Trump Serukan Pembatalan Gencatan Senjata Gaza Jika Tawanan Israel Tak Dibebaskan
By Cecep Mahmud
11 Feb 2025

Hamas tunda pembebasan tawanan, Trump serukan pembatalan gencatan senjata. (foto X/@whitehouse)
LBJ - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengusulkan pembatalan gencatan senjata di Gaza antara Israel dan Hamas jika semua tawanan Israel tidak dibebaskan sesuai jadwal pada hari Sabtu mendatang. Pernyataan tersebut disampaikan di Ruang Oval, Senin (10/2), dan menambah ketegangan baru di tengah proses gencatan senjata yang rapuh.
Trump: "Sabtu Pukul 12 Siang, Semua Tawanan Harus Dibebaskan"
Dalam konferensi persnya, Trump dengan tegas menetapkan batas waktu bagi Hamas untuk membebaskan seluruh tawanan Israel.
“Menurut saya, jika semua sandera tidak dikembalikan paling lambat Sabtu pukul 12 siang, saya akan katakan, batalkan saja dan semua taruhan batal serta biarkan kekacauan terjadi,” kata Trump kepada wartawan.
Ia menegaskan bahwa pembebasan harus dilakukan sekaligus, tanpa bertahap.
“Tidak sedikit-sedikit, tidak dua, satu, tiga, empat, dan dua, paling lambat Sabtu pukul 12. Dan setelah itu, menurut saya, kekacauan akan terjadi,” tambahnya.
Baca juga: Hamas Tunda Pertukaran Tawanan, Tuduh Israel Langgar Gencatan Senjata
Ketika ditanya apakah AS akan sepenuhnya menarik diri dari keterlibatan mediasi setelah batas waktu itu, Trump hanya menjawab singkat, “Kita lihat apa yang terjadi.”
Ancaman Pemotongan Bantuan ke Yordania dan Mesir
Trump juga mengancam akan mempertimbangkan penghentian bantuan ke Yordania dan Mesir jika kedua negara tersebut menolak menerima pemindahan warga Palestina dari Gaza.
“Tentu, kenapa tidak? Kalau tidak, saya mungkin akan menahan bantuan, ya,” ujar Trump.
Menurutnya, Raja Yordania dan negara-negara lain akan menerima rencana tersebut karena memiliki “hati yang baik”. Namun, pernyataan ini memicu kritik dari berbagai kelompok HAM yang menilai pemindahan paksa warga Palestina bertentangan dengan hukum internasional.
Hamas Tangguhkan Pembebasan Tawanan
Di tengah tekanan dari AS, Hamas tetap pada pendiriannya untuk menangguhkan pembebasan tawanan Israel hingga Israel memenuhi seluruh kewajiban dalam kesepakatan gencatan senjata.
Baca juga: Israel dan Hamas Lakukan Pertukaran Tahanan Kelima Kesepakatan Gencatan Senjata
Brigade Al-Qassam, sayap bersenjata Hamas, mengumumkan pada hari Senin bahwa pelanggaran Israel atas empat poin utama dalam perjanjian menjadi alasan penangguhan tersebut.
“Kami telah sepenuhnya memenuhi komitmen kami, tetapi Israel justru melanggar kesepakatan,” tegas perwakilan Hamas.
Latar Belakang dan Tahap Gencatan Senjata
Kesepakatan gencatan senjata tiga tahap telah diberlakukan sejak 19 Januari lalu dan berhasil menghentikan konflik bersenjata yang menewaskan lebih dari 48.000 orang di Gaza. Pada tahap pertama, 33 tawanan Israel akan dibebaskan sebagai bagian dari pertukaran dengan tahanan Palestina. Namun, hingga pekan ini, tahap keenam dari proses pertukaran tersebut belum terlaksana.
Tuduhan Kejahatan Perang terhadap Israel
Sementara itu, situasi di Jalur Gaza semakin diperumit dengan langkah hukum yang diambil oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC). Pada November tahun lalu, ICC mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant atas dugaan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan. Israel juga tengah menghadapi kasus genosida di Pengadilan Internasional terkait operasi militernya di Gaza.
Prospek Keberlanjutan Gencatan Senjata
Dengan tekanan internasional yang meningkat dan sikap keras dari Trump, kelangsungan gencatan senjata kini berada dalam posisi yang rapuh. Mediator seperti Mesir dan Qatar terus mencoba menengahi kedua belah pihak untuk mencegah kembalinya eskalasi kekerasan. Namun, jika batas waktu yang ditetapkan Trump tidak dipenuhi, besar kemungkinan konflik bersenjata akan kembali berkobar.***
Update Cepat, Info Lengkap! Join Whatsapp Channel Kami Klik Disini