×
image

Israel Perintahkan Kesiapan Militer Setelah Hamas Tunda Penyerahan Sandera

  • image
  • By Cecep Mahmud

  • 11 Feb 2025

Israel tingkatkan kesiapan militer, setelah Hamas tunda pembebasan sandera (foto X/@JMWylieNI)

Israel tingkatkan kesiapan militer, setelah Hamas tunda pembebasan sandera (foto X/@JMWylieNI)


LBJ - Israel telah memerintahkan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) untuk bersiap menghadapi segala kemungkinan di Jalur Gaza menyusul pengumuman Hamas yang menunda penyerahan sandera hingga pemberitahuan lebih lanjut. Langkah ini disebut sebagai respons atas dugaan pelanggaran Israel terhadap ketentuan gencatan senjata.

Israel Kutuk Penundaan oleh Hamas

Dalam pernyataan resmi yang dirilis pada Senin malam, Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, menyebut keputusan Hamas sebagai “pelanggaran total terhadap gencatan senjata Gaza dan kesepakatan pembebasan sandera.”

Katz menegaskan bahwa pihaknya telah menginstruksikan IDF untuk berada dalam tingkat kesiapan tertinggi di sekitar Jalur Gaza demi melindungi warga Israel, terutama mereka yang tinggal di dekat perbatasan.

“IDF akan siap menghadapi setiap kemungkinan skenario di Gaza,” kata Katz.

Baca juga: Trump Serukan Pembatalan Gencatan Senjata Gaza Jika Tawanan Israel Tak Dibebaskan

Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengadakan pertemuan dengan para menteri dan pejabat keamanan untuk mengevaluasi situasi terkini, seperti dilaporkan oleh media Israel, Ynet.

Hamas Tuduh Israel Langgar Kesepakatan

Sebelumnya, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Abu Obeida, dalam pernyataan yang dirilis pada hari yang sama menuduh Israel melanggar empat ketentuan utama dalam perjanjian gencatan senjata.

Menurutnya, pelanggaran tersebut meliputi penundaan pemulangan pengungsi ke Gaza utara, penembakan terhadap warga sipil Palestina, serta kegagalan Israel dalam mengizinkan masuknya bantuan kemanusiaan seperti yang telah disepakati.

“Selama tiga minggu terakhir, pimpinan perlawanan memantau kegagalan Israel untuk mematuhi ketentuan perjanjian,” kata Abu Obeida.

Ia juga menegaskan bahwa Hamas tetap berkomitmen pada kesepakatan, selama Israel juga memenuhi kewajibannya dan memberikan kompensasi atas pelanggaran yang terjadi.

Baca juga: Hamas Tunda Pertukaran Tawanan, Tuduh Israel Langgar Gencatan Senjata

Perjanjian Gencatan Senjata: Sandera dan Tahanan Palestina

Gencatan senjata yang berlaku sejak 19 Januari lalu telah menghentikan perang berkepanjangan selama 15 bulan di Jalur Gaza. Selama tahap pertama perjanjian yang dijadwalkan berlangsung enam minggu, sebanyak 33 sandera Israel akan dibebaskan sebagai imbalan atas pelepasan sekitar 2.000 tahanan Palestina dari penjara Israel. Hingga saat ini, 21 sandera telah dibebaskan, terdiri dari 16 warga Israel dan lima warga Thailand.

Namun, tahap berikutnya dari pertukaran tersebut kini terganggu akibat penundaan yang diumumkan oleh Hamas. Dalam hal ini, Israel melalui Direktorat Sandera, Orang Hilang, dan Pengembalian menegaskan sikapnya bahwa setiap pelanggaran terhadap kesepakatan akan dipandang serius.

“Israel bersikeras pada implementasi penuh perjanjian sebagaimana tertulis,” bunyi pernyataan lembaga tersebut.

Baca juga: Dua Wanita Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Tepi Barat

Pembicaraan Tidak Langsung di Qatar

Penundaan penyerahan sandera ini terjadi hanya beberapa jam setelah delegasi Israel kembali dari Qatar, di mana pembicaraan tidak langsung dengan Hamas mengenai fase berikutnya dari gencatan senjata diadakan.

Qatar, yang bertindak sebagai mediator utama, memainkan peran penting dalam negosiasi antara kedua pihak yang bertikai.

Namun, dengan memburuknya situasi, para pengamat menilai bahwa prospek keberlanjutan gencatan senjata semakin diragukan. Jika eskalasi kembali terjadi, warga Gaza dan Israel di sepanjang perbatasan akan kembali menghadapi situasi yang penuh ketidakpastian.***


Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini

Popular Post