×
image

Aksi Indonesia Gelap dan #KaburAjaDulu: Bentuk Kekecewaan Rakyat terhadap Pemerintah

  • image
  • By Shandi March

  • 19 Feb 2025

Aksi BEM SI Demo dengan tema Indonesia Gelap di Semarang. (X@Arthur Stefanus)

Aksi BEM SI Demo dengan tema Indonesia Gelap di Semarang. (X@Arthur Stefanus)


LBJ - Aksi demonstrasi"Indonesia Gelap" yang diinisiasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) serta maraknya tagar #KaburAjaDulu di media sosial menjadi sinyal kuat atas kekecewaan rakyat terhadap kondisi negara saat ini.

Kebijakan pemerintah terkait efisiensi anggaran hingga Rp306,69 triliun yang berdampak pada layanan publik, program makan bergizi gratis (MBG), serta revisi UU Mineral dan Batu Bara (Minerba) menjadi pemicu utama kemarahan publik.

Demonstrasi "Indonesia Gelap" mulai digelar di Jakarta serta sejumlah daerah lain sejak Senin (17/2) dan diperkirakan mencapai puncaknya pada Kamis (20/2).

Peneliti Senior dari Pusat Riset Politik Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Lili Romli, menyebut bahwa fenomena "Indonesia Gelap" dan tagar #KaburAjaDulu mencerminkan besarnya kekecewaan masyarakat terhadap berbagai kebijakan pemerintah yang dianggap tidak sesuai dengan harapan publik.

Baca juga : BEM SI Gelar Aksi Demo Maraton Serentak di Seluruh Indonesia Tuntut Transparansi Program MBG dan Adili Jokowi

"Mereka semula menaruh harapan yang tinggi bahwa pasca pemilu nanti, pemimpin dan para elit memberikan harapan baru, seperti tentang lapangan pekerjaan, naiknya penghasilan, daya beli meningkat, dan sejumlah harapan lain yang diidam-idamkan kalangan muda," ujar Lili, dikutip dari CNNIndonesia.com, Selasa (18/2).

"Harapan itu ternyata tinggal harapan yang kemudian muncul kekecewaan. Bentuknya seperti demo dan tagar #KaburAjaDulu, antara lain," imbuhnya.

Senada dengan Lili, Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia (ASI) Ali Rif'an menilai masyarakat semakin resah dengan berbagai kebijakan yang tidak berpihak pada rakyat.

Baca juga : BEM UI Gaungkan Tagar Indonesia Gelap, Tuntut Cabut Instruksi Presiden 2025 dan Evaluasi MBG

Ia menyoroti bagaimana efisiensi anggaran tidak dialokasikan untuk kepentingan esensial, seperti tunjangan kinerja dosen, tetapi justru untuk program kontroversial seperti MBG.

"Refleksi dari keresahan publik terkait kondisi Indonesia, lantaran terjadi sejumlah paradoks," ucap Ali.

Aksi Bisa Berdampak Luas

Ali memprediksi bahwa kedua gerakan ini berpotensi semakin membesar jika pemerintah tidak meresponsnya dengan baik. Menurutnya, ketidakmampuan pemerintahan Prabowo dalam memberikan klarifikasi dan argumentasi yang kuat atas berbagai kebijakan kontroversial akan memicu eskalasi aksi serupa.

Baca juga :Demo Indonesia Gelap di Jakarta Batal Digelar Hari Ini, Mahasiswa Fokus Aksi Puncak

"Catatannya, jika pemerintahan Prabowo tidak segera mengklarifikasi dan memberikan argumentasi yang kuat atas paradoks-paradoks yang terjadi, aksi semacam itu bisa muncul lagi dan berlanjut makin membesar," tuturnya.

Selain itu, Ali menilai bahwa aksi ini juga dapat berdampak pada turunnya citra pemerintah dan tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Prabowo.

"Seperti turunnya citra pemerintah atau menurunnya tingkat kepuasan kinerja, jika tidak segera dijelaskan dan diklarifikasi tuntutan-tuntutan para mahasiswa tersebut," katanya.

Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, juga menegaskan bahwa pemerintah harus merespons secara cepat dan tepat untuk mencegah eskalasi lebih lanjut.

Baca juga :Massa Aksi Indonesia Gelap Berdatangan ke Patung Kuda

"Jadi ini diapresiasi, direspons dengan cepat saja oleh pemerintah supaya tidak ke mana-mana. Jangan defensif, jangan agresif, berlebihan semacam itu karena justru akan membuat gerakan-gerakan ekstra parlementer semakin membesar," kata Agung.

Tanggapan pemerintah

Menanggapi aksi "Indonesia Gelap", Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi menolak narasi yang digunakan oleh para demonstran. Ia menegaskan bahwa pemerintah tetap menghormati kebebasan berekspresi, tetapi meminta agar masyarakat tidak menyebarkan informasi yang tidak benar.

"Inilah namanya kebebasan berekspresi, tapi tolong sekali lagi, jangan membelokkan apa yang sebenarnya tidak seperti itu. Enggak ada Indonesia gelap," ujar Prasetyo di Kompleks Parlemen, Jakarta, Selasa (18/2).

Baca juga :Ojol Demo Besar-besaran di Kementerian Ketenagakerjaan Jaksel Tuntut THR, Cek Rute Alternatif

Ia juga mengajak masyarakat untuk tetap optimistis dan bekerja sama dalam membangun Indonesia.

Sedangkan Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli turut menanggapi fenomena #KaburAjaDulu yang dianggap sebagai bentuk keinginan warga untuk mencari peluang kerja di luar negeri. Ia mengakui bahwa pemerintah memiliki tantangan besar dalam menciptakan lapangan pekerjaan yang lebih baik di dalam negeri.

"Ini tantangan buat kita kalau memang itu adalah terkait dengan aspirasi mereka. Ayo pemerintah create better jobs itu yang kemudian menjadi catatan kami dan concern kami," ujar Yassierli di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (17/2).***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post