Kekerasan di Suriah Barat Laut Memanas, Ratusan Tewas dalam Bentrokan
By Cecep Mahmud
09 Mar 2025

Pasukan keamanan Suriah mengumumkan bahwa mereka telah merebut kembali sebagian besar wilayah di provinsi Tartous dan Latakia. (tangkap layar X/@kurdistannews24)
LBJ - Pemerintah sementara Suriah mengerahkan bala bantuan ke kota-kota pesisir di barat laut negara itu setelah bentrokan sengit dengan pejuang loyalis mantan Presiden Bashar al-Assad. Kekerasan ini menewaskan ratusan orang, termasuk banyak warga sipil, dan menjadi tantangan besar bagi otoritas baru sejak al-Assad lengser pada Desember 2024.
Pemerintah Sementara Suriah Rebut Kembali Wilayah
Pasukan keamanan Suriah mengumumkan bahwa mereka telah merebut kembali sebagian besar wilayah di provinsi Tartous dan Latakia, yang menjadi pusat serangan loyalis al-Assad sejak Kamis lalu. Para loyalis menyerang pos pemeriksaan, konvoi keamanan, dan posisi militer dalam aksi terkoordinasi.
Menurut kantor berita pemerintah SANA, seorang pejabat keamanan mengatakan bahwa banyak orang menyerbu daerah pesisir untuk membalas serangan terhadap pasukan pemerintah. Ia menambahkan bahwa beberapa pelanggaran individu terjadi dan pihak berwenang sedang berupaya mengendalikannya.
Baca juga: Trump Percaya Putin, Sebut Rusia Lebih Mudah Dinegosiasikan Daripada Ukraina
Jam Malam dan Pengungsian Warga Sipil
Situasi di Latakia dan wilayah pesisir lainnya masih tegang, dengan jam malam tetap diberlakukan. Wilayah ini didominasi oleh minoritas Alawite, kelompok yang selama ini menjadi basis pendukung al-Assad.
Sementara itu, puluhan warga sipil serta anggota rezim sebelumnya bersama keluarga mereka berlindung di pangkalan udara Khmeimim, yang dikelola Rusia di pedesaan Latakia.
Presiden Sementara Suriah Serukan Penyerahan Diri
Dalam pernyataan publik pertamanya sejak eskalasi konflik, Presiden sementara Ahmed al-Sharaa pada Jumat mendesak para pejuang loyalis untuk menyerah.
"Letakkan senjata sebelum terlambat," katanya. Al-Sharaa juga menegaskan bahwa pemerintah akan "mengejar sisa-sisa rezim yang jatuh" dan membawa mereka ke "pengadilan yang adil."
Bentrokan Mereda, tetapi Ketegangan Masih Tinggi
Reporter Al Jazeera, Resul Serdar, melaporkan dari ibu kota Damaskus bahwa intensitas bentrokan berkurang pada Sabtu sore. Namun, pertempuran kecil masih terjadi di pinggiran kota.
Baca juga: Trump Ancam Hamas: Bebaskan Sandera atau Kalian MATI!
Ia menyebut jumlah korban terus meningkat, dengan ratusan orang tewas, mayoritas warga sipil.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Suriah, Hasan Abdel-Ghani, mengungkapkan bahwa loyalis al-Assad melakukan serangan terorganisir terhadap pasukan keamanan di Latakia dan Tartous. Ia menyebut serangan itu sebagai "operasi yang direncanakan dengan baik."
PBB Peringatkan Eskalasi Kekerasan
Utusan Khusus PBB untuk Suriah, Geir Pedersen, menyatakan keprihatinan terhadap situasi ini.
"Kami masih mencari tahu fakta-fakta sebenarnya, tetapi jelas bahwa semua pihak harus menahan diri dan melindungi warga sipil sesuai hukum internasional," ujarnya dalam sebuah pernyataan.
Pedersen memperingatkan bahwa kekerasan ini bisa memperburuk konflik, meningkatkan penderitaan warga, serta menghambat stabilitas dan transisi politik di Suriah.
Baca juga: Eropa Desak Israel Hentikan Blokade Bantuan ke Gaza
Tantangan bagi Pemerintahan Baru
Analis keamanan internasional dari King’s College London, Rob Geist Pinfold, mengatakan bahwa kekerasan ini sudah berkembang selama beberapa waktu.
"Pemerintah sementara telah berusaha mengontrol situasi, tetapi kini mereka harus merespons dengan tegas tanpa mengasingkan komunitas Alawite," katanya.
Ia menambahkan bahwa kurangnya rekonsiliasi atas pelanggaran di masa pemerintahan al-Assad masih menjadi pemicu utama ketegangan.
Dengan situasi yang masih berkembang, pemerintah Suriah menghadapi tantangan besar dalam mengamankan wilayahnya sekaligus menjaga stabilitas politik pasca kejatuhan rezim al-Assad.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini