Hamas Sambut Baik Trump Tarik Usulan Pemindahan Warga Palestina dari Gaza
By Cecep Mahmud
14 Mar 2025

Trump mengatakan pada hari Rabu (12/3) bahwa “tidak ada yang mengusir warga Palestina dari Gaza.” (foto X)
LBJ - Juru bicara Hamas, Hazem Qassem, menyatakan bahwa kelompoknya menyambut baik pernyataan terbaru Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang tampaknya menarik kembali usulannya untuk memindahkan lebih dari dua juta warga Palestina dari Gaza.
Pernyataan Trump dan Respon Hamas
Pernyataan tersebut muncul setelah Trump mengatakan pada hari Rabu (12/3) bahwa “tidak ada yang mengusir warga Palestina dari Gaza”, saat menjawab pertanyaan dalam pertemuan di Gedung Putih dengan Taoiseach Irlandia, Micheal Martin.
“Jika pernyataan Presiden AS Trump menunjukkan kemunduran dari gagasan menggusur warga Jalur Gaza, maka pernyataan tersebut disambut baik,” ujar Qassem dalam pernyataannya.
Hamas juga menyerukan agar posisi ini diperkuat dengan mewajibkan Israel untuk mematuhi ketentuan gencatan senjata yang telah disepakati sebelumnya.
Baca juga: PBB: Israel Lakukan Tindakan Genosida terhadap Warga Palestina di Gaza
Mesir dan Negara Arab Menanggapi
Mesir juga menyambut baik pernyataan Trump, dengan menyebut bahwa sikap ini menunjukkan pemahaman terhadap kondisi kemanusiaan di Gaza. Dalam pernyataan resminya, Kementerian Luar Negeri Mesir menyatakan bahwa pendekatan tersebut penting dalam mencari solusi yang adil dan berkelanjutan bagi masalah Palestina.
Pembalikan sikap Trump ini terjadi setelah pertemuan menteri luar negeri Arab di Qatar pada hari Rabu. Pertemuan tersebut dihadiri oleh utusan AS untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, serta perwakilan dari Qatar, Yordania, Mesir, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Organisasi Pembebasan Palestina (PLO).
Dalam pertemuan itu, para menteri Arab membahas rencana rekonstruksi Gaza yang telah disetujui dalam KTT Liga Arab di Kairo pada 4 Maret 2025. Rencana ini juga didukung oleh Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dalam pertemuan darurat di Arab Saudi.
Upaya Gencatan Senjata di Gaza
Selain membahas rekonstruksi, pertemuan di Qatar juga menyoroti upaya gencatan senjata antara Hamas dan Israel. Putaran baru perundingan dimulai pada Selasa (11/3), dengan utusan AS Steve Witkoff hadir di Doha sebagai mediator.
Baca juga: Demonstrasi Besar di Trump Tower: Protes atas Penahanan Mahmoud Khalil
Kementerian Luar Negeri Qatar menegaskan bahwa para menteri Arab menekankan pentingnya mempertahankan gencatan senjata di Gaza serta menegakkan solusi dua negara guna memastikan kemerdekaan rakyat Palestina.
Pembicaraan Langsung Hamas-AS
Pada hari Minggu (9/3), penasihat politik pimpinan Hamas, Taher al-Nono, mengonfirmasi bahwa telah terjadi pembicaraan langsung antara Hamas dan negosiator sandera AS, Adam Boehler, di Qatar. Diskusi ini berfokus pada pembebasan warga negara ganda Amerika-Israel yang ditahan di Gaza.
Pertemuan ini mencerminkan perubahan kebijakan Washington, yang selama ini menolak bernegosiasi langsung dengan Hamas karena dianggap sebagai organisasi teroris oleh AS.
Di sisi lain, delegasi Hamas juga bertemu dengan mediator Mesir untuk membahas tahap berikutnya dari perundingan gencatan senjata dengan Israel. Meski tahap pertama gencatan senjata berlangsung selama 42 hari, Israel hingga kini belum menyetujui tahap selanjutnya yang bertujuan mengakhiri perang secara permanen.
Israel Perketat Blokade Gaza
Sementara pembicaraan terus berlangsung, Israel telah memperketat blokade penuh terhadap Gaza, yang kini memasuki hari ke-12. Blokade ini mencegah masuknya makanan, bahan bakar, dan obat-obatan ke wilayah tersebut.
Beberapa pengamat menilai tindakan ini sebagai hukuman kolektif terhadap warga Palestina serta penggunaan bantuan kemanusiaan sebagai alat tekanan terhadap Hamas.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini