OKI dan Negara Eropa Dukung Rencana Rekonstruksi Gaza Senilai $53 Miliar
By Cecep Mahmud
09 Mar 2025

Rencana rekontruksi Gaza mendapat dukungan OKI dan negara Eropa. (foto X/@Samifarhat39)
LBJ - Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) dan beberapa negara Eropa menyatakan dukungan terhadap rencana rekonstruksi Gaza yang baru-baru ini diluncurkan oleh negara-negara Arab. Rencana ini bertujuan membangun kembali wilayah Gaza yang hancur akibat perang selama 15 bulan antara Israel dan Hamas.
OKI dan Negara Eropa Dukung Rencana Arab
Menteri luar negeri Prancis, Jerman, Italia, dan Inggris dalam pernyataan bersama pada Sabtu menyatakan dukungan terhadap rencana senilai $53 miliar untuk membangun kembali Gaza.
"Rencana ini menunjukkan jalur realistis menuju rekonstruksi Gaza dan menjanjikan – jika dilaksanakan – perbaikan cepat dan berkelanjutan terhadap kondisi kehidupan yang menyedihkan bagi warga Palestina di Gaza," demikian bunyi pernyataan tersebut.
Keempat negara juga menekankan bahwa Hamas tidak boleh kembali memerintah Gaza dan tidak boleh menjadi ancaman bagi Israel. Mereka mendukung peran Otoritas Palestina (PA) dalam mengelola wilayah tersebut serta pelaksanaan reformasi yang telah direncanakan.
Baca juga: Kekerasan di Suriah Barat Laut Memanas, Ratusan Tewas dalam Bentrokan
Rencana Rekonstruksi Gaza Disusun oleh Mesir
Rencana rekonstruksi Gaza ini disusun oleh Mesir dan telah diadopsi dalam pertemuan puncak Liga Arab di Kairo bulan ini. Pada hari Sabtu, 57 anggota OKI juga resmi menyetujui rencana ini dalam pertemuan darurat di Jeddah, Arab Saudi.
OKI meminta komunitas internasional dan lembaga keuangan global untuk segera memberikan dukungan yang diperlukan guna merealisasikan rencana tersebut.
Tiga Tahap Rekonstruksi Gaza
Rencana yang disusun oleh negara-negara Arab ini terdiri dari tiga tahap utama:
- Tindakan sementara (sekitar enam bulan)
- Rekonstruksi infrastruktur dan ekonomi (empat hingga lima tahun)
- Pemerintahan dan stabilisasi politik
Tujuan utama dari rencana ini adalah membangun kembali Gaza, menjaga keamanan dan stabilitas, serta mengembalikan kendali pemerintahan kepada Otoritas Palestina.
Penolakan dari AS dan Israel
Meskipun mendapat dukungan dari negara-negara Muslim dan Eropa, rencana ini ditolak oleh Amerika Serikat dan Israel.
Baca juga: Pengadilan Korea Selatan Batalkan Surat Perintah Penangkapan Yoon Suk Yeol
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Tammy Bruce, menyatakan bahwa rencana ini "tidak memenuhi harapan Washington."
Namun, utusan Presiden AS Donald Trump untuk Timur Tengah, Steve Witkoff, memberikan respons yang lebih positif. Ia menyebutnya sebagai "langkah awal yang beritikad baik dari Mesir."
Analisis: Tantangan dalam Implementasi Rencana
Meskipun rencana rekonstruksi ini mendapat dukungan luas, tantangan besar masih membayangi pelaksanaannya. Israel kemungkinan akan tetap berupaya membatasi pengaruh Otoritas Palestina di Gaza, sementara Hamas sebagai kekuatan dominan di wilayah tersebut belum menunjukkan kesediaan untuk menyerahkan kendali.
Selain itu, pendanaan sebesar $53 miliar memerlukan dukungan nyata dari komunitas internasional. Sejauh ini, negara-negara Barat belum menyatakan komitmen finansial mereka untuk proyek ini.
Dengan berbagai dinamika yang terjadi, masa depan Gaza masih bergantung pada kesepakatan antara berbagai pihak serta kemampuan negara-negara Muslim dan dunia internasional dalam merealisasikan rekonstruksi yang berkelanjutan.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini