Serangan Drone Israel di Lebanon Timur Tewaskan Enam Orang
By Cecep Mahmud
09 Feb 2025

Kantor berita nasional di Lebanon melaporkan bahwa Serangan drone Israel di Lebanon, mengakibatkan enam korban dan dua orang terluka. (foto X/@ObserveLebanon)
LBJ - Enam orang tewas dan dua lainnya terluka dalam serangan drone Israel di daerah al-Shaara dekat kota Janta, Lembah Bekaa, Lebanon timur, pada Sabtu (8 Februari). Serangan ini memperparah ketegangan di wilayah perbatasan yang sebelumnya sudah dilanda konflik.
Serangan Drone Menargetkan Lokasi Strategis
Menurut laporan Kantor Berita Nasional (NNA) milik pemerintah Lebanon, serangan tersebut terjadi di daerah al-Shaara, sebuah kawasan dekat kota Janta di wilayah Lembah Bekaa.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan itu menargetkan lokasi strategis milik kelompok Hizbullah, termasuk fasilitas produksi dan penyimpanan senjata. Pasukan Pertahanan Israel (IDF) menuduh bahwa aktivitas Hizbullah di wilayah tersebut melanggar kesepakatan gencatan senjata antara kedua negara.
“Serangan ini menargetkan lokasi yang digunakan untuk memproduksi dan menyimpan senjata strategis,” kata juru bicara IDF dalam sebuah pernyataan.
Israel menambahkan bahwa tindakan ini merupakan respons terhadap aktivitas Hizbullah yang dianggap mengancam keamanan Israel.
Baca juga: Tujuh Warga Palestina Dibebaskan dari Penjara Israel Langsung Dirawat di Rumah Sakit
Penerbangan Intensif dan Peringatan Ranjau Darat
Di waktu yang sama, pesawat tempur Israel dilaporkan melakukan penerbangan di ketinggian menengah di atas wilayah Lebanon selatan, termasuk desa Adaisseh di wilayah perbatasan. NNA melaporkan bahwa operasi peledakan juga terjadi di desa tersebut.
Sejumlah kotamadya di Lebanon bagian barat dan tengah selatan mengeluarkan peringatan kepada warga dan pengunjung mengenai keberadaan ranjau darat yang ditinggalkan pasukan Israel. Beberapa ranjau tersebut bahkan dilaporkan diubah menjadi perangkap yang ditujukan untuk warga sipil.
Gencatan Senjata yang Rapuh
Meskipun gencatan senjata antara Hamas dan Israel telah diberlakukan sejak November 2024, serangan di Lebanon terus terjadi secara sporadis. Israel menuduh Hizbullah melanggar perjanjian gencatan senjata, sementara pemerintah Lebanon menuding Israel tidak mematuhi kewajiban untuk menarik pasukannya dari wilayah Lebanon selatan.
Baca juga: Israel dan Hamas Lakukan Pertukaran Tahanan Kelima Kesepakatan Gencatan Senjata
Pemerintah Lebanon telah berulang kali mengecam aksi militer Israel di wilayah perbatasan. Sebelumnya, tenggat waktu penarikan pasukan Israel diperpanjang hingga 18 Februari 2025 setelah Israel gagal memenuhi tenggat awal. Namun, dengan adanya serangan terbaru ini, hubungan kedua negara diperkirakan semakin memburuk.
Respons dan Kecaman Internasional
Pemerintah Lebanon mengecam keras serangan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran terhadap kedaulatan nasional dan kesepakatan gencatan senjata. PBB dan negara-negara internasional telah menyerukan agar kedua pihak menahan diri guna mencegah eskalasi konflik lebih lanjut.
Namun, hingga saat ini, belum ada indikasi bahwa negosiasi damai antara Lebanon dan Israel akan dilanjutkan dalam waktu dekat. Dengan kondisi keamanan yang terus memburuk, risiko pecahnya konflik baru di perbatasan semakin besar.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini