Israel Perluas Serangan Darat di Gaza, Korban Sipil Meningkat Tajam
By Cecep Mahmud
21 Mar 2025

Korban anak-anak mecapai 200 orang akibat serang Israel di jalur Gaza. (foto X/@Gazanotifications)
LBJ - Israel memperluas operasi darat militernya di Jalur Gaza, Kamis (20/3), disertai serangan udara intensif selama tiga hari berturut-turut. Sementara itu, kelompok Hamas menembakkan roket ke wilayah Israel untuk pertama kalinya sejak gencatan senjata gagal pekan ini.
Militer Israel mengumumkan pada Kamis bahwa mereka telah meluaskan operasi darat ke kota Rafah di selatan Gaza, tepatnya di daerah Shaboura yang berbatasan dengan Mesir.
Operasi ini dilakukan bersamaan dengan aktivitas militer yang terus berlangsung di bagian utara dan tengah Gaza. Militer mengklaim telah menghancurkan "infrastruktur teroris" di Rafah.
Baca juga: Trump Janji Akan Musnahkan Houthi Jika Terus Menyerang Kapal dan Israel
Sebelumnya, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya 91 orang, termasuk bayi yang baru lahir, di berbagai wilayah Gaza dalam semalam hingga Kamis dini hari, menurut Kementerian Kesehatan Gaza.
Quds News Network melaporkan bahwa 20 warga sipil tewas dalam serangan di Khan Younis, Gaza selatan, setelah pasukan Israel menggempur beberapa rumah di sana. Di Gaza utara, serangan terhadap satu rumah di lingkungan as-Sultan, Beit Lahiya, menewaskan tujuh orang.
“Serangan Israel di Jalur Gaza semakin intensif, terutama saat fajar, ketika sedikitnya 11 bangunan tempat tinggal diratakan,” ungkap jurnalis Al Jazeera, Tareq Abu Azzoum, dari Gaza tengah.
Ia menambahkan bahwa korban tewas termasuk anak-anak, perempuan, dan bayi, tanpa adanya peringatan sebelumnya kepada warga sipil.
Hamas Tembakkan Roket ke Tel Aviv
Sebagai respons atas serangan tersebut, Hamas mengklaim telah menembakkan "serangkaian roket M90" ke pusat komersial Tel Aviv.
Serangan ini merupakan yang pertama sejak runtuhnya gencatan senjata yang telah berlangsung hampir dua bulan.
Militer Israel menyatakan bahwa satu proyektil berhasil dicegat, sementara dua lainnya jatuh di area terbuka tanpa menimbulkan korban.
Baca juga: Netanyahu Sebut Serangan Mematikan di Gaza Hanya Permulaan
Koridor Netzarim dan Krisis Kemanusiaan
Israel juga merebut kembali kendali atas Koridor Netzarim di Gaza tengah, jalur strategis yang memisahkan bagian utara dan selatan wilayah tersebut.
Selama masa gencatan senjata, koridor ini digunakan oleh warga Palestina untuk kembali ke rumah mereka di utara. Kini, militer Israel mengizinkan pergerakan hanya melalui Jalan al-Rashid di sepanjang pantai.
“Pendudukan kembali wilayah tersebut merupakan pengingat bahwa militer Israel tengah bergerak maju untuk operasi berskala lebih besar,” jelas jurnalis Hani Mahmoud dari Al Jazeera.
Menurut data Kementerian Kesehatan Gaza, serangan Israel sejak awal pekan ini telah menewaskan sedikitnya 591 orang, termasuk 200 anak-anak, serta melukai lebih dari 1.000 lainnya. Banyak korban diyakini masih terjebak di bawah reruntuhan bangunan.
Kemarahan Warga Israel dan Kritik Terhadap Netanyahu
Di sisi lain, kegagalan gencatan senjata memicu gelombang protes di Israel. Ribuan warga berkumpul di Yerusalem pada Rabu, mendesak Perdana Menteri Benjamin Netanyahu untuk menghentikan operasi militer demi keselamatan para tawanan yang masih ditahan di Gaza.
Netanyahu, dalam pernyataannya Selasa, mengatakan bahwa pemboman di Gaza adalah “hanya permulaan” dan menegaskan Israel akan terus maju sampai Hamas dihancurkan dan seluruh tawanan dibebaskan.
Sementara itu, juru bicara Hamas Abdul Latif al-Qanou menyatakan pihaknya masih berkomitmen pada kerangka gencatan senjata Januari lalu dan bekerja sama dengan para mediator untuk memaksa Israel menghentikan agresi.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini