungan Cepat (RSF) menembaki masjid di distrik East Nile, Khartoum, menewaskan lima orang dan melukai puluhan lainnya saat salat malam.
Sehari sebelumnya, RSF juga menggempur kota Omdurman, menewaskan tiga warga sipil. Saksi mata menggambarkan serangan tersebut sebagai salah satu yang paling intens dalam beberapa bulan terakhir.
Militer Sudan telah merebut kembali wilayah strategis, termasuk sebagian besar Khartoum. Sementara RSF masih menguasai wilayah barat, terutama Darfur, dan berupaya membentuk pemerintahan sendiri bersama sekutunya.
PBB mencatat bahwa konflik yang dimulai sejak April 2023 ini telah menyebabkan krisis pengungsi terbesar di dunia, dengan lebih dari 12,9 juta orang terpaksa mengungsi.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini