×
image

Israel Hentikan Bantuan ke Gaza, Ancam Hamas Jika Gencatan Senjata Tak Diperpanjang

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 03 Mar 2025

 Israel telah menghentikan masuknya seluruh bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. (Foto X/ @SuppressedNws)

Israel telah menghentikan masuknya seluruh bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza. (Foto X/ @SuppressedNws)


LBJ - Israel telah menghentikan masuknya seluruh bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza dan mengancam Hamas dengan "konsekuensi tambahan" jika kelompok Palestina itu tidak menyetujui perpanjangan fase pertama gencatan senjata yang telah berakhir.

Israel Hentikan Bantuan dan Tekan Hamas

Pada hari Minggu, Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengumumkan bahwa seluruh barang dan pasokan ke Gaza akan dihentikan. Langkah ini diambil setelah Hamas menolak menerima kerangka kerja yang diusulkan oleh utusan khusus AS, Steve Witkoff, untuk memperpanjang gencatan senjata.

"Israel tidak akan mengizinkan gencatan senjata tanpa pembebasan sandera kami," kata pernyataan resmi Israel. "Jika Hamas tetap menolak, akan ada konsekuensi tambahan."

Baca juga: Hamas Tolak Usulan Israel untuk Perpanjangan Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Israel Melanggar Kesepakatan

Hamas menuduh Israel berusaha menggagalkan perjanjian gencatan senjata yang telah disepakati. Keputusan Israel untuk menghentikan bantuan disebut sebagai "pemerasan murahan, kejahatan perang, dan serangan terang-terangan" terhadap gencatan senjata yang mulai berlaku pada Januari.

Tahap pertama perjanjian gencatan senjata telah berakhir pada Sabtu lalu. Namun, Israel belum melanjutkan ke tahap kedua dari kesepakatan yang terdiri dari tiga tahap.

Rencana Israel Perpanjang Gencatan Senjata

Kantor Netanyahu menyatakan bahwa Israel telah menyetujui usulan Witkoff untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata selama enam minggu, mencakup bulan Ramadan dan Paskah Yahudi yang berakhir pada 20 April. Namun, Netanyahu menegaskan bahwa Israel dapat melanjutkan operasi militernya di Gaza jika negosiasi selama periode ini tidak efektif.

Menurut Netanyahu, Hamas saat ini menahan 59 sandera, yang terdiri dari 24 orang masih hidup dan 35 lainnya telah tewas. Usulan Witkoff mencakup pembebasan separuh dari sandera yang masih hidup dan yang telah meninggal pada tahap awal, sedangkan sisanya akan dibebaskan setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata permanen.

Hamas sebelumnya telah menolak formulasi Israel untuk memperpanjang fase pertama gencatan senjata dan justru meminta pelaksanaan tahap kedua sesuai dengan kesepakatan awal.

Kekhawatiran Warga Palestina di Gaza

Warga Palestina di Gaza merasa gencatan senjata ini sangat rapuh. Hind Khoudary dari Al Jazeera melaporkan dari Gaza selatan bahwa banyak warga yang khawatir akan kembalinya pertempuran.

"Ada jet tempur dan pesawat nirawak Israel yang terbang di langit, membuat warga Palestina merasa bahwa setiap saat pasukan Israel dapat menyerang tempat mana pun di Jalur Gaza," katanya.

Baca juga: Israel Tunda Pembebasan 602 Tahanan Palestina, Pertukaran dengan Hamas Terganjal

Organisasi kemanusiaan juga menegaskan bahwa gencatan senjata harus tetap dipertahankan agar bantuan dapat terus diberikan kepada warga Gaza yang telah menderita akibat perang selama 17 bulan terakhir.

“Dampak dari akses kemanusiaan yang aman dan berkelanjutan sudah jelas,” kata Program Pangan Dunia dalam sebuah pernyataan.

“Gencatan senjata harus dipertahankan. Tidak ada jalan kembali.”

Sejak gencatan senjata dimulai pada 19 Januari, ratusan truk bantuan telah masuk ke Gaza setiap hari. Namun, setelah Israel menghentikan bantuan, harga barang di Gaza meningkat tajam. Penduduk bergegas menimbun bahan makanan, sementara banyak yang mengkhawatirkan krisis pangan yang lebih buruk.

"Semua orang khawatir," kata Sayed al-Dairi, seorang warga Gaza. "Ini bukan kehidupan."

Kritik dari Dalam Israel

Keputusan Netanyahu untuk tidak melanjutkan tahap kedua gencatan senjata juga mendapat kritik di dalam negeri. Ratusan warga Israel berdemonstrasi di luar rumah beberapa menteri pemerintah pada Minggu lalu, menuntut penyelesaian perjanjian pertukaran tahanan dan perpanjangan gencatan senjata.

"Israel menandatangani perjanjian yang seharusnya memulai negosiasi tahap kedua pada hari ke-16 tahap pertama. Namun, Israel telah menghindari negosiasi ini," kata Yair Golan, pemimpin Partai Demokrat Israel.

Ia menambahkan bahwa solusi terbaik untuk membebaskan sandera adalah dengan mencapai gencatan senjata jangka panjang dan menarik pasukan dari sebagian besar wilayah Gaza. Menurutnya, Netanyahu sengaja mempertahankan situasi darurat demi kepentingan politiknya.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post