Trump Ancam Hamas: Bebaskan Sandera atau Kalian MATI!
By Cecep Mahmud
07 Mar 2025

Donald Trump kembali mengeluarkan ancaman terhadap Hamas dan warga Gaza. (tangkap layar X)
LBJ - Presiden Amerika Serikat Donald Trump kembali mengeluarkan ancaman terhadap Hamas dan warga Gaza, menuntut pembebasan semua sandera Israel yang masih ditahan di wilayah tersebut.
Dalam unggahan di media sosial pada Rabu, Trump memperingatkan bahwa akan ada “nasib buruk” jika tuntutannya tidak dipenuhi.
"Ini peringatan terakhir Anda! Bagi para pemimpin, sekaranglah saatnya meninggalkan Gaza, selagi Anda masih punya kesempatan," tulisnya.
Ia juga menyampaikan pesan kepada warga Gaza: "Masa depan yang indah menanti, tetapi tidak jika Anda menyandera mereka. Jika Anda melakukannya, Anda MATI! Buatlah keputusan yang CERDAS."
Baca juga: Eropa Desak Israel Hentikan Blokade Bantuan ke Gaza
Tekanan AS di Tengah Negosiasi dengan Hamas
Pernyataan Trump muncul beberapa jam setelah Gedung Putih mengonfirmasi bahwa AS sedang terlibat dalam pembicaraan dengan Hamas.
Langkah ini menandai perubahan kebijakan Washington, yang sebelumnya menolak bernegosiasi dengan kelompok tersebut.
Trump juga menyerukan pemindahan paksa seluruh penduduk Gaza dan menyatakan bahwa AS seharusnya "memiliki" wilayah Palestina.
Ia menekankan bahwa Hamas harus segera membebaskan semua sandera dan mengembalikan jenazah tawanan yang telah meninggal.
"'Shalom Hamas' berarti Halo dan Selamat Tinggal – Anda dapat memilih. Bebaskan semua sandera sekarang, jangan nanti, dan segera kembalikan semua mayat orang-orang yang Anda bunuh, atau semuanya BERAKHIR bagi Anda," tambahnya.
Trump berjanji akan memberikan Israel "semua yang dibutuhkan" untuk menyelesaikan operasinya di Gaza.
Hamas: Ancaman Trump Dorong Israel Langgar Gencatan Senjata
Menanggapi pernyataan Trump, Hamas menyatakan bahwa ancaman tersebut mendorong Israel untuk mengabaikan ketentuan gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari.
"Ancaman-ancaman ini memperumit masalah terkait perjanjian gencatan senjata dan mendorong pendudukan untuk menghindari pelaksanaan ketentuan-ketentuannya," kata juru bicara Hamas Hazem Qasim pada Kamis.
Baca juga: Trump Ancam Hamas, Dukung Israel Perburuk Krisis Gaza
Hamas mendesak AS untuk menekan Israel agar mematuhi tahap kedua kesepakatan, yang mencakup pembebasan seluruh sandera dan penghentian permanen perang.
Namun, pemerintah Israel di bawah Perdana Menteri Benjamin Netanyahu justru berusaha memperpanjang tahap pertama selama 50 hari untuk membebaskan lebih banyak sandera, tanpa berkomitmen pada gencatan senjata yang berkelanjutan.
Blokade Gaza dan Reaksi Internasional
Sejak akhir tahap pertama gencatan senjata pekan lalu, Israel menutup Gaza dan mencegah masuknya bantuan kemanusiaan, termasuk makanan, bahan bakar, dan obat-obatan.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta berbagai negara di dunia mengecam langkah tersebut, yang dinilai dapat memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza.
Sementara itu, Netanyahu kini menghadapi ancaman surat perintah penangkapan dari Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) atas dugaan kejahatan perang di Gaza, termasuk penggunaan kelaparan sebagai senjata perang.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini