AS Bocorkan Rencana Serangan terhadap Houthi, Memicu Kritik dari Politisi Demokrat
By Cecep Mahmud
25 Mar 2025

Presiden AS, Donald Trump, mengaku tidak mengetahui tenyang kebosoran informasi rahasia tentang serangan terhadap Houthi. (foto X)
LBJ - Rencana serangan militer Amerika Serikat terhadap kelompok Houthi di Yaman terungkap akibat kesalahan dalam komunikasi internal pemerintahan Trump. Kebocoran ini terjadi dalam sebuah grup pesan yang tidak sengaja diakses oleh seorang jurnalis, memicu kritik keras dari anggota Kongres.
Sebuah kebocoran informasi besar terjadi setelah rencana serangan militer AS terhadap kelompok Houthi yang didukung Iran di Yaman dibagikan dalam grup pesan internal pemerintahan Trump.
Insiden ini pertama kali dilaporkan oleh The Atlantic pada Senin (25/3/2025) dan segera menarik perhatian anggota parlemen Demokrat.
Menurut laporan tersebut, percakapan dalam grup pesan yang seharusnya hanya diakses oleh pejabat pemerintah AS, termasuk Menteri Pertahanan Pete Hegseth, membahas kemungkinan serangan terhadap Houthi.
Baca juga: Paus Fransiskus Keluar dari Rumah Sakit, Serukan Israel Hentikan Serangan di Gaza
Dalam percakapan tersebut, seorang individu yang disebut sebagai Vance menyarankan agar serangan dilakukan, dengan menyatakan ketidakpuasan terhadap bantuan yang diberikan AS kepada sekutu-sekutunya di Eropa.
"Saya hanya muak dengan terus-menerus membantu Eropa," tulis Vance dalam pesan tersebut.
Hegseth kemudian merespons dengan mengatakan bahwa ia sepenuhnya sepakat dengan ketidakpuasan tersebut. Kebocoran ini menimbulkan kekhawatiran mengenai penyalahgunaan informasi rahasia, yang bisa melanggar hukum federal.
Presiden Donald Trump, saat ditanya tentang kebocoran ini, mengklaim tidak mengetahui insiden tersebut.
"Saya tidak tahu apa-apa tentang ini. Saya bukan penggemar The Atlantic," ujar Trump dalam konferensi pers Gedung Putih.
Baca juga: Pengadilan Federal Tolak Permintaan Trump untuk Menolak Gugatan Khalil
Namun, seorang pejabat Gedung Putih kemudian mengonfirmasi bahwa penyelidikan internal telah dimulai untuk mengidentifikasi siapa yang bertanggung jawab atas kebocoran tersebut.
Dewan Keamanan Nasional (NSC) juga mengonfirmasi bahwa informasi yang bocor kemungkinan besar memang asli.
"Saat ini, rantai pesan yang dilaporkan tampaknya autentik, dan kami sedang meninjau bagaimana nomor yang tidak seharusnya bisa masuk ke dalam percakapan tersebut," kata seorang pejabat NSC.
Politisi Demokrat, termasuk Senator Elizabeth Warren, mengecam kebocoran ini sebagai pelanggaran serius terhadap keamanan nasional AS.
Warren juga menyebut penggunaan aplikasi Signal untuk membahas masalah sensitif sebagai langkah ilegal yang berbahaya.
Senator Chris Coons menyatakan bahwa semua pejabat yang terlibat dalam percakapan ini telah melakukan tindak pidana.
"Setiap individu dalam grup pesan ini telah melakukan kejahatan-meskipun secara tidak sengaja-yang biasanya bisa berujung pada hukuman penjara," tulis Coons di X.
Sementara itu, Senator Chuck Schumer menganggap kebocoran ini sebagai salah satu pelanggaran intelijen militer paling mencengangkan dalam beberapa dekade terakhir.
Investigasi terkait insiden ini diperkirakan akan terus berlanjut, dengan beberapa politisi menyerukan penyelidikan lebih dalam untuk menentukan sejauh mana kebocoran informasi ini dapat memengaruhi keamanan nasional.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini