Hamas Akan Bebaskan Enam Tawanan Israel dan Serahkan Jenazah Empat Lainnya Pekan Ini
By Cecep Mahmud
19 Feb 2025

Hamas bebaskan tawanan Israel. (foto X@HamasAtrocities)
LBJ - Kelompok Hamas akan membebaskan enam tawanan Israel dan menyerahkan jenazah empat lainnya dalam minggu ini sebagai bagian dari perjanjian gencatan senjata di Gaza. Pernyataan ini disampaikan oleh Khalil al-Hayya, pemimpin Hamas di Gaza, pada Selasa (19/2).
Al-Hayya mengonfirmasi bahwa jenazah akan diserahkan pada Kamis (22/2), sementara enam tawanan Israel yang masih hidup akan dibebaskan pada Sabtu (24/2).
"Hamas telah membuktikan keseriusannya dalam melaksanakan perjanjian dengan penuh tanggung jawab," ujar al-Hayya. "Kami menekankan perlunya mewajibkan pendudukan untuk melaksanakan semua ketentuan perjanjian tanpa penundaan."
Israel Konfirmasi Perjanjian Pembebasan Tawanan
Kantor Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengonfirmasi bahwa perundingan di Mesir menghasilkan kesepakatan pembebasan enam tawanan Israel pada Sabtu. Selain itu, Israel juga akan menerima jenazah empat tawanan pada Kamis, sebelum menerima empat jenazah lainnya pada minggu berikutnya.
Baca juga: Israel Keluarkan Tender Pembangunan 1.000 Rumah Pemukim di Tepi Barat
Tahap pertama gencatan senjata ini dimediasi oleh Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir, dan dijadwalkan berakhir pada 1 Maret 2024. Namun, negosiasi mengenai tahap selanjutnya, termasuk kemungkinan penghentian perang secara permanen, belum dimulai.
Melaporkan dari Amman, Yordania, jurnalis Al Jazeera Hamdah Salhut menyatakan bahwa pembebasan tawanan ini dapat menjadi perkembangan penting dalam negosiasi fase kedua gencatan senjata.
"Hamas mengatakan mereka melakukan ini karena ingin fase kedua berlangsung. Israel telah meminta ini selama seminggu terakhir," jelasnya.
Identitas Tawanan dan Dampak bagi Israel
Al-Hayya juga menyebutkan bahwa jenazah keluarga Bibas akan diserahkan pada Kamis. Hamas sebelumnya mengumumkan bahwa keluarga tersebut tewas dalam serangan udara Israel pada November 2023.
Baca juga: Netanyahu Dukung Rencana AS untuk Gaza, Negara-Negara Arab Menolak
Belum ada komentar resmi dari Israel mengenai identitas tawanan yang meninggal. Namun, mantan direktur jenderal Kementerian Luar Negeri Israel, Alon Liel, menyatakan bahwa pemulangan jenazah tawanan Israel dapat berdampak besar bagi masyarakat Israel.
"Itu akan menjadi hari berkabung di Israel yang mengejutkan rakyat. Namun, ini masih lebih baik daripada tidak mendapatkan apa pun dari Hamas," kata Liel.
Israel Akan Lanjutkan Negosiasi untuk Fase Kedua Gencatan Senjata
Israel dan Hamas menyepakati gencatan senjata di Gaza pada 19 Januari setelah lebih dari 460 hari perang yang menghancurkan wilayah Palestina. Namun, menurut sumber keamanan Palestina yang dikutip oleh Al Jazeera, Israel telah melanggar gencatan senjata sebanyak 266 kali, menyebabkan kematian setidaknya 132 orang.
Di sisi lain, pemerintah Israel tengah membahas potensi kembalinya pertempuran di Gaza. Beberapa menteri sayap kanan dalam kabinet Netanyahu mendorong pendudukan militer di wilayah tersebut.
Profesor Mohamad Elmasry dari Institut Studi Pascasarjana Doha menyatakan bahwa Israel menginginkan fleksibilitas maksimal dalam perundingan tahap kedua gencatan senjata.
"Di satu sisi, ada indikasi bahwa beberapa orang dalam pemerintahan Israel ingin melanjutkan ke fase kedua gencatan senjata Gaza. Namun, di sisi lain, Israel dan AS masih berbicara tentang pemberantasan total Hamas," kata Elmasry.
Menteri Luar Negeri Israel, Gideon Saar, mengonfirmasi bahwa negosiasi tahap kedua akan dimulai minggu ini.
"Kami mengadakan rapat kabinet keamanan tadi malam. Kami memutuskan untuk membuka negosiasi tahap kedua minggu ini," ujar Saar.
Dalam negosiasi ini, Israel mengajukan tuntutan utama, yaitu demiliterisasi total Gaza serta menolak kehadiran Otoritas Palestina di wilayah tersebut.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini