Israel dan Hamas Lakukan Pertukaran Tahanan Kelima Kesepakatan Gencatan Senjata
By Cecep Mahmud
09 Feb 2025

Proses Pertukaran tahanan Israel dan Hamas di Deir el-Balah, Gaza tengah. (tangkap layar X/Kanal12)
LBJ - Israel dan Hamas kembali melaksanakan pertukaran tahanan pada Sabtu pagi (19 Januari), menandai pertukaran kelima yang dilakukan sejak kesepakatan gencatan senjata diberlakukan. Hamas membebaskan tiga warga Israel, sementara Israel membebaskan 183 warga Palestina yang dipindahkan ke Tepi Barat, Yerusalem Timur, dan Gaza.
Pertukaran Tahanan yang Diawasi Ketat
Hamas menyerahkan tiga warga sipil Israel kepada Komite Palang Merah Internasional dalam sebuah acara resmi yang diselenggarakan di Deir el-Balah, Gaza tengah.
Ketiga tawanan Israel yang dibebaskan adalah Eli Sharabi (52 tahun), Or Levy (34 tahun), dan Ohad Ben Ami (56 tahun). Mereka sebelumnya ditawan selama 16 bulan setelah diculik dalam serangan Hamas pada Oktober 2023.
Baca juga: AS Jual Senjata Rp120 Triliun ke Israel, Ini Dampaknya bagi Timur Tengah
Ketiganya tampak lemah dan kurus kering saat dibebaskan. Forum Sandera dan Keluarga Hilang menyatakan keprihatinan mereka atas kondisi fisik ketiga tahanan tersebut.
Dalam pernyataannya, mereka menegaskan, "Gambar-gambar ini menjadi bukti nyata bahwa tidak ada waktu untuk disia-siakan dalam upaya pembebasan sandera yang tersisa."
Setelah dibebaskan, ketiga orang tersebut segera diserahkan kepada perwira militer Israel dan dikawal kembali ke Israel oleh unit elit.
Kegembiraan dan Ketegangan di Dua Sisi
Sementara itu, dinas penjara Israel mengonfirmasi telah membebaskan 183 warga Palestina yang sebelumnya ditahan di berbagai penjara. Mereka dibawa ke wilayah Tepi Barat, Yerusalem Timur yang diduduki, dan Gaza.
Baca juga: Tolak Rencana Trump Soal Gaza, China Tegaskan Dukung Palestina
Puluhan warga Palestina yang dibebaskan disambut meriah oleh kerumunan di kota Ramallah. Namun, tujuh di antaranya harus menjalani perawatan di rumah sakit setibanya di sana.
Di antara warga Palestina yang dibebaskan adalah tokoh senior Hamas, Iyad Abu Shakhdam, yang telah menjalani hukuman selama hampir 21 tahun atas keterlibatannya dalam pemberontakan Palestina awal 2000-an. Selain itu, politisi Hamas Jamal al-Tawil juga termasuk dalam daftar tahanan yang dibebaskan.
Gencatan Senjata yang Rapuh
Pertukaran ini merupakan bagian dari tahap pertama kesepakatan gencatan senjata yang dimulai sejak 19 Januari dan direncanakan berlangsung hingga awal Maret.
Selama periode ini, sebanyak 33 tawanan Israel dan hampir 2.000 tahanan Palestina dijadwalkan untuk dibebaskan secara bertahap. Namun, kelanjutan kesepakatan tersebut menghadapi tantangan besar akibat usulan Presiden AS Donald Trump yang menginginkan pengusiran warga Palestina dari Gaza.
Sejauh ini, 18 tawanan Israel dan 550 warga Palestina telah dipertukarkan. Namun, tahap kedua dan ketiga kesepakatan masih belum jelas karena ketegangan yang terus meningkat di wilayah tersebut.
Baca juga: Israel dan Hamas Kembali Tukar Sandera, 183 Warga Palestina Dibebaskan
Serangan di Tepi Barat dan Ketidakpastian Negosiasi
Menjelang pembebasan, militer Israel dilaporkan melakukan serangkaian penggerebekan di Tepi Barat terhadap rumah keluarga beberapa warga Palestina yang akan dibebaskan.
Langkah ini menuai kritik dan dapat mempersulit negosiasi tahap kedua kesepakatan, yang mengharuskan Hamas untuk membebaskan tawanan yang tersisa.
Dikhawatirkan bahwa Hamas enggan melepaskan pengaruh tawanan yang mereka miliki jika ancaman pengusiran massal terhadap warga Palestina terus berlanjut. Pejabat Amerika Serikat juga menyatakan keraguan terhadap implementasi tahap ketiga, yang mencakup rekonstruksi Gaza.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini