LBJ - Hamdan Ballal, sutradara Palestina dari film dokumenter pemenang Oscar No Other Land, telah ditangkap oleh pasukan Israel di Tepi Barat setelah dipukuli oleh pemukim Israel. Rekan sutradaranya, Yuval Abraham, mengungkapkan bahwa kondisi Ballal setelah serangan tersebut masih belum jelas.

Hamdan Ballal, seorang sutradara asal Palestina yang terlibat dalam pembuatan film dokumenter No Other Land, mengalami kekerasan saat berada di Tepi Barat yang diduduki. Ballal dilaporkan dipukuli oleh sekelompok pemukim Israel, yang menyebabkan luka di kepala dan perutnya.

Rekan sutradaranya, Yuval Abraham, mengungkapkan kejadian tersebut dalam sebuah postingan di X, yang juga menyebutkan bahwa setelah dipukul, Ballal dilarikan oleh pasukan Israel yang menyerbu ambulans yang dipanggil untuk menolongnya.

"Sekelompok pemukim baru saja menghakimi Hamdan Ballal... Mereka memukulinya dan dia mengalami luka di kepala dan perut, berdarah," kata Abraham.

Baca juga: AS Bocorkan Rencana Serangan terhadap Houthi, Memicu Kritik dari Politisi Demokrat

Setelah menyerang kemudian tentara membawanya setelah sebelumnya menyerang mpbil ambulan yang dipanggilnya.

"Tentara menyerbu ambulans yang dipanggilnya, dan membawanya. Tidak ada tanda-tanda keberadaannya sejak saat itu," tutur Abraham.

Sebuah video yang dirilis oleh Center for Jewish Nonviolence menunjukkan sekelompok pemukim bertopeng menyerang aktivis dengan batu dan tongkat.

Para aktivis berusaha melarikan diri, namun kaca mobil mereka pecah dalam serangan tersebut.

Mereka juga melaporkan bahwa mereka tidak mengetahui lokasi Ballal setelah ia dibawa pergi dengan mata tertutup oleh pasukan Israel.

Baca juga: Paus Fransiskus Keluar dari Rumah Sakit, Serukan Israel Hentikan Serangan di Gaza

Militer Israel mengonfirmasi bahwa mereka sedang menyelidiki insiden tersebut, meskipun tidak memberikan komentar lebih lanjut mengenai peristiwa tersebut.

No Other Land adalah sebuah film dokumenter yang mengangkat perjuangan aktivis Basel Adra dalam mendokumentasikan penghancuran kampung halamannya, Masafer Yatta, oleh militer Israel.

Film ini menjadi kontroversial, mendapatkan penghargaan internasional termasuk di Festival Film Internasional Berlin pada 2024, namun juga mendapat kritik keras, baik di Israel maupun internasional.

Film ini turut menjadi sorotan di Miami Beach, yang sempat mempertimbangkan untuk mengakhiri sewa gedung bioskop yang menayangkan film tersebut.***

Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini