Warga Gaza Jalani Ramadan di Tengah Reruntuhan, Syukuri Gencatan Senjata
By Cecep Mahmud
02 Mar 2025
.jpg)
Di tengah puing-puing bangunan yang hancur, beberapa warga tetap berusaha menciptakan suasana Ramadan. (foto X/@Muslim)
LBJ - Umat Muslim di Gaza menjalani hari pertama Ramadan 1446 H dengan penuh kesabaran dan ketabahan. Meski dikelilingi kehancuran akibat perang, warga tetap bersyukur bisa berbuka puasa tanpa ancaman serangan udara setelah gencatan senjata yang dimulai pada Januari lalu.
Ramadan tahun ini menjadi momen yang berbeda bagi warga Gaza. Dilansir dari Al-Jazeera dan AFP, Minggu (2/3/2025), suasana lebih tenang dibanding bulan-bulan sebelumnya. Tidak ada suara ledakan atau serangan udara yang mengguncang saat berbuka maupun saat matahari terbit.
Di tengah puing-puing bangunan yang hancur, beberapa warga tetap berusaha menciptakan suasana Ramadan. Lampu gantung warna-warni tampak menghiasi sejumlah sudut kota. Pasar yang masih berdiri mulai kembali ramai, sementara toko-toko yang tidak rusak telah buka kembali.
Baca juga: Hamas Tolak Usulan Israel untuk Perpanjangan Gencatan Senjata di Gaza
Kesulitan Ekonomi dan Keterbatasan Makanan
Meskipun kehidupan perlahan kembali berjalan, kondisi ekonomi masih sulit. Banyak warga yang kesulitan berbelanja akibat kehancuran besar yang melanda Gaza.
Supermarket besar di Nuseirat telah membuka pintunya kembali, dengan rak-rak yang mulai terisi berbagai kebutuhan Ramadan seperti cokelat, biskuit, keripik, hiasan Ramadan, dan kurma. Namun, bagi sebagian besar warga, makanan tetap menjadi barang mewah.
Banyak keluarga terpaksa berbuka puasa dengan makanan seadanya. Seperti yang terlihat di Rafah, Gaza selatan, warga berkumpul di tengah reruntuhan untuk berbuka bersama. Dengan persediaan yang terbatas, mereka saling berbagi apa yang ada.
Gaza Setelah Perang: Harapan di Tengah Kehancuran
Perang antara Israel dan Hamas yang meletus sejak Oktober 2023 telah menyebabkan penderitaan luar biasa bagi warga Gaza. Serangan Israel yang diklaim bertujuan menghancurkan Hamas telah menewaskan lebih dari 48 ribu warga Palestina. Ratusan ribu orang terluka dan jutaan lainnya menjadi pengungsi.
Sementara itu, serangan Hamas ke wilayah Israel pada awal konflik menewaskan sedikitnya 1.200 orang dan menyebabkan ratusan lainnya disandera.
Kini, setelah gencatan senjata berlangsung sejak Januari, Gaza mulai merasakan ketenangan meski dampak perang masih sangat terasa. Banyak warga yang berharap Ramadan ini membawa harapan baru bagi masa depan yang lebih baik.
Baca juga: Warga Ukraina Khawatir AS Akan Mengurangi Dukungan Militer
Kesabaran dan Solidaritas di Bulan Suci
Bagi warga Gaza, Ramadan tahun ini bukan hanya tentang menahan lapar dan haus, tetapi juga tentang bertahan di tengah keterbatasan. Meski hidup dalam kesulitan, mereka tetap berusaha menjaga nilai-nilai solidaritas dan kebersamaan.
Di tengah reruntuhan, berbuka puasa bersama menjadi simbol ketahanan dan harapan. Dengan makanan seadanya, mereka tetap bersyukur atas ketenangan yang ada, meskipun masa depan masih penuh ketidakpastian.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini