Hamas Tunda Pertukaran Tawanan, Tuduh Israel Langgar Gencatan Senjata
By Cecep Mahmud
11 Feb 2025

Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, mengumukan Hamas tunda pembebasan tawanan. (foto X/@stairwayto3dom)
LBJ - Hamas telah mengumumkan penundaan pembebasan lebih banyak tawanan Israel yang direncanakan pada hari Sabtu, menyusul tuduhan bahwa Israel melanggar beberapa ketentuan dalam perjanjian gencatan senjata yang tengah berlangsung di Jalur Gaza.
Pengumuman ini disampaikan oleh Abu Obeida, juru bicara sayap bersenjata Hamas, Brigade Qassam.
Dalam pernyataannya, Abu Obeida menegaskan bahwa "para tawanan akan tetap berada di tempatnya sampai Israel mematuhi kewajiban yang telah disepakati sebelumnya dan memberikan kompensasi secara retroaktif."
Baca juga: Israel Mundur dari Koridor Netzarim Gaza, Hamas Sebut Tanda Kegagalan Perang
Gencatan Senjata dan Pertukaran Tawanan
Israel dan Hamas saat ini berada di tengah-tengah periode gencatan senjata enam minggu yang disepakati pada akhir tahun lalu.
Selama gencatan senjata ini, Hamas telah membebaskan puluhan tawanan Israel yang ditahan sejak serangan 7 Oktober 2023, dengan imbalan hampir 2.000 tahanan Palestina. Hingga kini, lima pertukaran tawanan telah dilakukan, membebaskan 21 warga Israel dan lebih dari 730 tahanan Palestina.
Namun, pertukaran berikutnya yang direncanakan pada Sabtu mendatang untuk membebaskan tiga tawanan Israel dan menukar ratusan tahanan Palestina, ditunda oleh Hamas dengan alasan pelanggaran dari pihak Israel.
Pelanggaran Gencatan Senjata
Menurut Abu Obeida, selama tiga minggu terakhir, Israel telah melanggar beberapa poin dalam perjanjian tersebut.
"Pelanggaran-pelanggaran ini termasuk penundaan pemulangan pengungsi ke Gaza utara, penembakan di berbagai wilayah Jalur Gaza, dan tidak diizinkannya masuk bantuan kemanusiaan seperti yang telah disepakati," katanya.
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, merespons keras keputusan ini dan menyebutnya sebagai "pelanggaran penuh terhadap perjanjian gencatan senjata."
Baca juga: Dua Wanita Palestina Tewas dalam Serangan Israel di Tepi Barat
Ia juga menyatakan bahwa militer Israel telah diperintahkan untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi berbagai kemungkinan di Gaza.
Dampak pada Situasi Kemanusiaan
Situasi kemanusiaan di Gaza semakin memburuk seiring pelanggaran gencatan senjata. Beberapa warga Palestina tewas dan puluhan lainnya terluka oleh serangan pasukan Israel sejak gencatan senjata dimulai.
Jumlah pasien Palestina yang diizinkan keluar untuk mendapatkan perawatan medis, serta pengiriman bantuan kemanusiaan, dilaporkan lebih rendah dari yang dijanjikan dalam perjanjian.
Aktivis dan politikus Palestina Mustafa Barghouti menuduh Israel sengaja menghambat bantuan kemanusiaan dan mendukung rencana pembersihan etnis di Gaza.
“Mereka ingin membebaskan semua tawanan Israel, kemudian melanjutkan pembantaian di Gaza,” ujarnya.
Baca juga: Serangan Drone Israel di Lebanon Timur Tewaskan Enam Orang
Kritik Internasional
Pernyataan terbaru dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, turut memperkeruh suasana.
Trump menyuarakan kekhawatiran terkait keberlanjutan gencatan senjata dan menyebut bahwa AS akan mengambil peran lebih besar di Gaza. Hal ini semakin meningkatkan ketegangan antara kedua pihak.
Pejabat senior Hamas, Basem Naim, sebelumnya telah memperingatkan bahwa Israel belum memenuhi kewajibannya. Dalam pernyataannya yang dikutip dari Al Jazeera, ia mengungkapkan bahwa selama tiga minggu terakhir, pembicaraan serius telah dilakukan dengan mediator seperti Mesir, Qatar, dan AS untuk menekan Israel menghentikan pelanggaran.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini