Student Loan di Indonesia, Solusi atau Masalah? Dokter Amirah Ingatkan Pendidikan Tanggung Jawab Negara
By Shandi March
15 Mar 2025
.jpeg)
Wacana mengenai skema pinjaman pendidikan atau student loan bagi mahasiswa yang mengalami kendala ekonomi menuai kritik. (Foto:Freepik-rawpixel.com)
LBJ – Wacana mengenai skema pinjaman pendidikan atau student loan bagi mahasiswa yang mengalami kendala ekonomi kembali menuai kritik. Salah satu yang menyuarakan penolakannya adalah Dokter Amirah Wahdi, yang menegaskan bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab negara, sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Dasar 1945.
Usulan mengenai student loan ini pertama kali disampaikan oleh Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian.
Menurut Hetifah, skema ini dapat menjadi solusi bagi mahasiswa yang kesulitan membiayai pendidikan mereka. Namun, gagasan tersebut mendapat banyak tanggapan negatif, terutama dari masyarakat yang khawatir dengan beban finansial di masa depan.
Dokter Amirah Wahdi dengan tegas menyatakan ketidaksetujuannya terhadap konsep student loan. Ia menyampaikan pandangannya melalui akun X (Twitter) pribadinya @AmirahWahdi pada Jumat, 14 Maret 2025.
"Jangan sampai ada student loan di Indonesia. JANGAN SAMPAI!!! UUD 45 mengatakan pendidikan adalah tanggung jawab negara," tulisnya.
Baca juga : Viral! Atlet Taekwondo Bandung, Fidya Kamalinda Hilang 10 Tahun, Ungkap Alami Kekerasan dari Ayahnya
Lebih lanjut, ia mengkhawatirkan dampak jangka panjang yang bisa terjadi jika sistem pinjaman pendidikan ini diterapkan. Menurutnya, berhutang demi pendidikan bukanlah pilihan bijak, mengingat tingkat gaji di Indonesia yang masih rendah.
"Sekali kalian berhutang untuk kuliah, dengan gaji di Indonesia yang kaya gini, itu sama dengan vonis hutang SEUMUR HIDUP," tegasnya.
Beban Finansial yang Berat bagi Mahasiswa
Dalam cuitannya, Dokter Amirah Wahdi memberikan ilustrasi mengenai potensi kesulitan yang akan dihadapi mahasiswa jika sistem student loan benar-benar diterapkan.
Ia mencontohkan skenario seorang mahasiswa yang berhutang Rp50 juta untuk biaya kuliah dan mendapatkan pekerjaan dengan gaji Rp5 juta per bulan setelah lulus.
Baca juga : Kisah Warga Magelang Gagal Jadi Miliarder Usai Dapat Uang Ganti Rugi Tol Jogja-Bawen Hanya Rp 232 Ribu
Jika setiap bulan ia harus membayar cicilan sebesar Rp500 ribu, tetapi bunga pinjamannya lebih tinggi, maka utang yang seharusnya berkurang justru semakin bertambah.
"Bayangin kalian ngutang 50 juta. Abis lulus gaji 5 jt/bln, jadi 500 ribu/bln dibuat nyicil student loan. Tapi ternyata, bunga utang kalian tiap bulan tuh 600 ribu/bln. Jadi tiap bulan bukannya utang berkurang, malah nambah karena untuk bayar bunganya defisit," jelasnya.
Cuitan Dokter Amirah Wahdi. (X/@AmirahWahdi)
Amerika Serikat dan Dampak Buruk Student Loan
Menurut Dokter Amirah Wahdi, situasi seperti ini sudah terjadi di beberapa negara lain, termasuk Amerika Serikat, di mana banyak mahasiswa yang terjebak dalam utang pendidikan seumur hidup.
Di Negeri Paman Sam, banyak lulusan yang harus bekerja selama puluhan tahun hanya untuk melunasi pinjaman kuliahnya. Bahkan, sejumlah pihak telah mengajukan tuntutan untuk menghapuskan utang pendidikan yang dianggap memberatkan.
Baca juga : Deretan Fakta Mengejutkan di Balik Kerangka Manusia dalam Mobil Polisi yang Mangkrak di Gresik
Sebagai solusi, Dokter Amirah Wahdi lebih setuju jika anggaran untuk skema student loan dialihkan ke program beasiswa bidikmisi, sehingga lebih banyak mahasiswa dari kalangan kurang mampu yang bisa mendapatkan bantuan tanpa harus berhutang.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini